Keadaan unit penangkapan ikan Kota Serang a

6.1.2 Keadaan unit penangkapan ikan Kota Serang a

Unit Penangkapan Jaring Payang Alat penangkapan ikan jaring payang di Kota Serang dioperasikan menggunakan kapal motor dengan bahan kayu jati Tectona grandis. Kapal yang digunakan memiliki ukuran panjang 9,5 m ; lebar 2,2 m ; dalam 0,8 m. Mesin kapal yang digunakan memiliki kekuatan 20 PK jenis outboard. Jenis hasil tangkapan jaring payang di Kota Serang antara lain ikan tongkol Euthynnus sp, tenggiri Scomberomerus commersoni, teri Stolephorus indicus, peperek Mene maculate, tembang Clupea fimbriata, kembung Rastrelliger, kuwe Caranx sp, selar Caranx leptolepis, belanak Mugil cephalus, lemuru Clupea longiceps, bawal hitam Formio niger. Alat tangkap payang di PPP Karangantu terdiri atas sayap yang terbuat dari polyethylene PE, badan jaring dan kantong yang terbuat yang terbuat dari polyprophylene PP, tali ris atas, tali ris bawah dan tali selambar yang terbuat dari polyethylene PE masing-masing berdiameter 5 mm, 7 mm dan 12 cm, pelampung yang terbuat dari bambu dan pemberat batu. Konstruksi dan spesifikasi jaring payang dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 18. Proses pengoperasian payang di PPP Karangantu dilakukan one day fishing. Nelayan berangkat menuju fishing ground sekitar pukul 05.00 pagi hari. Waktu yang dibutuhkan menuju fishing ground sekitar 1-2 jam tergantung jarak yang ditempuh. Operasi penangkapan ikan dilakukan 3-5 kali dalam satu trip. Pengoperasian payang dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap persiapan, penentuan fishing ground, penurunan jaring setting dan pengangkatan jaring hauling. Tahap persiapan antara lain persiapan bahan bakar, pengecekan mesin, perbekalan makanan, es, air tawar, dan keperluan melaut lainnya. Selama diperjalanan menuju fishing ground dilakukan penataan alat tangkap. Penetuan fishing ground dilakukan dengan melihat adanya gerombolan ikan. Saat terlihat gerombolan ikan selanjutnya dilakukan penurunan jaring. Penurunan jaring dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, diikuti tali selambar kanan, kemudian sayap kanan dan badan jaring dimana ujung tali selambar kanan masih tetap berada pada perahu. Saat penurunan sayap, nelayan lain melemparkan pemberat dan pelampung secara berurutan agar tidak terbelit dengan jaring. Selanjutnya dilakukan penurunan kantong dan sayap kiri sampai bertemu dengan pelampung tanda awal. Waktu yang dibutuhkan untuk setting adalah 20-30 menit. Sayap Pelampung Tali Ris Bawah Pemberat Tali Ris Atas Badan Jaring Tali selambar Kantong 1. Kantong : L = 4,5 m, = 1 mm, polyprophylenePP 2. Badan jaring : L = 9 m, = 4 mm, polyprophylenePP 3. Sayap bagian atas : L = 120 m, lebar = 22,5 m, = 12 cm, PE 4. Sayap bagian bawah : L = 70 m, lebar = 22,5 m, = 12 cm, PE 5. Tali ris atas : L= 120 m, Ф = 5 mm, PE 6. Taliris bawah : L = 70 m, Ф = 7 mm, PE 7. Tali selambar : L = 10 m, Ф = 12 mm, PE 8. Pelampung : bambu, L = 1 m, Ф = 10 cm 9. Pemberat : batu, berat = 1,5 kg, Sumber : Hasil wawancara Gambar 18 Konstruksi jaring payang Ketika gerombolan ikan diperkirakan sudah masuk ke dalam kantong, selanjutnya dilakukan tahap hauling. Tahap ini dimulai dengan pengangkatan sayap kiri dan sayap kanan secara bersamaan. Saat proses hauling diusahakan posisi kantong berada di tengah. Pengangkatan jaring dilakukan secara perlahan, setelah sampai badan jaring pengangkatan jaring dipercepat. Hal ini dilakukan untuk mencegah ikan yang meloloskan diri. Pada saat pengangkatan jaring, ada nelayan yang bertugas menyusun pemberat dan pelampung secara teratur untuk proses setting selanjutnya. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 40 menit – 1 jam. diinginkan sekitar 10-15 m. Perendaman jaring dilakukan selama 1-1 ଵ ଶ b Unit Penangkapan Bagan Perahu Bagan perahu termasuk jenis alat penangkapan ikan yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat. Bagan perahu di PPP Karangantu menggunakan kapal motor. Ukuran kapal yang digunakan yaitu 14 m x 9 m dengan dalam 4 m. Mesin yang digunakan jenis motor tempel inboard dan menggunakan bahan bakar solar. Jumlah nelayan bagan perahu biasanya sekitar 4-5 orang. Jenis hasil tangkapan bagan perahu di Kota Serang antara lain ikan teri Stolephorus indicus, peperek Mene maculate, tembang Clupea fimbriata, kembung Rastrelliger, kuwe Caranx sp, selar Caranx leptolepis, belanak Mugil cephalus, layang Decapterus russeli , lemuru Clupea longiceps, bawal hitam Formio niger. Alat tangkap bagan perahu terdiri atas lampu, jaring bagan dari waring atau polyprophylene, bingkai yang terdiri dari palang waring dari bambu dan pipa palang waring dari besi, roller dari kayu, anjang-anjang dari bambu. Konstruksi dan spesifikasi bagan perahu dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 19. Proses pengoperasian bagan perahu meliputi persiapan, setting, perendaman, hauling , kembali ke fishing base. Tahap awal melakukan persiapan keberangkatan, yaitu pemeriksaan kapal, mesin, alat tangkap, lampu, memeprsiapkan kebutuhan perbekalan seperti bahan makanan, bahan bakar, air tawar. Nelayan berangkat menuju fishing ground sekitar pukul 15.30 sore. Perjalanan menuju fishing ground sekitar 1-2 jam. Saat tiba di fishing ground mesin kapal dimatikan, kemudian lampu dan mesin generator mulai dinyalakan dan nelayan memperhatikan keberadaan gerombolan ikan di perairan untuk menentukan waktu penurunan jaring. Saat gerombolan ikan sudah terlihat di perairan, jaring mulai diturunkan dengan pemasangan waring ke palang waring bambu. Bagian sisi kanan dan sisi kiri waring diikatkan pada palang waring. Waring yang sudah terikat pada palang waring diturunkan ke dalam air. Jika seluruh waring telah berada di dalam air, selanjutnya pipa palang waring besi langsung diceburkan ke dalam air bersamaan dengan pemutaran roller untuk menenggelamkan seluruh waring hingga kedalaman yang jam sambil nelayan memperhatikan gerombolan ikan di sekitar cahaya lampu. Bagan perahu tampak depan 1. Jaring bagan : waring atau polyprophylene, L = 7,5 m, lebar = 7,5 m, tinggi = 7,5 m, = 0,5 mm 2. Bingkai : a Palang waring : bambu, Ф = 11 cm, L = 12 m b Pipa palang waring : paralon 3. Roller : kayu, Ф = 13 cm, L = 15 m = 18 buah Bagan perahu tampak atas 1 2 4 5 3 , Ф = 6,5 cm, L = 13 m 4. Anjang-anjang : bambu, Ф = 10 cm bagian ujung atas dan 15 cm bagian ujung bawah 5. Lampu : tipe lampu pijar; daya = 500-600 watt, ∑ Sumber : Hasil wawancara Gambar 19 Konstruksi bagan perahu Setelah gerombolan ikan terkumpul disekitar cahaya lampu, kemudian semua r satu hingga tersisa satu lampu yang tetap menyala. Hal ini dimaksudkan agar gerom Pengangkatan waring dilakukan secara perlah asuk ke ng di Pelabuhan Perikanan operasi penangkapan ikan dengan m selar Carank leptolepis, layang Decapterus russeli, ekor kuning Caesio cunning. lampu dimatikan satu pe bolan ikan berkumpul pada cahaya lampu tersebut. an, ketika waring mendekati permukaan air kecepatan pengangkatannya ditingkatkan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Waring diangkat hingga berada di atas permukaan air, lalu dilakukan pengangkatan hasil tangkapan menggunakan alat bantu serok. Hasil tangkapan yang diperoleh dimasukkan ke dalam keranjang atau basket kemudian dilakukan proses penyortiran berdasarkan jenis ikan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses hauling sekitar 20 menit. Setiap kali melakukan operasi penangkapan, nelayan melakukan penurunan waring sebanyak 4-8 kali. Setelah proses operasi penangkapan selesai, nelayan kembali menuju fishing base pada pukul 5 pagi. c Unit Penangkapan Pancing Kotrek Alat penangkapan ikan pancing merupakan jenis alat tangkap yang term dalam kelompok Hook and lines. Alat tangkap panci Pantai Karangantu biasanya menggunakan jenis kapal motor dalam melakukan enggunakan bahan bakar solar. Lama satu trip alat tangkap pancing di PPP Karangantu adalah 4-5 hari, sehingga nelayan pancing membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi. Sebelum melakukan operasi penangkapan ikan, nelayan membuat suatu rumpon yang didiamkan selama 6 bulan kemudian baru melakukan operasi penangkapan di rumpon tersebut. Alat tangkap pancing di PPP Karangantu merupakan jenis pancing kotrek hand line, terdiri atas roller , tali utama main line dan tali cabang branch line dari bahan PA monofilament , mata pancing hook dari besi, kili-kili swivel dari bahan baja dan besi, pemberat dari bahan besi, pelampung dari styrofoam dan pemberat berupa batu kali. Pengoperasian pancing biasanya dilakukan oleh 6-7 orang nelayan. Jenis hasil tangkapan pancing kotrek di Kota Serang antara lain ikan tongkol Euthynnus sp, tenggiri Scomberomerus commersoni, kembung Rastrelliger, kuwe Caranx sp, 1. Penggulung 2. Kili-kili swivel : baja dan besi 3. Tali utama main line : PA monofilament, L = 125 m 4. Tali cabang branch line : PA monofilament, L = 30 cm 5. Pemberat : besi ng sutra, tali rafia, bulu-bulu an = no 7, 9, 13, ∑ = 8 buah i pancing kotrek kap pancing kotrek dilakukan selama 3 hari dalam satu trip. Nelayan berangkat yang telah dipasang sebelumnya di fishing ground dengan waktu tempuh sekitar 4,5 - 5 jam. Ketika tiba di fishing elompok jaring insang tetap atau set gillnet . Jaring rajungan digunakan untuk menangkap rajungan, termasuk kelompok Konstruksi dan spesifikasi pancing kotrek dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 20. 6. Umpan : bena 7. Mata pancing hook : besi, ukur Sumber : Dimodifikasi dari Yuliana 2009 Gambar 20 Konstruks Proses pengoperasian alat tang pada pukul 05.00 WIB menuju rumpon ground mesin kapal dimatikan dan jangkar diturunkan, setelah itu nelayan melakukan pemancingan. Pancing kotrek menggunakan umpan buatan dari benang sutra atau tali rafia yang diikatkan dekat dengan mata kail. Hasil tangkapan pancing yang diperoleh diletakkan di keranjang dan dipisahkan berdasarkan jenis ikan. d Unit Penangkapan Jaring Rajungan Jaring rajungan diklasifikasikan ke dalam k gan hasil tangkapan utamanya tertangkap deng bahan yang diguna iapan yang dilakukan antara lain pe jaring puntal atau entangle net, karena rajun an cara terpuntal atau terbelit bagian tubuhnya pada badan jaring. Kapal jaring rajungan di PPP Karangantu memiliki dimensi panjang total L OA 9,5 m, lebar B 2,2 m dan draft d 0,8 meter. Bahan utama penyusun kapal adalah kayu jati Tectona grandis . Tonase kapal jaring rajungan sekitar 1 GT. Pada umumnya kapal jaring rajungan yang digunakan oleh nelayan di PPP Karangantu adalah jenis kapal motor tempel dengan tenaga penggerak 20 PK dengan bahan bakar solar. Kapal jaring rajungan tidak memiliki palka. Hasil tangkapan yang didapat tidak langsung dilepaskan dari jaring namun tetap dibiarkan menyangkut pada jaring hingga kapal mendarat. Hasil tangkapan dilepaskan dari jaring setelah sampai di darat. Alat tangkap jaring rajungan terdiri atas badan jaring dari bahan PA monofilament , tali ris atas dan tali ris bawah dari bahan PE multifilament, pelampung terbuat dari bahan karet sandal dan pemberat dari timah hitam atau Pb. Pemberat tam kan saat pengoperasian jaring rajungan oleh nelayan PPP Karangantu adalah dua batu kali dengan berat masing-masing 3,5 kg. Batu pemberat dililitkan dengan tali pelampung tanda sepanjang 5 m sehingga panjang tali pelampung tanda sebesar 30 m. Batu pemberat berfungsi sebagai pembentuk jaring supaya berbentuk melengkung dan sebagai penahan jaring terhadap arus laut yang dipasang pada pertengahan tali pelampung tanda. Bentuk jaring rajungan saat berada di perairan memiliki bentuk yang melengkung, hal ini bertujuan supaya rajungan yang terkejut tidak dapat melarikan diri ke arah ataspermukaan. Konstruksi dan spesifikasi jaring rajungan dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 21. Pengoperasian jaring rajungan dimulai pada pukul 00.30 WIB. Persiapan sebelum menuju fishing ground dilakukan di fishing base sekitar pukul 23.30 – 00.15 WIB dan memerlukan waktu sekitar 30 – 45 menit. Pers rsiapan jaring, perbekalan seperti makanan, minuman, bahan bakar dan air tawar, pemeriksaan keadaan kapal, mesin dan persediaan bahan bakar. Dalam melakukan operasionalnya, nelayan membawa tiga piece jaring rajungan. Jaring rajungan saat berada di perairan. Jaring rajungan dalam posisi tegak 1. Badan jaring : PA Monofilament berwarna putih transparan, = 4 inchi, Ф = 0,3 mm 2. Tali ris atas : PE Multifilament L = 1.000 m, Ф = 0,3 mm, arah pilinan = Z Tali ris bawah : PE Multifilament, L = 1.000 m, Ф = 0,3 mm, arah pilinan = Z 3. Pelampung : karet sandal, bentuk = bulat, ∑ = 1 piece = 70 buah, Ф = 5 cm, jarak = 1,5 m 4. Tali pelampung : PE multifilament, Ф = 0,25 m, arah pilinan = S 5. Pemberat : timah hitam atau Pb, 5 cm, L = 1,5 cm, 6. Tali pemberat : bahan : PE M S, L = 1.000 m, berukuran 20 cm × 10 cm × 30 berat = 1,8 gram, ∑ = 1 piece = 3 kg, Ф = 0, ultifilament ; diameter 0,25 m; arah pilinan = jarak antar pemberat = 20 cm 7. Pelampung tanda : ∑ = 2 buah, bahan = Styrofoam, bentuk = persegi panjang cm 8. Tiang pelampung tanda : bambu, 5 cm 9. Tali pelampung tanda : PE Multifilament, L = 30 m, Ф = 0,6 cm 10. Pemberat tambahan : batu = 3,5 kg Sumber : Dimodifikasi dari Aminah, 2010 Gambar 21 Desain dan konstruksi jaring rajungan gan antara lain di Pulau Tunda memerlukan waktu jam 30 menit dan Pulau Pamujan memerlukan waktu ing ground dilakukan berdasarkan cuaca dan pengalaman nelayan. S diawali dengan menurunkan batu pemberat, pelam mberat terakhir, kemudian kapal menuju ke fishing base. n lain sebagainya. pus terdiri atas badan jaring dari bahan PA monofilament, tali ris atas dan multifilament , pelampung dari bahan plastik dan pem Daerah penangkapan rajun sekitar 2 jam sampai dengan 2 sekitar 30 menit. Penentuan fish etelah tiba di fishing ground kecepatan kapal dikurangi dan nelayan memastikan di wilayah tersebut tidak terdapat pelampung tanda milik unit penangkapan lain. Setelah itu jaring rajungan mulai dioperasikan dengan penurunan jaring setting terlebih dahulu. Penurunan satu jaring dilakukan nelayan pemilik dan dibantu oleh nelayan lain berjumlah 4 orang. Proses ini membutuhkan waktu sekitar ± 5 menit. Saat setting dilakukan mesin kapal tetap dinyalakan dengan kecepatan rendah, agar jaring dapat terbentang sempurna. Proses setting pung tanda pertama, diikuti dengan badan jaring piece pertama sampai piece terakhir, kemudian pelampung tanda kedua dan pemberat. Proses terakhir yaitu penurunan batu pemberat terakhir, disusul dengan penurunan tali selambar dan pelampung tanda. Proses selanjutnya yaitu drifting. Drifting membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Tahap selanjutnya dari metode pengoperasian jaring rajungan adalah pengangkatan jaring hauling. Pengangkatan jaring hauling diawali dengan mengangkat pelampung tanda pertama, batu pemberat pertama diikuti dengan badan jaring, pelampung tanda dan pe Proses pengambilan hasil tangkapan dan penyortiran dilakukan di fishing base. Proses hauling membutuhkan waktu sekitar ± 30 menit. e Unit Penangkapan Jaring Rampus Jaring rampus digunakan untuk menangkap ikan kembung. Hasil tangkapan sampingan dari jaring rampus antara lain udang, kurisi, belanak da Jaring ram tali ris bawah yang terbuat dari bahan PE berat dari timah. ki dalam 1 meter. Jenis tenaga penggerak yang digunakan oleh pe kemudian diikuti dengan menuru penarikan jaring, melepas ikan yang te Jaring rampus biasanya dioperasikan menggunakan jenis perahu motor, terbuat dari kayu jati Tectona grandis. Ukuran perahu adalah panjang 10 meter, lebar 2,6 meter dan memili rahu jaring rampus adalah motor outboard, Berbahan bakar solar. Setiap melakukan operasi penangkapan ikan dibutuhkan solar sebanyak 10-12 liter. Jenis hasil tangkapan jaring rampus di Kota Serang antara lain ikan layur Trichiurus savala , cucut Sphyrna blochii, kerapu Epinephelus, manyung Arius thalassinus, kurisi Nemipterus nemata, kakap Lutjanus. Konstruksi dan spesifikasi jaring rampus dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 22. Pengoperasian alat tangkap jaring rampus biasanya dilakukan sekitar jam 4 pagi. Setelah tiba di daerah penangkapan ikan atau fishing groudnd, setting dilakukan dengan menurunkan pelampung tanda, nkan tali selambar, jaring, pemberat hingga pelampung tanda terakhir. Waktu yang dibutuhkan untuk setting sekitar 30-45 menit. Drifting adalah membiarkan jaring terhanyut di perairan. Drifting berlangsung 1-2 jam. Setelah proses drifting selesai, selanjutnya hauling dilakukan selama 1-1,5 jam. Dalam proses hauling dilakukan rtangkap dari jaring, dan merapikan posisi jaring agar tidak terbelit. Kegiatan tersebut dilakukan oleh 3-4 orang nelayan. Proses setting yang dilakukan dalam setiap trip sekitar 4-6 kali tergantung dari daerah penangkapan dan musim. Jaring rampus saat berada di perairan Pelampung tanda Badan jaring Tali Pelampung Tali jangkar Tali ris Pelampung Jangkarbatu Pemberat Tali ris bawah Jaring rampus dalam posisi tegak 1. Badan jaring : PA monofilament, = 2-3 14 inchi, L = 1 piece = 45 m, 27 piece x 45 m = 1.215 m, lebar = 4 m 2. Tal iris atas : PE multifilament, L = 45 m, Ф = 5-6 mm 3. Tal iris bawah : PE multifilament, L = 38 m, Ф = 3 mm 4. Pelampung : fiber dan sandal, bentuk = oval, ∑ = 1 piece = 78 buah, jarak antar pelampung = 60 cm 5. Pemberat : timah, berat = 1 piece = 2 - 3 kg, ∑ = 28 buah, jarak antar pelampung = 22 cm Sumber : Dimodifikasi dari Yuliana 2009 Gambar 22 Konstruksi Jaring rampus f Unit Penangkapan Jaring Dogol Alat penangkapan ikan jaring dogol termasuk ke dalam kelompok pukat kantong Bag seine nets. Dalam melakukan pengoperasian dogol, digunakan kapal motor dengan mesin tempel. Perahu yang digunakan terbuat dari kayu dengan ukuran 12 m x 4 m dengan dalam 2 m. Bahan bakar yang digunakan yaitu solar. Jenis hasil tangkapan jaring dogol di Kota Serang antara lain ikan pari Taeniura lymna, layur Trichiurus savala, cucut Sphyrna blochii, kerapu Epinephelus, manyung Arius thalassinus , kurisi Nemipterus nemata, kakap Lutjanus. Alat tangkap dogol terdiri atas sayap, badan jaring, kantong dari polyethylene PE, tali ris atas, tali ris bawah dan tali selambar yang terbuat dari bahan polyethylene PE, pelampung yang terbuat dari bahan plastik dan pemberat yang terbuat dari bahan timah. Konstruksi dan spesifikasi jaring dogol dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 23. Pengoperasian alat tangkap dogol meliputi empat tahap, yaitu penentuan fishing ground , setting, hauling dan penyortiran hasil tangkapan. Nelayan berangkat melaut sekitar pukul 05.00 pagi menuju fishing ground dan pukul 15.00 sore nelayan sudah menuju fishing base. Nelayan alat tangkap jaring dogol biasanya berjumlah 7 orang. Tahap pertama kali yang dilakukan saat pengoperasian jaring dogol yaitu menentukan fishing ground. Penentuan ini dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan. Adanya proses melingkarkan gerombolan ikan, kemudian nelayan mulai menurunkan pelampung tanda yang diikatkan pada ujung tali selambar ke laut. Penurunan pelampung tanda diikuti dengan penurunan jaring dan kapal bergerak maju secara perlahan membentuk lingkaran ke arah kanan. Setelah itu dilakukan penurunan sayap kanan jaring, badan jaring, sayap kiri jaring serta pelampung secara bersamaan hingga kapal kembali mencapai pelampung tanda. Saat proses setting telah selesai kemudian jaring didiamkan selama 5-10 menit. Tahap kedua yaitu proses hauling dengan melakukan penarikan pelampung tanda ke atas perahu. Saat penarikan jaring mesin kapal dimatikan kemudian jangkar kapal diturunkan hingga dasar perairan. Penarikan jaring nelayan menggunakan alat bantu mesin gardan. Penarikan dimulai dari tali selambar, sayap, badan jaring dan kantong. Tahap terakhir yaitu pengangkutan hasil tangkapan dari kantong jaring ke dalam keranjang yang berbeda disesuaikan dengan jenis ikan. Pelampung Tal iris atas Pelampung tanda Tal iris bawah Pemberat Tali selambar Kantong Badan Sayap 1. Sayap : bahan PE; = 7 inchi, L = 50 m, lebar = 13 m 2. Badan jaring : PE, = 5 inchi, L = 15 m, lebar = 10 m 3. Kantong : PE, = 1 inchi, L = 4 m, lebar = 2 m 4. Pelampung : plastik 5. Pemberat : timah; berat = 12 kg, ∑ = 35 buah 6. Tali selambar : PE, L = 1.000 m, Ф = 1,5 m 7. Tali ris atas : PE, L = 15 m, Ф = 12 mm 8. Tali ris bawah : PE, L = 25 m, Ф = 30 mm Sumber : Dimodifikasi dari Yuliana 2009 Gambar 23 Konstruksi jaring dogol

6.2 Keadaan Ekonomi Provinsi Banten dan Kota Serang