4
dan peserta didik. Keadaan
ini disebabkan peserta didik hanya mendengarkan, dan mencatat penjelasan dari guru, sehingga siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran, meskipun guru sangat aktif memberikan materi dengan baik.
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Pengolahan Makanan Kontinental
selama ini adalah ceramah, diskusi, presentasi, dan praktik, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran kurang optimal dan nilai
KKM siswa yang belum tercapai secara maksimal. Oleh sebab itu perlu metode pembelajaran kooperatif yang menjadikan pembelajaran pengolahan
makanan kontinental menjadi lebih aktif, salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD Student Teams Achievement Divisions.
Model pembelajaran STAD diterapkan dengan beberapa metode antara lain diskusi, tanya jawab, serta pembahasan materi pelajaran secara
berkelompok. Model pembelajaran STAD merupakan suatu konsep belajar yang mengajarkan siswa untuk berdiskusi dan membahas materi pelajaran
secara kelompok, namun pada saat latihan dan tes kemampuan para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan tugas dan
soal latihan. Dengan diterapkannya model pembelajaran STAD diharapkan
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung lebih aktif, dan kemampuan
5
siswa dalam memahami materi pelajaran pengolahan makanan kontinental menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mengangkat judul tentang “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe “STAD” dalam upaya
meningkatkan pemahaman mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental pada siswa kelas X jasa boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam meningkatkan kualitas belajar dan penguasaan materi pelajaran pengolahan makanan kontinental ditemukan permasalahan yangterjadi
dalam proses pembelajaran. Masalah – masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Masih kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran Pengolahan Makanan Kontinental kelas X jasa boga
SMKN 4 Yogyakarta. 2. Masih kurangnya keaktifan siswa kelas X jasa boga dalam proses
pembelajaran Pengolahan Makanan Kontinental 3. Perlu dikembangkannya metode pembelajaran kooperatif khususnya
tipe STAD yang digunakan saat proses pembelajaran Pengolahan Makanan Kontinental kelas X jasa boga SMK 4 Yogyakarta, agar siswa
diharapkan lebih aktif dan memahami materi pembelajaran .
6
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan, penelitian ini lebih tertuju tentang pembahasan masalah peningkatan pemahaman dan keaktifan siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental kelas X jasa boga SMK N 4 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa
identifikasi masalah
diatas maka
permasalahan yang akan dikaji adalah: 1.
Apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada mata pelajaran pengolahan makanan
kontinental kelas X jasa boga SMK Negeri 4 Yogyakarta? 2.
Apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pengolahan makanan
kontinental kelas X jasa boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui penerapan model pembelajaran STAD dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran pengolahan
makanan kontinental kelas X jasa boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta. 2.
Mengetahui penerapan model pembelajaran STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pengolahan
makanan kontinental kelas X jasa boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
7
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu : 1.
Secara Teoritis Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model STAD
sebagai model pembelajaran yang dapat mempermudah dalam meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan referensi apabila menjadi pendidik agar tepat dalam memberikan pembelajaran yang
membantu siswa lebih mudah dalam belajar. b. Bagi guru , penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan
pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya untuk meningkatkan pemahaman materi.
c. Bagi pihak sekolah : penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas
proses pembelajaran
serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat proses pemberian materi kepada peserta
didik, sehingga tujuan pembelajaran disekolah dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses atau cara untuk mendalami sesuatu dengan sungguh –
sungguh. Diartikan proses karena pembelajaran merupakan suatu perbuatan yang berkesinambungan antara sebelum dan sesudah
tindakan.2005: 17
Untuk selanjutnya, pengertian pembelajaran menurut Jogiyanto HM. 2006: 12 bahwa pembelajaran terjadi ketika seseorang
berubah karena suatu kejadian dan perubahan yang teradi bukan karena perubahan secara alami atau karena menjadi dewasa yang
dapat terjadi dengan sendirinya atau perubahannya sementara saja, tetapi lebih karena reaksi dari situasi yang dihadapi.
Pada dasarnya pembelajaran sebagai proses yang didalamnya terjadi interaksi dan komponen- komponen pembelajaran. Komponen
pembelajaran tersebut secara terpadu saling berinteraksi jalani suatu rangkaian keseluruhan kesatuan dalam mencapai tujuan
Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan bantuan