menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca Tarigan,2008.
Cara yang paling efektif untuk meningkatkan minat baca adalah menciptakan kondisi cinta baca. Minat membaca akan berkembang
dengan baik jika melibatkan berbagai pihak secara bersama-sama, selaras, dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Agar mampu membaca
dengan baik, hal yang penting adalah membaca itu merupakan suatu kebutuhan, didasari perasaan senang, rasa ketertarikan terhadap
membaca, usaha untuk menjadikan minat membaca siswa berkembang dengan baik dan siswa tetap menjaga dan memelihara kebiasaan
membaca tersebut, serta dengan apa yang telah diperoleh dengan membaca kita harapkan siswa dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Guna meningkatkan minat baca ada banyak cara yang perlu
dilakukan, termasuk diantaranya seperti yang dikemukakan Tarigan 2008:108 adalah: Pertama, berusaha untuk selalu menyediakan waktu
untuk membaca secara rutin. Haruslah kita sadari bahwa orang yang dapat membaca dengan baik adalah orang yang biasa berpikir dengan
baik pula. Kedua, biasakanlah untuk dapat memilih bacaan yang baik dan kita butuhkan. Masalah yang sering kita hadapi adalah kita belum
dapat memilih buku bacaan yang baik, juga karena terbentur oleh sempitnya waktu hingga kita tidak dapat membaca buku dalam jumlah
yang banyak, oleh karena itu diperlukan keterampilan dalam memilih bahan bacaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Hariadi 2000, dengan judul “ Minat Baca Siswa SMK Kelompok Teknologi dan
Industri dalam Kaitannya Dengan Prestasi Belajar di Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta”. Berdasarkan analisis hipotesis pertama,
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara minat baca X dengan prestasi belajar Y. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya
koefisien korelasi r
xy
sebesar 0,429 sedangkan r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan N=354 sebesar 0,1049. Karena r hitung lebih
besar dari r tabel 0,4920,1049 ini berarti Ha diteriman dan Ho ditolak. Hasil pengujian hipotesis dengan koefisien korelsi sebesar 0,492. Dari
hasil tersebut dapat diinterpresentasikan ada hubungan antara minat baca siswa SMK Kelompok Teknologi dan Industri dalam kaitannya dengan
prestasi belajar di Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tingkat hubungan sedang.
2. Tingkat Prestasi Belajar Teori dan Praktik Program Studi Keahlian
Jasa Boga di SMK N 1 Sewon
Hasil perhitungan diketahui bahwa frekuensi prestasi belajar teori normatif pada kategori baik dan kurang masing-masing sebanyak 17
orang 15, dan frekuensi prestasi belajar teori normatif yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 79 orang 69,9. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kecenderungan prestasi belajar teori normatif berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 79 orang 69,9.
Sementara itu, frekuensi prestasi belajar praktik produktif pada kategori baik sebanyak 27 orang 23,9, frekuensi prestasi belajar
praktik produktif yang termasuk pada kategori cukup sebanyak 67 orang 59,3, dan frekuensi prestasi belajar praktik produktif yang
termasuk pada kategori kurang sebanyak 19 orang 16,8. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan prestasi belajar praktik produktif
berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 67 orang 59,3. Mekanisme pembelajaran di SMK N 1 Sewon berupa teori dan
praktik yang dialokasikan dalam setiap mata pelajaran. berdasarkan hasil pra survey di SMK N 1 Sewon pelajaran teori dan praktik berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Pelajaran teori program studi keahlian jasa boga kelas X dan XI antara lain: Agama, PKNs, Bahasa Indonesia,
Penjaskes, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Kewirausahaan.
Sedangkan pelajaran praktik program studi keahlian jasa boga kelas X meliputi: MKPJ Melakukan Komunikasi dalam Pelayanan Jasa,
Kontinental, Oriental, Melayani Makan dan Minum, MPP Melakukan Persiapan Pengolahan, Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Hygiene Sanitasi. Sedangkan pelajaran praktik program studi keahlian jasa boga XI meliputi: Melakukan Perencanaan Hidangan Harian untuk
Meningkatkan Kesehatan. Kontinental, Oriental, Melayani Makan dan Minum, Pengolahan Kue dan Roti, Melakukan Pengolahan Usaha Jasa
Boga.
Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa ialah minat membaca siswa,
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Tirtonegoro 2001:43, berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian dari usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentul simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh
setiap peserta didik dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Arikunto 2005:276, pengertian prestasi belajar adalah gambaran yang
mencerminkan sejauh mana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan di setiap bidang studi. Dalam hal ini misalnya sejauh mana
siswa telah menguasai standar kemampuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sebuah pengukuran yaitu berupa evaluasi.
Peningkatan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan prestasi belajar hingga saat ini terus diupayakan. Hal ini dikarenakan pestasi
belajar merupakan suatu indikator kualitas pendidikan. Prestasi belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempebgaruhi siswa itu
sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada berbagai macam yang digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu.