Hasil yang Diperoleh Penerapan Pendekatan Andragogi

81 “Nyaman, Mbak. Samuanya teman, tidak ada pembeda apakah dia guru atau bukan .” Berdasarkan hasil oservasi dan wawancara terhadap tiga narasumber di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hubungan yang terjalin antara fasilitator dengan warga belajar adalah hubungan pertemanan yang akrab dan terjadi secara dua arah tanpa ada pembatas apapun.

d. Hasil yang Diperoleh

Setelah mengikuti rangkaian proses pembelajaran program Pelatihan Rajut, warga belajar memperoleh hasil yang dapat dilihat maupun dirasakan oleh warga belajar itu sendiri, maupun orang lain di sektitar mereka. Sebagaimana yang disampaikan oleh TN: “Saya bisa menggulung benang dengan rapi, membuat tusuk rantai, membuat tusuk tunggal, membuat tusuk ganda, membuat berbagai macam tusuk, dan yang paling penting sudah menjadi banyak produk, Mbak.Secara tidak langsung perekonomian saya lumayan naik, dan lebih percaya diri.” Hal senada juga diungkapkan oleh SH yang juga merupakan warga belajar program Pelatihan Rajut, yaitu: “Saya bisa menggulung benang dengan rapi, membuat tusuk rantai, membuat tusuk tunggal, membuat tusuk ganda, membuat berbagai macam tusuk, dan yang paling penting sudah menjadi banyak produk, Mbak. Kalau ekonomi iya tentu naik, dan yang pasti memiliki banyak relasi.” Sedikit berbeda namun tetap memiliki kesamaan dengan pendapat di atas, DR mengungkapkan: “Saya bisa menggulung benang dengan rapi, membuat tusuk rantai, membuat tusuk tunggal, membuat tusuk ganda, membuat beberapa tusuk lanjutan. Ekonomi saya tidak menjadi prioritas karena memang hasilnya untuk dipakai sendiri. Tetapi saya jadi memiliki banyak kenalan.” 82 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap tiga narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa warga belajar mengalami perubahan sikap bersamaan dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh warga belajar setelah mengikuti program Pelatihan Rajut diantaranya dapat menggulung benang dengan rapi, membuat tusuk rantai, membuat tusuk tunggal, membuat tusuk ganda, membuat berbagai macam tusuk, dan yang paling penting dari gabungan tusuk tersebut telah tercipta produk. Selain itu juga perekonomian warga belajar meningkat dengan hasil penjualan produk, dan jaringan atau relasi menjadi lebih luas. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Suatu program pendidikan yang diselenggarakan di masyarakat, khususnya program Pelatihan Rajut di Rumah Pintar Mata Aksara juga terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat timbul dari internal maupun eksternal dari program Pelatihan Rajut. Sebagaimana yang dituturkan oleh HW: “Kalau pendukung, semuanya mendukung. Partisipasi dari warga belajar, ketersediaan sarana dan prasarana, seperti itu. Kendala apa , ya? Karena prinsip kami itu, justru kendala yang memacu untuk terus berkembang, jadi tantangan gitu. Jadi bingung kendalanya yang bagaimana. Selama masih ada penyelesaian, kami tidak anggap itu sebagai kendala. Jika kesulitan memang ada, Mbak, yaitu cuaca. Ibu-ibu sering kalah dengan yang namanya cuaca. Jadi terkadang kalau hujan deras, ya hanya sedikit yang bisa hadir. Selebihnya , sih, tidak ada kendala yang berarti .” Sejalan dengan yang disampaikan oleh HW, RR yang merupakan fasilitator program Pelatihan Rajut menyampaikan: 83 “Pendukungnya bisa dari ibu-ibu yang semangat sekali mengikuti setiap kegiatan, ada juga karena fasilitasnya lengkap, dan terakhir karena selalu ada inovasi baru. Kendala utama adalah memerangi diri sendiri, Mbak. Beberapa masih belum bisa untuk mengalahkan pola pikir yang sebenarnya sudah harus dirubah. Faktor cuaca, misalnya, masih sering disalahkan sebagai penghambat. Padahal bukan cuacanya, melainkan malasnya karena cuaca itu tadi hambatannya .” Berbeda dengan yang disampaikan oleh HW dan RR di atas, SA sebagai fasilitator yang setiap pembelajaran berada di sekeliling warga belajar menuturkan: “Pendukungnya jelas karena partisipasi warga belajar dan kelengkapan sarana dan prasarana, Mbak. Kendalanya terkadang beda pendapat, tapi bisa diselesaikan, kok, dengan diskusi. Selain itu juga benang, Mbak. Ada beberapa stok warna yang sulit dicari. Itu saja yang saya rasakan, Mbak, sepertinya .” Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada tiga narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwabeberapa kendala dalam pelaksanaan program Pelatihan Rajut ini diantaranya cuaca yang tidak mendukung, perbedaan pendapat diantara warga belajar, hingga malas yang melanda warga belajar. Sedangkan pendukungnya yaitu partisipasi warga belajar yang aktif dan kelengkapan sarana dan prasarana. Namun dengan diskusi antara pengelola, fasilitator, dan warga belajar, permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Program Pelatihan Rajut

a. Tujuan Program

Dale S Beach dalam Mustofa Kamil, 2012: 10 mengemukakan, the objective of training is to achieve a hange in the behavios of those trained. Makna dari pernyataan tersebut yaitu, tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh perubahan