61 hasil dokumentasi data warga belajar, dan wawancara dari tiga narasumber di atas,
dapat disimpulkan bahwa jumlah warga belajar yang pernah mengikuti program Pelatihan Rajut adalah 80 orang, meskipun tidak semua dapat hadir. Semua lapisan
masyarakat dapat menjadi warga belajar dalam program Pelatihan Rajut di Rumah Pintar Mata Aksara, tanpa ada batasan usia, jenis kelamin, pekerjaan, status dan
jabatan.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan hal pokok yang wajib ada dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan materi merupakan penentu dari hasil yang dapat
dilihat dari diri warga belajar setelah mengikuti program Pelatihan Rajut. Materi yang tersedia haruslah terstruktur. Sebagaimana yang disampaikan oleh RR:
“Materi gulung benang, tusuk rantai, tusuk tunggal, tusuk ganda. Itu yang dasar. Yang lanjutan sangat banyak, tidak bisa disebutkan satu per satu. Yang
pasti jenis tusukan yang bervariasi. ”
Hal tersebut juga diungkapkan oleh TN yang merupakan warga belajar aktif
pada program Pelatihan Rajut, yaitu: “Menggulung benang, tusuk rantai, tusuk tunggal, tusuk ganda, membaca
pola, dan tusuk tusuk gabungan, Mbak .”
Sejalan dengan yang dituturkan oleh TN, SH yang juga merupakan warga
belajarpun menuturkan hal yang sama, yaitu: “Menggulung benang, tusuk rantai, tusuk tunggal, tusuk ganda, membaca
pola, dan tusuk tusuk gabungan, Mbak .”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap tiga
narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan oleh
62 fasilitator kepada warga belajar diantaranya materi gulung benang, tusuk rantai, tusuk
tunggal, tusuk ganda, dan tusuk lanjutan.
f. Sarana dan Prasarana
1 Media Pembelajaran
Rumah Pintar Mata Aksaramerupakan salah satu satuan lembaga pendidikan yang sangat memperhatikan dan mengutamakan ketersediaan sarana dan prasarana
untuk mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya media pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap media pembelajaran yang tersedia
pada program Pelatihan Rajut adalah buku referensi, video yang diunduh dari internet, dan alat dan bahan yang digunakan dalam merajut. Sebagaimana yang
disampaikan oleh RR: “Buku yang pasti, video dari youtube, alat, dan bahan.”
Hal tersebut juga disampaikan oleh SH yang merupakan warga belajar aktif dalam program Pelatihan Rajut, yaitu:
“Buku, video, alat, dan bahan, Mbak.” Penuturan serupa juga disampaikan oleh TN, dengan lebih rinci mengenai
media pembelajaran yang digunakan, yaitu: “Buku referensi yang banyak sekali jumlahnya, terkadang menggunakan
video, alat, dan bahan .”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara teradap tiga narasumber di atas yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang
terdapat pada program Pelatihan Rajut adalah buku, video, dan alat dan bahan.
63 Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan media
pembelajaran tersebut, diperoleh hasil bahwa fasilitator telah menggunakan media pembelajaran dengan baik. Hal ini diperkuat dengan penuturan HW:
“Sudah, Mbak. Semua digunakan dan saling melengkapi diantara fungsinya.” Hal senada juga diungkapkan oleh SH dalam hal ini adalah seorang warga
belajar, yaitu: “Sudah, Mbak. Karena memang dalam setiap kesempatan kami menggunakan
media yang ada.” Meski meuturkan hal yang senada, TN memberikan penjelasan yang lebih
rinci mengenai penggunaan media tersebut, yaitu: “Sudah, Mbak. Dan kami juga diperkenankan mengakses sendiri media
tersebut. Lebih mudah ditangkap maksud yang disampaikan Mbak Dian dan Mbak Sinta kalau menggunakan media.”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap tiga narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang ada telah
digunakan dengan optimal oleh fasilitator dan memudahkan warga belajar dalam menangkap maksud yang fasilitator utarakan mengenai materi pembelajaran.
2 Fasilitas
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia antara lain, tempat belajar dan ruangan pendukung, alat
permainan, buku, komputerlaptop, wifi, benang rajut, dan hakpen. Sebgaaimana yang disampaikan oleh HW:
64 “Tempat, waktu, buku, LCD, komputerlaptop, permainan untuk anak ketika
ibu merajut, alat dan bahan, dan sarana pelengkaplainnya seperti kamar mandi, mushola, wifi, dan sebagainya.”
Pendapat yang senada dengan HW mengenai kelengkapan sarana dan
prasarana disampaikan oleh SA, yaitu: “Tempat belajar, alat permainan, yang pasti buku, komputerlaptop, wifi,
benang rajut, dan hakpen.” Sedangkan menurut NI yang juga merupakan pengelola di Unit Produksi
Rumah Pintar Mata Aksara, yaitu: “Ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan, buku-buku yang diguanakan
sebagai sumber referensi atau media baca anak-anak, alat permainan untuk anak-
anak, LCD, monitor, komputer, alat dan bahan, dll.” Berdasarkan hasil observasi terhadap ketersediaan sarana dan prasarana, dan
wawancara terhadap tiga orang narasumber di atas yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di Rumah Pintar Mata Aksara
yaitu; tempat, waktu, buku, LCD, komputerlaptop, permainan untuk anak ketika ibu merajut, alat dan bahan, dan sarana pelengkap lainnya seperti kamar mandi, mushola,
dan wifi. Sarana dan prasarana yang tersedia di Rumah Pintar Mata Aksara, khususnya
pada saat proses pembelajaran program Pelatihan Rajut, diperoleh dari berbagai pihak. Sebagaimana yang disampaikan oleh HW, yang merupakan ketua dan
pengelola Rumah Pintar Mata Aksara, yaitu: “Milik pribadi, Mbak, kebanyakan. Tapi beberapa buku juga ada yang dapat
bantuan dari beberapa pihak. Diantaranya SIKIB, kedutaan negara sahabat, Kemendikbud, dll.”
65 Sejalan dengan yang disampaikan oleh HW, dalam kesempatan yang sama,
SA juga mengungkapkan hal senada, yaitu: “Murni dari Rumah Pintar Mata Aksara. sarana dan prasarana ini juga sudah
ada bahkan sejak sebelum diselenggarakannya program Pelatihan Rajut. Tetapi untuk buku, memang ada yang sumbangan, Mbak.”
NI, yang juga merupakan pengelola di Unit Produksi Rumah Pintar mata
Aksara menambahkan, yaitu: “Dari sumbangan pribadi, Unit Produksi Mata Aksara, dan bantuan dari
beberapa pihak, Mbak. Yang pasti Unit Produksi Mata Aksara ini menjadi penyedia utama sarana dan prasarana yang ada dalam tiap kegiatan
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa mulai dari sanalah Rumah Pintar Mata Aksara dapat mengembangkan kesempatannya dalam melaksanakan kegiatan
belajar di masyarakat.” Berdasarkan hasil wawancara terhadap tiga orang narasumber yang
diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia diperoleh melalui donasi pribadi, Unit Produksi Mata Aksara, dan sumbangan dari
beberapa pihak. Kondisi sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran
program Pelatihan Rajut menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan baik, karena telah sesuai dengan kebutuhan warga belajar. Sebagaimana
yang disampaikan oleh HW: “Kondisi sarana dan prasarana masih tergolong baik, Mbak. Tidak ada yang
rusak atau bermasalah. Alhamdulillah semua masih layak untuk digunakan.” Hal senada juga disampaikan oleh SA, bahwa kondisi sarana dan parasarana
masih sangat baik, yaitu:
66 “Masih bagus dan layak pakai, Mbak. Yang penting adalah sarana dan
prasarana tersebut dapat digunakan oleh warga belajar, dan dapat mendukung kegiatan belajar mereka. Begitulah prioritas kami.”
Tidak jauh berbeda dengan yang telah disampaikan oleh HW dan SA di atas, RR menyampaikan hal senada, yaitu:
“Nyaman untuk mendukung proses, Mbak. Jadi intinya, semuanya masih dalam kondisi yang bagus dan nyaman bagi kami.”
Berdasarkan hasil observasi terhadap sarana dan prasarana, dan wawancara
terhadap tiga narasumber yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih dapat dikatakan baik dan nyaman untuk
mendukung proses pembelajaran.
2. Penerapan Pendekatan Andragogi