21 b.
Meningkatkan keterampilan merajut
c.
Meningkatkan tingkat perekonomian warga belajar
Program Pelatihan Rajut dilaksanakan dengan langkah-langkah yang telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam pelatihan. Mustofa Kamil 2012:
19 menyampaikan bahwa penilaian kebutuhan need assessment merupakan tahap yang peling penting dalam penyelenggaraan pelatihan. Tahap ini berguna sebagai
dasar bagi keseluruhan upaya pelatihan. Karena dari tahap inilah seluruh proses pelatihan akan mengalir. Kebutuhan akan pelatihan harus diperiksa, demikian pula
sumber daya yang tersedia untuk pelatihan. Meski begitu, tahap pelaksanaan dan evaluasi dalam pelatihan juga tidak dapat dianggap sepele. Ketiganya memiliki
tahapan masing-masing yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
3. Pendekatan Orang Dewasa Andragogi
a. Konsep Dasar Pembelajaran Orang Dewasa
AG Lunandi 1982: 3 menyatakan bahwa orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dengan mudah dapat diisi sesuatu, oleh karena itu, orang dewasa tidak
dapat diajarkan sesuatu untuk merubah tingkah lakunya. Terdapat perbedaan antara anak-anak dengan orang dewasa jika ditinjau berdasarkan umur, ciri psikologis, dan
ciri biologis. Menurut Donald H Brundage dalam Saleh Marzuki2012: 187, menyatakan,
“perbedaan keduanya bukan merupakan perbedaan otomatis, karena kadang-kadang ciri yang ada pada anak juga ada pada orang dewasa atau sebaliknya walaupun kadar
dan kualitasnya tidak sama. ” Sujarwo 2013: 1 mendefinisikan orang dewasa sebagai
22 “...orang yang telah memiliki pengalaman, kemampuan, konsep diri, keberanian, dan
mampu mengarahkan dirinya sendiri, sehingga orang dewasa lebih matang melaksanakan tugasm fungsi dan peran dalam kehidupannya di keluarga, maupun di
masyarakat. ”
Sehubungan dengan hal di atas, menurut McKenzie dalam Saleh Marzuki2012: 186 mengemukakan bahwa orang dewasa dan anak belajar dengan
cara yang berbeda, karenanya perlu dibantu dengan cara yang berbeda pula. Menurut Anis Basleman dan Syamsu Mappa 2011: 16, pada hakikatnya semua orang dewasa
cenderung memperlihatkan keunikan gaya belajar di dalam ia melakukan kegiatan belajar.Orang dewasa memiliki kewenangan dalam dirinya sendiri untuk menjalankan
fungsi dan perannya dalam kehidupan di masyarakat. Kondisi tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam penyiapan, pengelolaan, dan pengorganisasian pembelajaran.
Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya.
Mathias Finger dan Jose Manuel Asun 2004: 71 menyampaikan, pendidikan orang dewasa menjadi proses menghadapi diri sendiri secara tetap. Dalam hal ini,
pemecahan masalah diterapkan dalam identitas pengembangan diri. Menurut Mathias Finger dan Jose Manuel Asun 2004: 71,
“peran pendidikan orang dewasa dalam penerapan pragmatisme ini adalah untuk memfasilitasi pemecahan masalah simbolis
dan menyumbang pribadi, identitas, dan pengembangan kedewasaan. ”
Definisi lain megenai pendidikan orang dewasa, menurut Pannen dalam Suprijanto2012: 11 dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan
23 untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Sementara itu
menurut Djuju Sudjana 2004: 50, “pendidikan orang dewasa adalah pendidikan
yang disediakan untuk membelajarkan orang dewasa. ”
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas mengenai dasar pendidikan orang dewasa, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan orang dewasa
adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi orang dewasa di masyarakat agar dapat mengembangkan kemampuan melalui belajar secara berkelanjutan.
Suharto dalam Sujarwo 2013: 6-8 menjelaskan secara singkat mengenai tujuan pendidikan orang dewasa, diantaranya
“...tujuan pengembangan intelektual, aktualisasi diri, personal dan sosial, transformasi sosial, dan efektivitas organisasi.
” Orang dewasa masih membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai dasar
dalam menjalankan fungsi dan perannya dalam masyarakat, serta menjadi yang terbaik bagi dirinya. Selain itu, agar orang dewasa memiliki kesadaran dalan
menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tuntutan masyarakat, maka perlu adanya sentuhan melalui proses pendidikan.
Sementara itu, tujuan pendidikan orang dewasa yang disampaikan oleh UNESCO dalam Sudjana2004, 50-51, adalah supaya orang-orang dewasa mampu
mengembangkan diri secara optimal dan berpartisipasi aktif, malah menjadi pelopor di masyarakat, dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya yang berkembang.
24
b. Pendekatan Andragogi dalam Pendidikan Orang Dewasa