lingkungan kerja X
2
0,216, dan model pembelajaran X
3
0,675. Dengan begitu dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
E. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis linier berganda adalah hubungan secara linier antara
dua atau lebih variabel independen X
1
,X
2
,….X
n
dengan variabel dependen Y. Dari hasil olah data yang dilakukan peneliti diperoleh hasil
seperti pada tabel berikut ini :
Tabel V.19 Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 14.572
3.952 3.687
.001 X
1
.342 .209
.268 1.635
.109 X
2
.208 .087
.400 2.406
.020 X
3
-.295 .209
-.252 -1.412
.165
Dari tabel di atas maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Y = 14.572 + 342X
1
+ 208X
2
+ -295X
3
Y = 14.572 + 342X
1
+ 208X
2
-295X
3
F. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi
1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Simultan Dengan Uji F
Uji ini digunakan untuk menguji Hipotesis ke-4 dalam penelitian ini, Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
X
1
,X
2
,….X
n
secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Y. Dari hasil olah data yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel V.20 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 64.675
3 21.558
3.708 .018
a
Residual 255.804
44 5.814
Total 320.479
47 a. Predictors: Constant, X
3
, X
1
, X
2
b. Dependent Variable: Y
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : a.
Menentukan hipotesis H
: Komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H
a
: Komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. b.
Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 0,05 5
c. Menentukan taraf F
hitung
dan F
tabel
1 F
hitung
adalah 3,708 2
F
tabel
dicari melalui tabel statistik pada taraf signifikansi 5. df1 : k
– 1 atau 4 – 1 = 3 dan df2 : n – k atau 48 – 4 = 44. Ditemukan bahwa F
tabel
adalah 2,82. d.
Pengambilan keputusan H
o
ditolak dan H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
H
o
diterima dan H
a
ditolak ika F
hitung
F
tabel
e. Kesimpulan
Dari hasil uji F diperoleh hasil F
hitung
sebesar 3,708 2,82 pada signifikansi 0,018 0,05. Dengan begitu dapat disimpulkan
bahwa komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran berpengaruh secara bersama-sama simultan
terhadap kinerja karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri parsial terhadap variabel
dependen. Berikut adalah hasil olah data yang menunjukkan nilai t untuk masing-masing variabel :
Tabel V.21 Hasil Uji t
No Variabel Independen
Nilai t
hitung
Sig. 1
Komitmen Karyawan 1,635
0,109 2
Lingkungan Kerja 2,406
0,020 3
Model Pembelajaran -1,412
0,165
Tahap-tahap untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut : a.
Menentukan hipotesis 1
Hipotesis 1 Pengaruh Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan
H : Komitmen karyawan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. H
a
: Komitmen karyawan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2 Hipotesis 2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H : Lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. H
a
: Lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
3 Hipotesis 3 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kinerja
Karyawan H
: Model pembelajaran secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H
a
: Model pembelajaran secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Menentukan t
hitung
Berdasarkan pada tabel V.17 diketahui bahwa besarnya nilai t
hitung
untuk variabel komitmen karyawan 1,635, lingkungan kerja 2,406, dan model pembelajaran -1,412.
c. Menentukan tingkat signifikansi
Taraf signifikansi menggunakan 0,05 5 d.
Menentukan t
tabel
Nilai t
tabel
diketahui melalui tabel statistik pada taraf signifikansi 0,05 5. df : n-k-1 atau 48-3-1= 44 maka diperoleh angka t
tabel
yaitu 2,015.
e. Pengambilan keputusan
H diterima dan H
a
ditolak jika t
hitung
t
tabel
H ditolak dan H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
f. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik setelah mengetahui nilai t
hitung
dan t
tabel
beserta nilai signifikansinya : 1
Komitmen karyawan Berdasarkan perhitungan untuk uji variabel komitmen karyawan
terhadap kinerja pengajar diperoleh angka t
hitung
sebesar 1,635 t
tabel
sebesar 2,015, maka H diterima dan H
a
ditolak. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan tidak berpengaruh
terhadap kinerja pengajar. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0,109 0,05 yang artinya tidak signifikan pada
a
= 5. Jadi komitmen yang dimiliki oleh pengajar Purwa Caraka
Yogyakarta, tidak mempengaruhi hasil kinerja mereka. 2
Lingkungan kerja Berdasarkan perhitungan untuk uji variabel lingkungan kerja
terhadap kinerja pengajar diperoleh angka t
hitung
sebesar 2,406 t
tabel
sebesar 2,015, maka H ditolak dan H
a
diterima. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap
kinerja pengajar. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0,020 0,05 yang artinya signifikan pada
a
= 5. Jadi lingkungan kerja para pengajar Purwa Caraka Yogyakarta mempengaruhi kinerja
mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Model Pembelajaran
Berdasarkan perhitungan untuk uji variabel model pembelajaran terhadap kinerja pengajar diperoleh angka t
hitung
sebesar -1,412 t
tabel
sebesar 2,015, maka H diterima dan H
a
ditolak. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tidak berpengaruh
terhadap kinerja pengajar. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0,165 0,05 yang artinya tidak signifikan pada
a
= 5. Jadi model pembelajaran yang diterapkan Purwa Caraka
Yogyakarta, tidak mempengaruhi hasil kinerja para tenaga pengajarnya.
G. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
dari hasil regresi linier berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Hasil
uji koefisien determinasi R
2
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel V.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.449
a
.202 .147
2.411 a. Predictors: Constant, X
3
, X
1
, X
2
Berdasarkan data pada tabel V.22, diperoleh koefisien determinasi R
2
sebesar 0,202 20,2. Hal ini menunjukkan bahwa 20,2 kinerja pengajar Purwa Caraka Yogyakarta secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel
komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran. Sedangkan 79,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian
ini.
H. Pembahasan
1. Pembahasan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis uji regresi berganda dengan uji secara parsial ditemukan bahwa variabel komitmen tidak berpengaruh terhadap
kinerja para pengajar PCMS Yogyakarta. Hal ini berkaitan dengan teori model komitmen yang diuraikan oleh Mayer dan Allen 2001:87 dimana
terdapat 3 model komitmen yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif. Karyawan dengan komitmen afektif dan normatif
memiliki perasaan keterikatan terhadap organisasi didasarkan oleh rasa cinta dan tanggung jawab terhadap organisasi, sehingga tinggi rendahnya
komitmen afektif dan normatif seorang karyawan akan mempengaruhi langsung kinerjanya. Akan tetapi dalam kasus pengajar Purwa Caraka,
kemungkinan mayoritas
tenaga pengajarnya
memiliki komitmen
berkelanjutan yaitu rasa keterikatan terhadap organisasi karena pertimbangan biaya-biaya. Komitmen berkelanjutan membuat seorang karyawan tetap
menjadi bagian dari organisasi karena mereka mempertimbangkan biaya- biaya atau kerugian jika mereka meninggalkan organisasi. Tinggi rendahnya
komitmen berkelanjutan seorang karyawan tidak akan mempengaruhi kinerja mereka, karena pada dasarnya mereka tidak memiliki keinginan untuk
bertindak atas dasar perasaan tanggung jawab dan cinta terhadap organisasinya. Dalam hal ini seseorang dengan komitmen berkelanjutan
hanya memperhitungkan faktor-faktor biaya kompensasi, sedangkan hal-hal seperti penerimaan nilai-nilai organisasi, tingkat kemangkiran, ataupun
tindakan-tindakan atas nama organisasi mereka menjadi tidak penting. Bagi mereka yang memiliki komitmen berkelanjutan yang tinggi, selama mereka
masih menerima keuntungan-keuntungan bekerja di perusahaan, maka mereka akan tetap bersedia menjadi bagian dari organisasi.
Dengan begitu penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karina Meidiana 2015, yang
menunjukkan bahwa komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja 123 karyawan Mirota Batik Yogyakarta. Dalam penelitian Karina
Meidiana juga menggunakan variabel insentif dimana variabel tersebut mempengaruhi model komitmen berkelanjutan, sehingga hasil akhir
menemukan bahwa komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2. Pembahasan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Dari hasil pengujian regresi berganda dengan uji secara parsial ditemukan bahwa variabel lingkungan kerja memberikan pengaruh signifikan
terhadap kinerja pengajar Purwa Caraka Yogyakarta. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Ishak dan Tanjung 2003: 26, manfaat
lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Alasan mengapa lingkungan kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja pengajar Purwa Caraka Yogyakarta mungkin dikarenakan oleh kebutuhan para tenaga pengajar itu sendiri dan
para peserta kursus yang rata-rata adalah anak-anak usia 5-11 tahun. Selain itu bentuk pembelajaran Purwa Caraka Yogyakarta yang menggunakan
sistem
private
yaitu dilakukan dalam ruangan oleh hanya satu pengajar dan satu peserta menjadi pendukung. Karena Purwa Caraka merupakan sebuah
lembaga kursus musik, maka penyediaan alat dan peralatan kursus seperti instrumen musik dan
sound system
di dalam kelas merupakan hal penting yang mempengaruhi baik pada pengajar maupun peserta kursus. Begitu pula
dengan hal-hal lain yang menunjang kenyamanan dalam proses belajar seperti suhu, aroma, kebersihan, ruang gerak dan keamanan menjadi faktor
penting lainnya. Apalagi mengingat mayoritas peserta kursus adalah anak- anak berusia 5-11 tahun yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar,
menjadi hal yang sangat memungkinkan mengapa lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja pengajar Purwa Caraka Yogyakarta.
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Enggit Swesty Caesaria 2015, yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja 40 guru pada SMP Negeri 1 Jiwan. Hal tersebut mungkin dikarenakan perbedaan lokasi penelitian. Penelitian ini
dilakukan pada suatu lembaga pendidikan kursus dengan sistem belajar
private
dengan melibatkan banyak peralatan pendukung, sedangkan dalam penelitian Enggit Swesty Caesaria dilakukan pada suatu lembaga pendidikan
formal yang menggunakan sistem belajar seperti sekolah pada umumnya. Oleh karena perbedaan tersebut, pandangan terhadap dukungan lingkungan
kerja yang baik pun juga berbeda tergantung pada kebutuhan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
3. Pembahasan model pembelajaran terhadap kinerja karyawan
Dari hasil pengujian regresi berganda dengan uji parsial ditemukan bahwa variabel model pembelajaran tidak mempengaruhi hasil kinerja
karyawan. Hal ini mungkin berhubungan dengan salah satu model pembelajaran yang disampaikan oleh Suprijono 2009 yaitu
cooperative learning
, dimana setiap pihak yang terlibat harus mencapai tujuan dan tugas yang telah disepakati sebelumnya. Hal yang terjadi pada Purwa Caraka
Yogyakarta mungkin disebabkan karena mayoritas peserta kursus Purwa Caraka Yogyakarta, mengikuti kursus bukan dengan tujuan utama untuk
menguasai alat musik tertentu, dalam hal ini peserta kursus memiliki tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda saat mengikut kursus. Mayoritas orang tua peserta kursus mengikut sertakan putra putri mereka yang kebanyakan masih berusia 5
– 11 tahun, dengan tujuan untuk melatih kepercayaan diri putra putri mereka, sedangkan
soal dapat tidaknya mereka nantinya menguasai alat musik yang mereka tekuni menjadi urusan belakangan. Hal ini didukung dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa tenaga pengajar, dimana mereka mengatakan bahwa mayoritas peserta didik mereka pada dasarnya
tidak memiliki ketertarikan mempelajari instrumen musik. Para orang tua peserta didik juga hanya menekankan kepada tenaga pengajar untuk
membantu putra putri mereka mengembangkan rasa kepercayaan diri dan kemampuan bersosialisasi. Ditambah lagi saat ini banyak penelitian yang
menyatakan bahwa mempelajari instrumen musik klasik tertentu seperti piano yang dikatakan sebagai ibu dari segala alat musik, dapat membantu
mengembangkan kecerdasan anak. Oleh karena hal-hal tersebut, proses pembelajaran menjadi berubah, dimana unsur-unsur penting dalam model
pembelajaran Purwa Caraka Yogyakarta seperti pemahaman materi kursus, tujuan awal pembelajaran ataupun perilaku pengajar menjadi tidak penting.
Hal-hal tersebut menjadi tidak penting karena pada dasarnya tujuan peserta kursus dan Purwa Caraka Yogyakarta saling tidak berkesinambungan.
Dengan begitu penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oky Warsik Dwi Nugroho 2014 yang menemukan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap prestasi belajar 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa kelas V SD Negeri Karang Duren, yang artinya dalam penelitian Oky Warsik Dwi Nugroho baik pihak pengajar dan siswa memiliki hubungan
yang kooperatif dengan memiliki tujuan yang berkesinambungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis data tentang pengaruh komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran
terhadap kinerja karyawan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Komitmen karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan,
artinya komitmen yang dimiliki pengajar Purwa Caraka Yogyakarta tidak menentukan baik tidaknya kinerja mereka.
2. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, artinya
lingkungan kerja pengajar Purwa Caraka Yogyakarta menentukan baik tidaknya kinerja mereka.
3. Model pembelajaran tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, artinya
model pembelajaran yang diterapkan Purwa Caraka Yogyakarta tidak menentukan baik tidaknya kinerja pengajarnya.
4. Komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran secara
bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah ditarik oleh peneliti, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada pihak yang terkait