d. guru masih memegang peranan yang paling besar di dalam kelas.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok, pertanyaan atau problema, dimana
peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama Jusup,1985:33.
Keuntungan penggunaan metode diskusi adalah sebagai berikut: a.
mendidik murid untuk belajar bertukar pikiran atau pendapat; b.
memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan dibawah asuhan guru;
c. merangsang murid untuk mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui
ataupun menentang pendapat teman-temannya; d.
mengembangkan dan membina rasa solidaritas dan toleransi terhadap teman yang bervariasi atau mungkin yang bertentangan sama sekali;
e. memberikan kemungkinan arus lalu lintas komunikasi dua arah.
Kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut: a.
tidak semua topik dapat dijadikan bahan diskusi; b.
diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang banyak; c.
tidak semua murid berani menyatakan pendapatnya; d.
kemampuan dan perbendaharaan bahasa murid pada umumnya belum cukup;
e. pembicaraan dalam diskusi akan didominasi oleh murid-murid yang berani
dan telah terbiasa berbicara.
4. Metode Kelompok
Metode kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau
mengerjakan tugas Jusup,1982:45. Ciri khas dari metode ini adalah bahwa pada akhirnya semua kelompok yang ada di kelas itu, ikut bertanggung jawab
atas hasil yang dicapai oleh setiap kelompok. Keuntungan metode kelompok adalah sebagai berikut:
a. murid-murid mudah diawasi dan dibimbing karena dikumpulkan dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil daripada kelas; b.
murid-murid belajar berdiskusi dan bertukar pendapat; c.
membina semangat kooperasi, bekerja sama yang sehat dan gotong royong;
d. bagi siswa yang kurang berani atau pemalu, akan lebih berani berbicara
mengemukakan pendapat dalam kelompoknya. Kelemahan metode kelompok adalah sebagai berikut:
a. sulit untuk membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama
secara harmonis; b.
dapat terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya; c.
penilaian murid sebagai individu menjadi sulit karena tersembunyi di belakang kelompok;
d. situasi fisik kelas seperti meja-kursi, harus diubah bila akan membentuk
kelompok-kelompok. Ini berarti terbuangnya waktu belajar-mengajar.
Perlu diketahui, bahwa guru akuntansi dapat mengkombinasikan metode yang telah ada, misalnya metode ceramah, metode kelompok, ataupun metode
yang lain dan tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menciptakan metode baru. Oleh karena itu ada sebagian orang mengatakan bahwa mengajar itu adalah
suatu seni. Seperti yang diungkapkan oleh Woolfolk 1987:3 dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology
Teaching-like the practice of medicine-is very much of art, which is to say, it calls for it exercise of talent and creativity.
But like medicine, it is also or sold be a science, for it involves a repertoire of techniques, procedures, and skills
that can be systematically studied and described, and therefore transmitted and improved. The great teacher, like
the great doctor, is the one who adds creativity and inspiration to the basic repertoire…..
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada metode yang khusus yang digunakan hanya untuk mengajar mata pelajaran akuntansi saja.
Guru bebas untuk memilih satu ataupun mengkombinasikan metode yang ada. Sulit untuk menjawab pertanyaan manakah metode mengajar yang paling
baik, tetapi yang jelas menurut Winkel 1989:183 penggunaan metode mengajar harus relevan atau sesuai dengan tujuan instruksional, keadaan siswa yang aktual,
keadaan guru, keadaan sekolah sebagai institusi pendidikan. i.
Tujuan instruksional Taksonomi tujuan instruksional menurut B.S. Bloom 1997:45 dibagi
menjadi :
a. ranah kognitif
Ciri khas ranah kognitif terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek
yang dihadapi, entah obyek itu berupa orang, benda atau kejadian. Ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa,
dan evaluasi. Kata-kata kerja operasional yang digunakan dalam mengukur ranah kognitif antara lain menyebutkan, menjelaskan,
menyimpulkan, meringkas, menghubungkan, mengkritik, mengevaluir, dan menolak.
b. ranah afektif
Salah satu ciri ranah afektif adalah belajar menghayati nilai dari obyek- obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah berupa orang, benda
atau kejadian. Ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Ranah afektif mencakup
penerimaan, partisipasi penilaian atau penentuan sikap, organisasi, pembentukan pola hidup. Kata kerja operasional yang digunakan dalam
ranah afektif antara lain menjawab, membantu, menyesuaikan diri, mendiskusikan, mempraktekkan, dan menyatakan pendapat.
c. ranah psikomotorik
Ciri khas dari ranah psikomotorik terletak dalam belajar menghadapi dan menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia
sendiri. Ranah psikomotorik mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola
gerakan, kreatifitas. Kata kerja operasional yang digunakan antara lain adalah membedakan, memilih, membuat, mempraktekan, menyusun, dan
merencanakan. ii.
Keadaan siswa yang aktual Untuk mengajar kelompok siswa yang belum memiliki pengetahuan dan
pemahaman, atau belum menguasai teknik-teknik studi yang mutlak dibutuhkan dalam mempelajari materi pelajaran tertentu akan menggunakan
metode mengajar yang berbeda dengan kelompok siswa yang sudah memilikinya. Misalnya, siswa tidak mengerti perusahaan manufaktur, sukar
diharapkan dapat berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil mengenai kegiatan perusahaan manufaktur dan sebaiknya siswa dibekali terlebih dahulu
mengenai perusahaan manufaktur dengan menggunakan metode ceramah. 3.
Keadaan guru Guru yang telah mengenal metode-metode mengajar lebih berani
mengembangkan dan mengambil resiko menyesuakan diri dengan situasi kelas pada saat tertentu, daripada guru yang kurang mengenal metode-metode
mengajar. 4.
Keadaan sekolah sebagai institusi pendidikan Keadaan sekolah ini antara lain meliputi:
a. prasarana dan sarana
Prasarana dan sarana antara lain mencakup gedung sekolah letaknya, luasnya, jumlah ruang kelas, dsb, perabot, media pengajaran, ruang guru,
laboratorium, perpustakaan, tempat olah raga, UKS, toilet, dst.
b. suasana di sekolah
Suasana di sekolah menunjuk pada iklim psikologis yang terdapat di suatu sekolah. Misalnya bagaimana tata cara kesopanan yang berlaku di sekolah,
bagaimana tata cara disiplin yang ditentukan dan kemudian dijamin pelaksanaannya.
c. kurikulum sekolah
Kurikulum meliputi program pendidikan nasional, program kerja sekolah, silabi untuk masing-masing bidang studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran
dan evaluasi belajar. 5.
Keadaan waktu Keadaan waktu mencakup jumlah hari dalam satu caturwulan atau semester
yang tersedia bagi kegiatan pengajaran. Bila waktu yang tersedia cukup untuk menyelesaikan materi pelajaran yang diwajibkan, guru akan mengajar dengan
tenang dan dapat leluasa menentukan metode mengajar yang sekiranya sesuai. Sebaliknya, jika waktunya terbatas, guru akan mengajar dengan tergesa-gesa,
sehingga sejumlah siswa mengalami kesukaran dalam mengikuti pelajaran.
G. Kerangka Teoritik