Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

(1)

vii

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus : Siswa – siswi SMA BOPKRI II Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu

Yosef Hening Krida Murdanto Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan yang signifikan antara metode mengajar guru akuntansi dengan minat siswa belajar akuntansi, sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, motivasi siswa belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (2) hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (3) hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (4) hubungan yang signifikan antara motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (5) hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMA BOPKRI II Yogyakarta pada bulan Agustus – September 2008. Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi SMA PANGUDI LUHUR Sedayu dan SMA BOPKRI II Yogyakarta yang mengambil jurusan IPS yang berjumlah 922 siswa. Besarnya sampel ditetapkan sebesar 256 siswa dan pengambilan sampel dilakukan secara proportional random sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada hubungan yang signifikan antara metode mengajar guru akuntansi dengan minat siswa belajar akuntansi (t hitung = 5,24) dan metode mengajar guru akuntansi dengan sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi (t hitung = 3,81), tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara metode belajar guru akuntansi dengan motivasi siswa belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi tidak signifikan (2) ada hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (t hitung = 2,41), tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (3) ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (t


(2)

viii

hitung = 5,13) dan sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (t hitung = 2,64) (4) ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (t hitung = 6,25) (5) ada hubungan yang signifikan antara motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (t hitung = 2,19).


(3)

ix

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE FACTORS THAT INFLUENCE STUDENTS' LEARNING ARCHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study on “BOPKRI 2 Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu” Senior High School

Yosef Hening Krida Murdanto Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purpose of this research is to know the significant: (1) the relationship between the teaching method of the accounting teacher and learning interest of the student in studying accounting, the attitude of the students in studying accounting, the motivation of the students in studying accounting and the habit of students in studying accounting (2) the relationship between students' interest in studying accounting and students' habbit in studying accounting and students' motivation in studying accounting (3) the relationship between students' attitude toward accounting lesson and students' habbit in studying accounting and students' motivation in studying accounting (4) the relationship between students' motivation in studying accounting and achievement in studying accounting (5) the relationship between students' habbit in studying accounting and achievement of student studying accounting.

The research took place at “BOPKRI II Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu” Senior High School in August – September 2008. Research population is 922 students of BOPKRI II Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu Senior High School from social sciences department. The number of samples are 256 students and the samples taken by appying interpretation with proporsional random sampling. Techniques of collecting data are questionairre and documentation.

The result shows: (1) there is significant relationship is between accounting teacher' method and students' interest in studying accounting (t result = 5,24) and accounting teacher's method of teaching and students' behaviour is accounting lesson (t result = 3, 81), significant relationship between accounting teacher's metohd of teaching and student's motivation in studying accounting is not found and students habbit in studying accounting is not significant (2) there is significant relationship between students' interest in studying accounting and student's habbit in studying accounting (t result = 2,41), significant relationship between students' interest in studying accounting and students' motivation in studying accounting is not found (3) there is significant relationship between students' behaviour in accounting lesson and students' motivation in studying


(4)

x

accounting (t result = 5,13) and student's behaviour in studying accounting and students' habbit in studying accounting (t result = 2,64) (4) there is significant relationship between students' habbit in studying accounting and student's achievement in studying accounting (t result = 2,19).


(5)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus: Siswa-siswi SMA BOPKRI 2Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Yosef Hening Krida Murdanto NIM : 041334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(6)

(7)

(8)

iv MOTTO

Kemauan yang didukung kreativitas akan membuahkan keberhasilan” “Tak pernah sesuatu yang besar dicapai tanpa semangat besar

Jalan yang dipilih oleh setiap orang untuk kita lalui itu tak pernah bebas

dari belokan atau tikungan, tetapi akhirnya belokan-belokan itu akan membawa kita ke jalan yang lebih mulus…….”

“Butuh satu menit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk

menyukai seseorang, butuh satu hari untuk mencintai dan butuh seumur hidup

untuk melupakan seseorang……”

“Jangan pernah terpaku dengan keadaan, kita justru harus berani melawan keadaan dengan begitu kita akan menjadi orang yang tangguh…….”

“Pertandingan hidup ini tidak selalu dimenangkan oleh yang lebih kuat atau

lebih cepat atau lebih hebat, tapi lemah, cepat atau lambat, orang yang bisa

menang adalah orang yang selalu BERPIKIR IA BISA MENANG DALAM

PERTANDINGAN HIDUP…………..

Never, never, never give in (Jangan, jangan, jangan putus asa)……..

Hidup adalah belajar dan proses pembelajaran…so nikmati hidupmu…..

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA

™ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria (Kalian adalah penerang jalan hidupku……….)

™ Bapak dan Ibu yang selalu kusayangi (Kalian adalah sumber

inspirasiku…….)

™ Mas Yoyok (Aku sangat bangga padamu……), Mbak Sisil dan Advent

™ Kel. Besar Mbah Hadi dukuh n sedayu (Trim’s atas doa dan

dukungannya….)

™ Diriku sendiri atas semangat dan kerja kerasnya (Akhirnya

“LULUS”…….)

™ Temen-temen PAK ‘ 04 (Chayoo…..chayoo……Thx atas kebersamaannya selama ini yachhhhhh………)

™ Seluruh staff PGSD (Terimakasih boleh nyambi kerjain skripsi dan ngeprint…Terimakasih juga atas doa dan dukungannya)

™ Semua yang telah mendukung dan mendoakanku yang tidak bisa penulis sebutkan (Terimakasih….Matur Nuwun, Tengkyu, Kamsia)

™ Buat seorang yang telah TUHAN kirimkan kepadaku….( dia


(9)

(10)

(11)

vii

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus : Siswa – siswi SMA BOPKRI II Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu

Yosef Hening Krida Murdanto Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan yang signifikan antara metode mengajar guru akuntansi dengan minat siswa belajar akuntansi, sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, motivasi siswa belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (2) hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (3) hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (4) hubungan yang signifikan antara motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (5) hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMA BOPKRI II Yogyakarta pada bulan Agustus – September 2008. Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi SMA PANGUDI LUHUR Sedayu dan SMA BOPKRI II Yogyakarta yang mengambil jurusan IPS yang berjumlah 922 siswa. Besarnya sampel ditetapkan sebesar 256 siswa dan pengambilan sampel dilakukan secara

proportional random sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada hubungan yang signifikan antara metode mengajar guru akuntansi dengan minat siswa belajar akuntansi (t hitung = 5,24) dan metode mengajar guru akuntansi dengan sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi (t hitung = 3,81), tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara metode belajar guru akuntansi dengan motivasi siswa belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi tidak signifikan (2) ada hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (t hitung = 2,41), tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (3) ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (t


(12)

viii

hitung = 5,13) dan sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi (t hitung = 2,64) (4) ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (t hitung = 6,25) (5) ada hubungan yang signifikan antara motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa (t hitung = 2,19).


(13)

ix

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE FACTORS THAT INFLUENCE STUDENTS' LEARNING ARCHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study on “BOPKRI 2 Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu” Senior High School

Yosef Hening Krida Murdanto Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purpose of this research is to know the significant: (1) the relationship between the teaching method of the accounting teacher and learning interest of the student in studying accounting, the attitude of the students in studying accounting, the motivation of the students in studying accounting and the habit of students in studying accounting (2) the relationship between students' interest in studying accounting and students' habbit in studying accounting and students' motivation in studying accounting (3) the relationship between students' attitude toward accounting lesson and students' habbit in studying accounting and students' motivation in studying accounting (4) the relationship between students' motivation in studying accounting and achievement in studying accounting (5) the relationship between students' habbit in studying accounting and achievement of student studying accounting.

The research took place at “BOPKRI II Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu” Senior High School in August – September 2008. Research population is 922 students of BOPKRI II Yogyakarta and Pangudi Luhur Sedayu Senior High School from social sciences department. The number of samples are 256 students and the samples taken by appying interpretation with proporsional random sampling. Techniques of collecting data are questionairre and documentation.

The result shows: (1) there is significant relationship is between accounting teacher' method and students' interest in studying accounting (t result = 5,24) and accounting teacher's method of teaching and students' behaviour is accounting lesson (t result = 3, 81), significant relationship between accounting teacher's metohd of teaching and student's motivation in studying accounting is not found and students habbit in studying accounting is not significant (2) there is significant relationship between students' interest in studying accounting and student's habbit in studying accounting (t result = 2,41), significant relationship between students' interest in studying accounting and students' motivation in studying accounting is not found (3) there is significant relationship between students' behaviour in accounting lesson and students' motivation in studying


(14)

x

accounting (t result = 5,13) and student's behaviour in studying accounting and students' habbit in studying accounting (t result = 2,64) (4) there is significant relationship between students' habbit in studying accounting and student's achievement in studying accounting (t result = 2,19).


(15)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Bapa di surga, atas limpahan berkat anugerah dan kasih-Nya yang tak terhingga, sehingga skripsi yang berjudul

“ ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA “ yang disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan juga karena banyaknya bantuan, bimbinga, saran, dukungan, cinta dan doa yang tulus dari berbagai pihak, sehingga segala hambatan dan kesulitan dalam proses penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M. Si., selaku dosen

pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. SMA Pangudi Luhur Sedayu dan SMA BOPKRI II Yogyakarta

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(16)

xii

6. Kedua Orangtuaku terkasih: Bapak B. Bambang H dan Ibu

Evaristin Murwani W, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang dan pengorbanannya dari segi biaya, tenaga yang telah mengantar dan mendukungku untuk meraih gelar sarjana.

7. Kakak dan Adikku, Mas Yoyok beserta Keluarga dan Ardi, terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.

8. Segenap Staff dan dosen di Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah membantu dan mendampingi penulis selama kuliah dan menyelesaikannya.

9. Saudara – saudaraku di PAK 04, kalian semua adalah saudaraku yang memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Segenap Staff PGSD USD, Pak Puji, Pak Rus, mas hermoyo, mbak tri, bunda yani, dll, terima kasih atas dukungan, doa, semangat dan kerjasamanya.

Skripsi ini sangat jauh dari sempurna, karena keterbatasan – keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun serta dapat menyempurnakan skripsi ini akan sangat diterima dengan lapang dada. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Juli 2009


(17)

xiii DAFTAR ISI

Halaman judul...i

Halaman Persetujuan Pembimbing ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Halaman Motto dan Persembahan ...iv

Pernyataan Keaslian Karya ...v

Abstrak...vi

Abstract ...viii

Kata Pengantar ...xi

Daftar Isi ...xiii

Daftar Tabel ...xvi

Daftar Gambar ...xvii

Daftar Lampiran...xviii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Batasan Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN TEORITIK ...9

A. Prestasi Belajar Akuntansi ...9

1. Prestasi Belajar ...9

2. Prestasi Belajar Akuntansi...10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi...10

B. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi...15

C. Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi...18

1. Kebiasaan Belajar...18

2. Kebiasaan Belajar Siswa Di Sekolah ...19

D. Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi ...21

1. Pengertian Motivasi Belajar...21

2. Bentuk Motivasi...22

3. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi ...23

E. Minat Siswa Dalam Belajar Akuntansi...25

1. Minat ...25


(18)

xiv

F. Metode Mengajar Guru Akuntansi ...28

1. Metode Ceramah ...28

2. Metode Tanya Jawab...30

3. Metode Diskusi...31

4. Metode Kelompok...32

G. Kerangka Teoritik ...36

1. Hubungan Metode mengajar guru akuntansi dengan Minat, motivasi, dan kebiasaaan siswa dalam belajar akuntansi serta sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi ....36

2. Hubungan Minat siswa dalam belajar akuntansi dengan Sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi ...38

3. Hubungan Motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan Sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi ...39

4. Hubungan Sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan Prestasi belajar akuntansi siswa ...40

5. Hubungan Kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan Prestasi belajar akuntansi siswa ...41

H. Model ...41

I. Hipotesis ...42

BAB III METODE PENELITIAN ...43

A. Jenis Penelitian ...43

B. Subyek dan Obyek Penelitian...43

C. Tempat dan Waktu Penelitian ...44

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ...44

E. Jenis Data...46

F. Teknik Pengumpulan Data...47

G. Populasi dan Pengambilan Sampel ...47

H. Teknik Analisis Data...48

1. Uji Indikator Analisis...48

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ...49

3. Statistik Deskriptif ...51

4. Uji Path Analysis ...51

5. Uji Regresi ...55

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ...90


(19)

xv

B. SMA Pangudi Luhur Sedayu ...101

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...120

A. Uji Indikator Analisis...120

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...122

C. Deskripsi Data...131

D. Uji Path Analysis ...133

E. Uji Regresi ...140

F. Pembahasan...164

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...169

A. Kesimpulan ...169

B. Saran ...170

C. Keterbatasan Penelitian...170


(20)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Pembagian Skor Kuesioner...45

Tabel III. 2 Indikator Pengukuran Variabel...45

Tabel IV. 1 Keadaan Siswa SMA BOPKRI II Tahun 2008 / 2009 ...93

Tabel IV. 2 Daftar Nama Guru SMA BOPKRI II Tahun 2008 / 2009.95 Tabel IV. 3 Daftar Nama Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun 2008 / 2009 ...106

Tabel IV. 4 Keadaan Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun 2008 / 2009 ...107

Tabel IV. 5 Daftar Fasilitas Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun 2008 / 2009 ...118

Tabel V. 1 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...121

Tabel V. 2 Data Variabel Penelitian ...132

Tabel V. 3 Kriteria Tingkat Kecocokan...140

Tabel V. 4 Hasil Tingkat Kecocokan...141

Tabel V. 5 Hasil Hipotesis 1 ...144

Tabel V. 6 Kriteria Tingkat Kecocokan...145

Tabel V. 7 Hasil Tingkat Kecocokan...146

Tabel V. 8 Hasil Hipotesis 2 ...149

Tabel V. 9 Kriteria Tingkat Kecocokan...150

Tabel V. 10 Hasil Tingkat Kecocokan...151

Tabel V. 11 Hasil Hipotesis 3 ...154

Tabel V. 12 Kriteria Tingkat Kecocokan...155

Tabel V. 13 Hasil Tingkat Kecocokan...156

Tabel V. 14 Hasil Hipotesis 4 ...159

Tabel V. 15 Kriteria Tingkat Kecocokan...160

Tabel V. 16 Hasil Tingkat Kecocokan...161


(21)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gb. II. 1 Diagram Alur Hubungan Antar Variabel ...41

Gb. III. 1 Diagram Alur Hubungan Antar Variabel...52

Gb. IV. 1 Struktur Organisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ...99

Gb. IV. 2 Struktur Dasar Organisasi Sekolah ...108

Gb. V. 1 Confirmatory Factor Analysis Variabel Metode...134

Gb. V. 2 Confirmatory Factor Analysis Variabel Minat ...135

Gb. V. 3 Confirmatory Factor Analysis Variabel Sikap...136

Gb. V. 4 Confirmatory Factor Analysis Variabel Kebiasaan ...137

Gb. V. 5 Confirmatory Factor Analysis Variabel Motivasi...138

Gb. V. 6 Diagram Alur Hubungan Antar Variabel...138

Gb. V. 7 Model Pengujian Hipotesis 1 ...144

Gb. V. 8 Model Pengujian Hipotesis 2 ...149

Gb. V. 9 Model Pengujian Hipotesis 3 ...154

Gb. V. 10 Model Pengujian Hipotesis 4 ...159


(22)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner...174 Lampiran 2 Data Induk ...180 Lampiran 3 Normalitas ...211 Lampiran 4 Surat Keterangan ...212


(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua mata pelajaran atau mata kuliah yang terdapat di dalam setiap

jenjang pendidikan memiliki kompetensi yang berbeda-beda. Kompetensi di

jenjang Sekolah Dasar (SD) umumnya lebih mudah daripada kompetensi di

jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Kompetensi pada jenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA) tentunya lebih kompleks daripada kompetensi

pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Kompetensi menurut kurikulum 2004 SMA (DepDikNas, 2004:7)

merupakan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat

didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar.

Kompetensi menurut kurikulum 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan standar nasional yang telah

disepakati. Kompetensi tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran atau

kelompok mata pelajaran yang terangkum dalam Standar Kompetensi Lulusan

(SKL). SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

24 tahun 2006). Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan


(24)

kompetensi dari pelajaran akuntansi adalah standar dari perpaduan pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak yang harus dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari mempelajari akuntansi

tersebut. Untuk mata pelajaran akuntansi di SMA, telah dirumuskan standar

kompetensi sebagai berikut menganalisis sistem informasi, dasar hukum, struktur

dasar, siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang; menerapkan tahapan siklus

akuntansi koperasi, menganalisis laporan keuangan dan metode kuantitatif.

Dengan adanya standar kompetensi tersebut selayaknya semua siswa memiliki

prestasi belajar akuntansi yang sama satu sama lain.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa.

Menurut Slameto (1988), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi tiap

siswa berlainan, ada yang dominan faktor internnya dan ada juga yang didominasi

oleh faktor ekstern. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu atau siswa. Yang termasuk faktor internal diantaranya adalah kondisi

sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa, dan kebiasaan siswa dalam belajar.

Sikap siswa adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak

pelajaran akuntansi. Sikap siswa memiliki peranan yang besar terhadap prestasi

belajar akuntansi. Sikap yang menerima akan membuat siswa untuk berprestasi

pada pelajaran akuntansi, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Suryantono (2004), ditemukan bahwa sikap belajar siswa

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar


(25)

Minat siswa adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu. Minat siswa memiliki peranan yang besar terhadap prestasi

belajar akuntansi. Minat siswa yang tinggi membuat siswa lebih giat dalam belajar

sehingga prestasi belajar akuntansinya dapat tercapai. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Wahyudi (2000), ditemukan bahwa minat siswa dalam belajar

akuntansi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi

belajar akuntansi.

Motivasi siswa adalah daya penggerak atau serangkaian usaha diri siswa

untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran tersebut

dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai tujuan yang

diinginkan. Motivasi yang tinggi membuat daya penggerak atau usaha siswa juga

semakin tinggi sehingga prestasi belajar akuntansi siswa akan tercapai. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Anawati (2004), ditemukan bahwa motivasi

belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi

belajar akuntansi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wasitaningsih (2003),

ditemukan bahwa motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan dengan prestasi belajar akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh

Nurani (2004), juga ditemukan bahwa motivasi belajar siswa mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar akuntansi.

Kebiasaan siswa dalam belajar adalah seluruh perilaku yang ditunjukkan

secara tetap dari waktu ke waktu dalam mempelajari pelajaran tertentu. Kebiasaan


(26)

dalam belajar berarti semakin disiplin siswa tersebut dalam belajar. Kedisiplinan

siswa dalam belajar akan menunjang prestasi belajar akuntansi mereka. Dalam

penelitian yang telah dilakukan oleh Widiyani (2000), ditemukan bahwa

kedisiplinan belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

prestasi belajar akuntansi.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu atau

siswa. Yang termasuk faktor eksternal diantaranya adalah status sosial ekonomi

orang tua siswa, perhatian orang tua, dukungan teman sebaya, metode mengajar

guru, dan relasi guru dengan siswa.

Status sosial ekonomi orang tua siswa adalah kedudukan sosial ekonomi

orang tua siswa dalam masyarakat yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan,

jabatan, penghasilan, barang berharga yang dimilikinya. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Ningsih (2005), ditemukan bahwa status sosial ekonomi orang tua

siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar

akuntansi.

Perhatian orang tua sangat besar artinya terhadap prestasi belajar siswa.

Bentuk perhatian ini bisa berupa penyediaan fasilitas belajar yang memadai,

pemantauan perkembangan anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Wasitaningsih (2003), ditemukan bahwa perhatian orang tua mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar akuntansi.

Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlulah diusahakan agar siswa

memiliki teman sebaya yang baik dan mendukungnya. Dukungan tersebut


(27)

dilakukan oleh Sriyana (2005) dan Sintadewi (2001), ditemukan bahwa dukungan

teman sebaya mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi

belajar akuntansi.

Metode mengajar adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk

mencapai tujuan pengajaran. Cara ini merupakan bentuk konkrit dari penerapan

petunjuk-petunjuk umum pengajaran pada proses pengajaran tertentu. Metode

mengajar, selain berpegang pada prinsip-prinsip umum juga harus merumuskan

petunjuk khusus sesuai dengan kekhususan mata pelajaran (Pasaribu dan

Simanjuntak, 1983:13). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurani (2004),

ditemukan bahwa metode mengajar guru akuntansi mempunyai hubungan yang

positif dan signifikan dengan prestasi belajar akuntansi.

Hubungan interpersonal atau relasi guru dengan siswa adalah hubungan

atau komunikasi dua arah antara guru dengan murid maupun murid dengan guru.

Dengan komunikasi yang baik akan membuat membuat hubungan juga baik.

Hubungan yang baik akan membuat siswa merasa senang bila dekat dengan guru.

Kedekatan tersebut membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Nenita (2003), ditemukan bahwa hubungan interpersonal atau relasi guru dengan

siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar

akuntansi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa, khususnya “analisis


(28)

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya: sikap

siswa, minat siswa, motivasi siswa, kebiasaan siswa dalam belajar, status sosial

ekonomi orang tua siswa, perhatian orang tua siswa, dukungan teman sebaya,

media pembelajaran, metode mengajar guru, dan hubungan interpersonal atau

relasi guru dengan siswa. Penelitian ini memfokuskan pada faktor intern yaitu

sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, minat siswa dalam belajar akuntansi,

motivasi siswa dalam belajar akuntansi, dan kebiasaan siswa dalam belajar

akuntansi serta faktor ekstern yatiu metode mengajar guru akuntansi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1 Apakah metode mengajar guru akuntansi berhubungan secara signifikan

dengan minat, motivasi, dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi serta

sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi?

2 Apakah minat siswa dalam belajar akuntansi berhubungan secara signifikan

dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam

belajar akuntansi?

3 Apakah sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi berhubungan secara

signifikan dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan kebiasaan


(29)

4 Apakah motivasi siswa dalam belajar akuntansi berhubungan secara

signifikan dengan prestasi belajar akuntansi siswa?

5 Apakah kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi berhubungan secara

signifikan dengan prestasi belajar akuntansi siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

memberikan bukti-bukti tentang:

1 signifikansi hubungan metode mengajar guru akuntansi dengan minat,

motivasi, dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi serta sikap siswa

terhadap pelajaran akuntansi.

2 signifikansi hubungan minat siswa dalam belajar akuntansi dengan motivasi

siswa dalam belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi.

3 signifikansi hubungan sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi dengan

motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan kebiasaan siswa dalam belajar

akuntansi.

4 signifikansi hubungan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dengan prestasi

belajar akuntansi siswa.

5 signifikansi hubungan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi dengan


(30)

E. Manfaat Penelitian

1 Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan atau

masukan dalam memperhatikan anaknya untuk meraih prestasi yang

maksimal.

2 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga

dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan

dan memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu masalah

kemudian mengambil suatu kesimpulan yang tepat.

3 Bagi Guru Bidang Studi Akuntansi

Apabila diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

maka penelitian ini dapat dijadikan masukan atau pengetahuan sebagai

pertimbangan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar.

4 Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur atau

referensi penelitian sejenis. Di samping itu dapat menjadi referensi

ilmiah sebagai hasil kajian empiris tentang faktor-faktor yang


(31)

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Prestasi Belajar Atkuntansi 1 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:100).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru. Pengertian lain mengenai prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk angka huruf maupun simbol pada tiap

periode tertentu misalnya caturwulan atau semester.

Proses belajar yang dialami siswa menghasilkan perubahan dalam

bidang pengetahuan atau pemahaman. Adanya perubahan tampak

dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap tugas yang

diberikan oleh guru (Winkel, 1996:102). Dari beberapa pendapat

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa arti dari prestasi belajar

adalah hasil dari perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan


(32)

oleh mata pelajaran dan bisa diukur dengan tes atau evaluasi hasil

belajar.

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai objek

tertentu berdasarkan kriteria (Sudjana, 1989:3). Proses pemberian nilai

berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan penilaian.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil

belajar yang dicapai dengan kriteria tertentu.

2. Prestasi Belajar Akuntansi

Pengertian prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa

dalam belajar akuntansi. Prestasi belajar akuntansi diukur dengan skor

yang dicapai atau diperoleh siswa dalam tes prestasi belajar akuntansi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi banyak

jenisnya, tetapi secara global dapat dibedakan menjadi dua kelompok

(Slameto, 1988:56).

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi

adalah sebagai berikut.

i. Fisiologi (bersifat jasmaniah) yang mempengaruhi prestasi

belajar akuntansi antara lain:


(33)

b) kondisi organ tubuh (kondisi panca indera seperti

penglihatan dan pendengaran).

ii. Psikologis (bersifat mental) antara lain:

a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa inteligensi siswa

memainkan peranan yang sangat besar (berpengaruh kuat)

terhadap tinggi-rendahnya prestasi belajar yang dicapai

oleh siswa. Meskipun peranan dari inteligensi sedemikian

besar, namun harus diingat bahwa faktor-faktor yang lain

tetap berpengaruh pula dan tidak boleh (dapat) dikatakan

bahwa taraf prestasi belajar kurang, pastilah karena taraf

inteligensinya juga kurang.

b) Sikap siswa.

Sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi adalah

kecenderungan untuk menerima atau menolak berbagai

kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran tersebut.

c) Minat siswa.

Kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu.

d) Motivasi siswa.

Motivasi siswa terhadap pelajaran tertentu adalah daya


(34)

melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

pelajaran tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan

belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan.

e) Kebiasaan siswa dalam belajar.

Seluruh perilaku yang ditunjukkan secara tetap dari waktu

ke waktu dalam mempelajari pelajaran tertentu. Baik itu

kebiasaan sebelum mengikuti pelajaran tersebut, dan dalam

menghadapi ulangan atau tes.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

sebagai berikut.

i. Keluarga.

a) Relasi antar anggota keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu

diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak

tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh

pengertian, kasih sayang.

b) Suasana rumah

Suasana rumah yang dimaksud adalah situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana


(35)

c) Status sosial ekonomi orang tua siswa

Kedudukan sosial ekonomi orang tua siswa dalam

masyarakat yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan,

jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang

dimilikinya.

d) Perhatian orang tua

Perhatian orang tua sangat besar artinya terhadap prestasi

belajar siswa. Bentuk perhatian ini bisa dalam bentuk

penyediaan fasilitas belajar yang memadai, pemantauan

perkembangan anak.

e) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar, perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar

mendorong semangat anak untuk belajar.

ii. Masyarakat.

a) Teman sebaya

Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlulah diusahakan

agar siswa memiliki teman sebaya yang baik dan

pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari


(36)

b) Media massa

Media massa yang digunakan bisa berpengaruh negatif

maupun positif terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena

itu perlu dilakukan pendampingan dan pengawasan dari

orang tua dan pendidik dalam penggunaan media massa

oleh siswa.

iii. Sekolah.

a) Metode mengajar

Banyak macam metode mengajar (seperti ceramah, diskusi,

permainan, tanya jawab, alat peraga, dan sebagainya) yang

dapat diterapkan dalam pengajaran. Pemberian metode

mengajar yang variatif dapat meningkatkan siswa dalam

belajar.

b) Kurikulum

Kurikulum yang cenderung padat dengan materi, dengan

tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk ukuran siswa dan

sistematika yang tidak terlalu tepat, dikaitkan dengan waktu

yang terbatas menyebabkan banyak siswa merasa kesulitan

dalam belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum.

c) Relasi guru dengan siswa

Relasi yang baik antara guru dan siswa dapat berupa

hubungan pribadi yang baik misalnya guru tidak


(37)

memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh

tiap-tiap siswa (tidak hanya memberikan perhatian lebih pada

siswa yang pandai). Tidak memarahi atau mempermalukan

siswa bila tidak bisa mengerjakan suatu soal, atau siswa

yang bertanya dan sebagainya. Relasi yang kurang baik

antara guru dan siswa akan mengurangi minat siswa dalam

belajar.

d) Disiplin sekolah

Peraturan dan tata tertib sekolah memiliki tujuan agar para

siswa dan guru menjadi disiplin. Tingkat kedisiplinan yang

tinggi dapat menunjang para siswa untuk berprestasi lebih

baik.

B. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi

Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek, dan sikap terhadap suatu

obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap

positif terhadap suatu obyek yang dipandang bernilai baginya, dan orang akan

bersikap negatif terhadap obyek yang dianggapnya tidak bernilai atau

merugikannya.

Ada hubungan yang erat antara perasaan siswa dan sikap siswa terhadap

pengalaman belajar di sekolah, baik terhadap seluruh atau salah satu mata

pelajaran tertentu. Perasaan siswa yang satu dengan yang lain berbeda-beda,


(38)

Menurut Winkel, sikap adalah kecenderungan dalam subyek untuk

menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu

sebagai obyek yang berharga atau tidak berharga (Winkel, 1983:30). Menurut

Bruno (1987), sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi

dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (Muhibbin,

1995:120).

Sikap mengandung tiga komponen (Azwar, 1988:17-22), yaitu:

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif memuat kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan tersebut datang

dari apa yang telah dilihat atau diketahuinya. Berdasarkan apa yang telah

dilihatnya itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau

karakteristik umum suatu obyek. Seringkali kepercayaan itu dapat terbentuk

justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi yang benar mengenai

obyek yang dihadapinya. Dalam belajar akuntansi, komponen kognitif berupa

apa yang dipikirkan, digagaskan, dan dipercayai oleh pemilik sikap mengenai

akuntansi.

2. Komponen afektif

Komponen afektif menunjukkan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap

sesuatu. Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar bagi

obyek termaksud. Dalam belajar akuntansi, komponen afektif berupa apa yang


(39)

3. Komponen konatif (perilaku)

Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya. Dalam akuntansi, komponen konatif berupa kesediaan

bertingkah laku atau kecenderungan berbuat terhadap akuntansi.

Faktor-faktor yang membentuk sikap (Slameto, 1988:192) antara lain:

1. Pengalaman

Pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula pengalaman yang disertai

perasaan yang mendalam (traumatis).

2. Informasi mengenai obyek

Informasi buruk yang diterima mengenai akuntansi akan menyebabkan siswa

tidak menyukai akuntansi dan hal ini akan menimbulkan sikap negatif pada

diri siswa. Sikap negatif terhadap akuntansi terutama ditemui pada siswa yang

sering mengalami kekecewaan terhadap akuntansi.

3. Imitasi atau peniruan

Peniruan adalah suatu proses di mana siswa mempunyai minat dan rasa kagum

terhadap model yang hendak ditiru. Peniruan akan terjadi lebih lancar dan

lebih kuat apabila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.

4. Sugesti

Di sini siswa membentuk suatu sikap terhadap akuntansi tanpa suatu alasan

dan pemikiran yang jelas, tetapi semata-mata karena pengaruh yang datang


(40)

5. Identifikasi

Di sini siswa meniru orang lain yang didasari oleh suatu keterikatan

emosional. Meniru di sini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai orang

lain. Sebagai contoh: seorang anak yang ingin meniru ayahnya yang seorang

ahli akuntansi, atau seorang siswa yang ingin meniru kepintaran gurunya

dalam memecahkan soal-soal akuntansi, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sikap siswa terhadap

pelajaran akuntansi adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak berbagai

kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi. Kecenderungan tersebut dapat terlihat

dari keinginannya untuk tahu atau belajar lebih banyak, dari kemauannya untuk

lebih terlibat atau melibatkan diri dalam belajar akuntansi. Semakin siswa

bersedia untuk banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan akuntansi berarti

semakin positif sikapnya, semakin siswa enggan untuk melibatkan diri dalam

berbagai kegiatan akuntansi berarti semakin negatif sikapnya.

C. Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi 1. Kebiasaan Belajar

Kebiasaan adalah perilaku yang kita lakukan secara berulang-ulang,

rutin dan teratur (Covey, 2001:26). Dalam kehidupan sehari-hari, dari

bangun tidur sampai akan berangkat tidur lagi orang akan melakukan

banyak kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan setiap hari,


(41)

disadari akhirnya rutinitas itu menjadi kebiasaan bagi diri orang

tersebut.

Kata belajar oleh Morgan (1978), diartikan sebagai setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Hilgard (1978), belajar

adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu berupa perolehan

kemampuan baru sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Dalam

latihan tentu orang menggunakan cara tertentu.

Jadi, kebiasaan belajar seseorang adalah kegiatan-kegiatan seseorang

yang dilakukan secara berulang-ulang, rutin dan teratur dengan cara

tertentu.

2. Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah

Kegiatan belajar siswa di sekolah berlangsung dari hari senin sampai

hari sabtu secara rutin, teratur, dan terjadwal. Keteraturan dalam

melaksanakan kegiatan belajar di sekolah membentuk kebiasaan siswa

bersekolah. Di sekolah siswa berlatih berupa latihan-latihan di kelas

yang disebut belajar tatap muka. Siswa berlatih menggunakan cara

belajar dalam tiap mata pelajaran. Siswa yang melakukan kegiatan

berlatih secara berulang-ulang, rutin dan teratur akan semakin mampu

menggunakan cara belajar dengan baik. Siswa perlu membentuk dan

memiliki kebiasaan mempelajari bahan-bahan pelajaran, ketrampilan,


(42)

Kegiatan belajar siswa di sekolah berlangsung dalam pengajaran,

pembimbingan, dan pelatihan yang dilakukan secara sengaja,

terencana, sistematis untuk mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Kegiatan ini dilakukan secara merata, menyeluruh, wajib diikuti oleh

siswa dan dilakukan secara terjadwal. Dalam kegiatan pengajaran,

siswa diajarkan menggunakan cara belajar tiap mata pelajaran.

Kegiatan pembimbingan, siswa dibimbing dan dibantu untuk

membentuk dan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Kegiatan

pelatihan dilakukan oleh siswa berupa latihan-latihan menyelesaikan

tugas-tugas dalam tiap mata pelajaran. Siswa mempelajari cara-cara

belajar tiap mata pelajaran yang dilakukan secara rutin, teratur dan

terjadwal agar terbentuk suatu kebiasaan belajar. Menurut Liang Gie

(1995:194), kesuksesan siswa dalam studi diantaranya dipengaruhi

oleh kebiasaan belajar yang baik dengan sumbangan sebesar 33%.

Kebiasaan studi yang baik mempunyai peranan yang lebih besar dalam

belajar siswa. Kebiasaan belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan siswa

secara berulang-ulang, rutin dan teratur dalam mempelajari

bahan-bahan pelajaran dengan menggunakan cara-cara belajar, ketrampilan,


(43)

D. Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi 1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald (Winkel, 1996:146) motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dalam motivasi belajar terdapat daya penggerak psikis di dalam diri

siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar itu demi tercapainya suatu tujuan (Winkel, 1996:150).

Ada beberapa bentuk dan cara meningkatkan motivasi dalam belajar

(Dimyati dan Mudjiono, 1994:101):

a. optimalisasi penerapan prinsip belajar;

b. optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran;

c. optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa;

d. pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.

Motivasi secara umum adalah keadaan psikologis dan fisiologis dalam

diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat juga

dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi

motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi dapat

juga timbul di dalam diri seseorang. Motivasi belajar memegang


(44)

sehingga mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan

kegiatan belajar.

Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar tinggi

akan mencapai prestasi yang lebih baik. Namun, pada kenyataannya,

motivasi yang cukup kuat belum tentu menghasilkan prestasi belajar

yang baik pula. Hal ini karena terdapat faktor-faktor yang dapat

menghambat belajar. Faktor-faktor yang menghambat belajar dapat

dikelompokkan ke dalam dua golongan (Kartono, 1985:62-67).

a. Sebab endogen (dari dalam diri anak)

1) Bersifat biologis, misalnya kesehatan, cacat badan.

2) Bersifat psikologis, misalnya kecerdasan, minat, bakat,

perhatian

b. Sebab eksogen (dari luar diri anak)

1) Faktor keluarga, yaitu orang tua, suasana rumah tangga, keadaan

ekonomi orang tua.

2) Faktor sekolah.

3) Faktor masyarakat.

2. Bentuk Motivasi

Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1996:151).

a. Motivasi ekstrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalam aktivitas

belajarnya dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan


(45)

b. Motivasi instrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu

dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

3. Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (1994:97) unsur tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi

tertentu di dalam hidupnya. Orang yang mempunyai cita-cita atau

aspirasi senantiasa akan dikejar dan diperjuangkan, meskipun

rintangan yang ditemui sangat banyak. Oleh karena itu, cita-cita

dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar.

b. Kemampuan siswa

Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama.

Seseorang yang berkemampuan rendah akan sangat sulit untuk

menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi dan

sebaliknya.

c. Kondisi siswa

Kondisi dapat dibedakan atas kondisi fisik dan psikologis. Dua

kondisi ini umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Jiwa

yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat dalam realitasnya juga


(46)

psikologis yang tidak sehat, biasanya berpengaruh juga terhadap

ketahanan dan kesehatan fisiknya.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan

sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut

belajar, apakah tempatnya nyaman atau tidak. Lingkungan sosial

adalah suatu lingkungan yang berkaitan dengan orang lain.

e. Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi

belajar siswa.

f. Upaya guru dan membelajarkan siswa

Upaya guru dalam memberikan dorongan pada siswa dan mendidik

untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dalam lingkungan

pendidikan.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan motivasi siswa dalam belajar

akuntansi adalah dorongan yang diperoleh dari dalam diri siswa untuk mencapai

suatu tujuan. Dorongan tersebut dapat terlihat dari keinginannya untuk belajar

lebih banyak, dari kemauannya untuk memperoleh suatu ilmu dalam belajar

akuntansi. Semakin siswa terdorong untuk banyak memperoleh suatu ilmu dalam

berbagai kegiatan akuntansi berarti semakin positif motivasinya, semakin siswa

enggan untuk memperoleh suatu ilmu dalam berbagai kegiatan akuntansi berarti


(47)

E. Minat Siswa Dalam Belajar Akuntansi 1. Minat

Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi

tertentu. Minat menurut Walgito (1982:133) mengandung unsur

keinginan, baik untuk memiliki ataupun mengetahui tentang obyek

yang diingini. Minat mengandung unsur rasa suka atau senang

terhadap sesuatu. Menurut Winkel (1989:105) minat adalah

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada

bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari

materi tersebut.

Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering

dilakukan dan melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap

suatu obyek. Super dan Crites yang dikutip oleh Yahny Kils (1988:33)

mengemukakan bahwa ada empat cara untuk mengetahui minat

seseorang.

a. Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi

dan yang tidak disenangi.

b. Melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan.

c. Melalui tes obyektif.


(48)

Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat

anak-anak yaitu dengan cara sebagai berikut.

a. Meningkatkan minat anak-anak.

Setiap guru perlu mempunyai kewajiban untuk meningkatkan

minat siswa-siswanya karena minat merupakan komponen yang

penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan

dan pengajaran pada khususnya.

b. Memelihara minat yang timbul.

Minat positif yang muncul dari anak-anak perlu dipelihara dan

diarahkan agar minat tersebut dapat terwujud dengan baik.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

Minat negatif yang muncul dari anak-anak perlu diarahkan agar

minat tersebut tidak mengarah menuju ke hal-hal yang tidak

baik. Minat yang negatif tersebut dapat dihilangkan dan minat

yang positif menjadi muncul atau tumbuh.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh dari pengalaman

belajar. Dengan demikian, perlu dilakukan peningkatan minat dalam

diri anak karena peningkatan tersebut merupakan bantuan terhadap

anak agar anak dapat terdorong dalam melaksanakan usahanya.

2. Belajar

Belajar menurut Winkel (1983:150) adalah suatu proses mental yang

mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill,


(49)

dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan

hasil dari belajar.

Belajar merupakan suatu proses akhir dimana terjadi hubungan saling

mempengaruhi antara siswa dengan lingkungannya. Lima ciri dari

belajar adalah sebagai berikut.

a. Terjadi perubahan tingkah laku, baik yang diamati maupun tidak

diamati secara langsung.

b. Terjadi perubahan tingkah laku baik kognitif, afektif,

psikomotorik, maupun campuran dari ketiganya.

c. Terjadi perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif

menetap.

d. Perubahan terjadi melalui pengalaman dan latihan.

e. Belajar merupakan proses usaha yang artinya belajar berlangsung

dalam kurun waktu yang relatif lama.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan minat siswa dalam belajar

akuntansi adalah keinginan atau niat siswa dalam belajar akuntansi. Keinginan

atau niat tersebut dapat muncul dari dalam diri siswa baik itu kesadaran diri

sendiri maupun dorongan dari pihak luar. Semakin tinggi keinginan siswa dalam

belajar akuntansi berarti semakin positif minat siswa dalam belajar akuntansi.

Demikian juga sebaliknya, semakin rendah keinginan siswa dalam belajar


(50)

F. Metode Mengajar Guru Akuntansi

Proses belajar-mengajar tidak dapat dipisahkan dengan metode mengajar.

Oleh sebab itu pengetahuan tentang metode mengajar atau metodologi mengajar

sangat diperlukan oleh para guru. Seorang guru harus benar-benar menguasai

berbagai metode mengajar guna meningkatkan mutu profesi guru, pembinaan, dan

pendidikan belajar siswa.

Metode pengajaran adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk

mencapai tujuan pengajaran. Cara yang sistematik ini merupakan bentuk konkrit

dari penerapan petunjuk-petunjuk umum pengajaran pada proses pengajaran

tertentu. Metode mengajar, selain berpegang pada prinsip-prinsip umum juga

harus merumuskan petunjuk khusus sesuai dengan kekhususan mata pelajaran

(Pasaribu dan Simanjuntak, 1983:13).

Pemilihan metode mengajar diharapkan dapat memperlancar proses

belajar-mengajar dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Macam-macam

metode mengajar antara lain sebagai berikut.

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan

pelajaran dengan alat perantara berupa suara atau lisan (Jusup,1985:15).

Metode ini adalah metode yang paling tua dan paling banyak digunakan di

sekolah. Hal senada juga diungkapkan oleh Arthur K. Ellis (1991:8)

The classic mode of instruction still very much in use are telling, is based on the very simple assumption that one person has information is to tell those others about tell it. Lecturers and storytellers, as do book and films.


(51)

Dalam metode ini gurulah yang mendominasi kelas sepanjang waktu pelajaran

berlangsung.

Metode ceramah baik digunakan untuk tujuan-tujuan seperti:

c. membangkitkan motivasi (dorongan) belajar;

d. menjelaskan suatu bagian bahan pelajaran yang dirasakan sulit untuk

seluruh kelas;

e. mengupas suatu bahan pelajaran;

f. memperluas isi pelajaran.

Kebaikan dari penggunaan metode ini adalah sebagai berikut:

a. biayanya murah;

b. dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar (sekelas) murid

dalam waktu sama;

c. mudah mengulangnya kembali jika diperlukan;

d. metode ini memberikan kesempatan pengalaman kepada siswa untuk

mendengarkan uraian secara lisan.

Kelemahan menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut:

a. dapat menimbulkan verbalisme pada murid;

b. murid tidak memperoleh kesempatan berfikir melainkan hanya

mendengarkan dan mencatat saja;

c. mendengarkan terus-menerus untuk waktu yang lama dapat melemahkan

dan membosankan murid;

d. metode ini memiliki kecenderungan untuk menjadikan guru sebagai


(52)

2. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan

bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh

murid (Jusup, 1985:22). Metode ini dipergunakan untuk tujuan-tujuan seperti:

a. untuk mengetahui apakah pengetahuan yang harus dimiliki siswa sudah

tertanam dalam daya ingatnya;

b. mengetahui apakah pelajaran yang diberikan kepada murid tersimpan

dengan setia, tahan lama, luas dan mengabdi;

c. untuk mengetahui apakah jalan berfikir murid sudah sistematis dan logis;

d. menekankan bagian-bagian yang dipandang penting kepada murid;

e. memperkuat lagi ikatan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya.

Kebaikan dari metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

a. pertanyaan membangkitkan minat;

b. jawaban yang salah dapat segera dikoreksi;

c. pertanyaan merangsang murid berfikir dan memusatkan perhatian pada

satu pokok perhatian;

d. pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan penyelidikan..

Kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut:

a. murid dapat dicekam ketakutan (nervous) selama tanya jawab dilakukan;

b. tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi giliran selama satu jam pelajaran;

c. murid yang salah menjawab mungkin akan memberikan jawaban yang

benar apabila memperoleh waktu yang lebih lama untuk memperoleh


(53)

d. guru masih memegang peranan yang paling besar di dalam kelas.

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu

keterikatan pada suatu topik atau pokok, pertanyaan atau problema, dimana

peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu

keputusan atau pendapat yang disepakati bersama (Jusup,1985:33).

Keuntungan penggunaan metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. mendidik murid untuk belajar bertukar pikiran atau pendapat;

b. memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan dibawah asuhan

guru;

c. merangsang murid untuk mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui

ataupun menentang pendapat teman-temannya;

d. mengembangkan dan membina rasa solidaritas dan toleransi terhadap

teman yang bervariasi atau mungkin yang bertentangan sama sekali;

e. memberikan kemungkinan arus lalu lintas komunikasi dua arah.

Kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. tidak semua topik dapat dijadikan bahan diskusi;

b. diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang banyak;

c. tidak semua murid berani menyatakan pendapatnya;

d. kemampuan dan perbendaharaan bahasa murid pada umumnya belum

cukup;

e. pembicaraan dalam diskusi akan didominasi oleh murid-murid yang berani


(54)

4. Metode Kelompok

Metode kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid

disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau

mengerjakan tugas (Jusup,1982:45). Ciri khas dari metode ini adalah bahwa

pada akhirnya semua kelompok yang ada di kelas itu, ikut bertanggung jawab

atas hasil yang dicapai oleh setiap kelompok.

Keuntungan metode kelompok adalah sebagai berikut:

a. murid-murid mudah diawasi dan dibimbing karena dikumpulkan dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil daripada kelas;

b. murid-murid belajar berdiskusi dan bertukar pendapat;

c. membina semangat kooperasi, bekerja sama yang sehat dan gotong

royong;

d. bagi siswa yang kurang berani atau pemalu, akan lebih berani berbicara

mengemukakan pendapat dalam kelompoknya.

Kelemahan metode kelompok adalah sebagai berikut:

a. sulit untuk membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama

secara harmonis;

b. dapat terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya;

c. penilaian murid sebagai individu menjadi sulit karena tersembunyi di

belakang kelompok;

d. situasi fisik kelas seperti meja-kursi, harus diubah bila akan membentuk


(55)

Perlu diketahui, bahwa guru akuntansi dapat mengkombinasikan metode

yang telah ada, misalnya metode ceramah, metode kelompok, ataupun metode

yang lain dan tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menciptakan metode

baru. Oleh karena itu ada sebagian orang mengatakan bahwa mengajar itu adalah

suatu seni. Seperti yang diungkapkan oleh Woolfolk (1987:3) dalam bukunya

yang berjudul Educational Psychology

Teaching-like the practice of medicine-is very much of art, which is to say, it calls for it exercise of talent and creativity. But like medicine, it is also or sold be a science, for it involves a repertoire of techniques, procedures, and skills that can be systematically studied and described, and therefore transmitted and improved. The great teacher, like the great doctor, is the one who adds creativity and inspiration to the basic repertoire…..

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada metode

yang khusus yang digunakan hanya untuk mengajar mata pelajaran akuntansi saja.

Guru bebas untuk memilih satu ataupun mengkombinasikan metode yang ada.

Sulit untuk menjawab pertanyaan manakah metode mengajar yang paling

baik, tetapi yang jelas menurut Winkel (1989:183) penggunaan metode mengajar

harus relevan atau sesuai dengan tujuan instruksional, keadaan siswa yang aktual,

keadaan guru, keadaan sekolah sebagai institusi pendidikan.

i. Tujuan instruksional

Taksonomi tujuan instruksional menurut B.S. Bloom (1997:45) dibagi


(56)

a. ranah kognitif

Ciri khas ranah kognitif terletak dalam belajar memperoleh dan

menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek

yang dihadapi, entah obyek itu berupa orang, benda atau kejadian. Ranah

kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa,

dan evaluasi. Kata-kata kerja operasional yang digunakan dalam

mengukur ranah kognitif antara lain menyebutkan, menjelaskan,

menyimpulkan, meringkas, menghubungkan, mengkritik, mengevaluir,

dan menolak.

b. ranah afektif

Salah satu ciri ranah afektif adalah belajar menghayati nilai dari

obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah berupa orang, benda

atau kejadian. Ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan

perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Ranah afektif mencakup

penerimaan, partisipasi penilaian atau penentuan sikap, organisasi,

pembentukan pola hidup. Kata kerja operasional yang digunakan dalam

ranah afektif antara lain menjawab, membantu, menyesuaikan diri,

mendiskusikan, mempraktekkan, dan menyatakan pendapat.

c. ranah psikomotorik

Ciri khas dari ranah psikomotorik terletak dalam belajar menghadapi dan

menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia

sendiri. Ranah psikomotorik mencakup persepsi, kesiapan, gerakan


(57)

gerakan, kreatifitas. Kata kerja operasional yang digunakan antara lain

adalah membedakan, memilih, membuat, mempraktekan, menyusun, dan

merencanakan.

ii. Keadaan siswa yang aktual

Untuk mengajar kelompok siswa yang belum memiliki pengetahuan dan

pemahaman, atau belum menguasai teknik-teknik studi yang mutlak

dibutuhkan dalam mempelajari materi pelajaran tertentu akan menggunakan

metode mengajar yang berbeda dengan kelompok siswa yang sudah

memilikinya. Misalnya, siswa tidak mengerti perusahaan manufaktur, sukar

diharapkan dapat berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil mengenai

kegiatan perusahaan manufaktur dan sebaiknya siswa dibekali terlebih dahulu

mengenai perusahaan manufaktur dengan menggunakan metode ceramah.

3. Keadaan guru

Guru yang telah mengenal metode-metode mengajar lebih berani

mengembangkan dan mengambil resiko menyesuakan diri dengan situasi kelas

pada saat tertentu, daripada guru yang kurang mengenal metode-metode

mengajar.

4. Keadaan sekolah sebagai institusi pendidikan

Keadaan sekolah ini antara lain meliputi:

a. prasarana dan sarana

Prasarana dan sarana antara lain mencakup gedung sekolah (letaknya,

luasnya, jumlah ruang kelas, dsb), perabot, media pengajaran, ruang guru,


(58)

b. suasana di sekolah

Suasana di sekolah menunjuk pada iklim psikologis yang terdapat di suatu

sekolah. Misalnya bagaimana tata cara kesopanan yang berlaku di sekolah,

bagaimana tata cara disiplin yang ditentukan dan kemudian dijamin

pelaksanaannya.

c. kurikulum sekolah

Kurikulum meliputi program pendidikan nasional, program kerja sekolah,

silabi untuk masing-masing bidang studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran

dan evaluasi belajar.

5. Keadaan waktu

Keadaan waktu mencakup jumlah hari dalam satu caturwulan atau semester

yang tersedia bagi kegiatan pengajaran. Bila waktu yang tersedia cukup untuk

menyelesaikan materi pelajaran yang diwajibkan, guru akan mengajar dengan

tenang dan dapat leluasa menentukan metode mengajar yang sekiranya sesuai.

Sebaliknya, jika waktunya terbatas, guru akan mengajar dengan tergesa-gesa,

sehingga sejumlah siswa mengalami kesukaran dalam mengikuti pelajaran.

G. Kerangka Teoritik

2. Hubungan Metode Mengajar Guru Akuntansi dengan Minat, Motivasi, dan Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi serta Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi

Minat siswa dalam belajar akuntansi adalah keinginan atau niat siswa


(59)

adalah dorongan yang diperoleh dari dalam diri siswa untuk mencapai

suatu tujuan. Kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi adalah

kegiatan-kegiatan siswa secara berulang-ulang, rutin dan teratur dalam

mempelajari bahan-bahan pelajaran akuntansi dengan cara-cara

belajar, ketrampilan, dan sikap berkaitan dengan mata pelajaran

akuntansi. Sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi adalah

kecenderungan untuk menerima atau menolak berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan akuntansi. Metode mengajar guru akuntansi adalah

cara penyampaian materi dari guru kepada siswa.

Cara yang tidak baik akan membuat siswa tidak memiliki keinginan

atau niat, dorongan dari dalam diri sendiri dan kebiasaan baik dalam

belajar, serta membuat sikap siswa menolak atau negatif terhadap

pelajaran akuntansi. Apabila cara yang digunakan baik, maka minat,

motivasi dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi serta sikap siswa

terhadap pelajaran akuntansi akan meningkat. Metode mengajar yang

monoton atau membosankan akan mengurangi minat, motivasi dan

kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi serta sikap siswa terhadap

pelajaran akuntansi. Perlu dilakukan variasi dalam mengajar oleh guru

akuntansi agar metode yang digunakan tidak monoton atau

membosankan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan


(60)

H1 = Ada hubungan yang signifikan antara metode mengajar dengan

minat, motivasi, dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi serta

sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi.

3. Hubungan Minat Siswa Dalam Belajar Akuntansi dengan Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi, dan Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi

Motivasi siswa dalam belajar akuntansi adalah serangkaian usaha

dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan pelajaran tersebut dalam rangka memenuhi

kebutuhan belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan

siswa dalam belajar akuntansi adalah kegiatan-kegiatan siswa secara

berulang-ulang, rutin dan teratur dalam mempelajari bahan-bahan

pelajaran akuntansi dengan cara-cara belajar, ketrampilan, dan sikap

berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi. Minat siswa dalam belajar

akuntansi adalah keinginan atau niat siswa dalam belajar akuntansi.

Dengan keinginan atau niat yang tinggi dalam belajar akuntansi akan

membuat siswa lebih berusaha dalam belajar akuntansi dan lebih rajin

dalam belajar akuntansi. Apabila keinginan dan kebiasaan dalam

belajar akuntansi rendah maka siswa tidak memiliki usaha dan

kebiasaan yang baik dalam belajar akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan


(61)

H2 = Ada hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar

akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan

kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi.

4. Hubungan Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi dengan Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi, Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi

Motivasi siswa dalam belajar akuntansi adalah serangkaian usaha

dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan pelajaran tersebut dalam rangka memenuhi

kebutuhan belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan

siswa dalam belajar akuntansi adalah kegiatan-kegiatan siswa secara

berulang-ulang, rutin dan teratur dalam mempelajari bahan-bahan

pelajaran akuntansi dengan cara-cara belajar, ketrampilan, dan sikap

berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi. Sikap siswa terhadap

pelajaran akuntansi adalah kecenderungan untuk menerima atau

menolak berbagai kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi. Apabila

sikap siswa menerima terhadap pelajaran akuntansi, maka usaha dalam

diri siswa tinggi dan siswa memiliki kebiasaan yang tinggi dalam

belajar akuntansi. Akan tetapi bila sikap siswa menolak terhadap

pelajaran akuntans, maka usaha dalam dirinya rendah dan tidak


(62)

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H3 = Ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap

pelajaran akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan

kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi.

5. Hubungan Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa dalam

belajar akuntansi. Motivasi siswa dalam belajar akuntansi adalah

serangkaian usaha dalam diri siswa untuk melakukan

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran tersebut dalam rangka

memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi akan membuat siswa

belajar lebih serius terhadap pelajaran akuntansi sehingga prestasi

belajarnya akan meningkat. Apabila Motivasinya rendah maka prestasi

belajar siswa akan menurun. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 = Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi siswa dalam


(63)

6. Hubungan Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa dalam

belajar akuntansi. Kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi adalah

seluruh perilaku yang ditunjukkan secara menetap dan terus-menerus

dari waktu ke waktu dalam mempelajari pelajaran akuntansi. Baik itu

kebiasaan sebelum mengikuti pelajaran tersebut, dan dalam

menghadapi ulangan atau tes. Semakin rajin dalam belajar maka

pengetahuan yang diperoleh siswa semakin banyak sehingga prestasi

belajar siswa dapat diraih dengan baik. Berdasarkan uraian di atas,

maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 = Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam

belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

H. Model

Gb. II.1 Diagram Alur Hubungan Antar Variabel

Metode

Sikap Minat

Prestasi Kebiasaan


(64)

I. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai

berikut.

1. Ada hubungan yang signifikan antara metode mengajar guru

akuntansi dengan minat, motivasi dan kebiasaan siswa dalam

belajar akuntansi serta sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi.

2. Ada hubungan yang signifikan antara minat siswa dalam belajar

akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi dan

kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi.

3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap

pelajaran akuntansi dengan motivasi siswa dalam belajar akuntansi

dan kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi.

4. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi siswa dalam belajar

akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

5. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa dalam


(65)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian

tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang

diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo, 1993:73). Dalam

penelitian ini diterapkan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar akuntansi siswa.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

dan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

2 Obyek Penelitian

Obyek penelitiannya adalah metode mengajar guru akuntansi, minat

siswa dalam belajar akuntansi, motivasi siswa dalam belajar akuntansi,

kebiasaan siswa dalam belajar akuntansi, sikap siswa terhadap


(66)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan

SMA Pangudi Luhur Sedayu.

2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2008.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi A, 1993:91).

a. Variabel bebas (X) adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki

berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau

menentukan munculnya variabel lain. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Metode Mengajar Guru Akuntansi

• Minat Siswa Dalam Belajar Akuntansi.

• Motivasi Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi.

• Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi.

• Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Akuntansi.

b. Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar yang merupakan hasil


(67)

2 Pengukuran Variabel

Pengukuran data untuk variabel bebas metode mengajar guru

akuntansi (X1), minat siswa dalam belajar akuntansi (X2), sikap siswa

terhadap pelajaran akuntansi (X3), kebiasaan siswa dalam belajar

akuntansi (X4), dan motivasi siswa dalam belajar akuntansi (X5)

diperoleh dari hasil jawaban yang dituliskan pada kuesioner yang

dibagikan kepada siswa. Kuesioner yang digunakan berbentuk

pertanyaan tertutup, di mana responden hanya memilih jawaban yang

telah disediakan. Jawaban yang diperoleh tersebut kemudian diberi

skor dengan menggunakan skala likert yang di dalamnya terdapat

pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak

mendukung). Pemberian skor dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Tabel III. 1 Pembagian Skor Kuesioner

PERNYATAAN POSITIF PERNYATAAN NEGATIF

Sangat Setuju 5 Sangat Tidak Setuju 5

Setuju 4 Tidak Setuju 4

Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2 Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Setuju 1

Pengukuran variabel bebas dan terikat pada kuesioner dilakukan

berdasarkan pada kisi-kisi. Kisi-kisi kuesioner tersebut adalah sebagai

berikut.

Tabel III.2 Indikator Pengukuran Variabel

Variabel Bebas Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif 1.Sikap Siswa

Terhadap Pelajaran

1.Komponen Kognitif


(68)

Akuntansi 2.Komponen Afektif 3.Komponen Konatif

5,6,9 7

4,8,10

2. Kebiasaan Siswa Dalam Belajar Akuntansi

1.Kebiasaan sebelum pelajaran dimulai 2.Kebiasaan dalam kelas di saat pelajaran sedang berlangsung

3.Kebiasaan di saat menghadapi ulangan atau test 4.Kebiasaan setelah pelajaran selesai 1,2 3,4,5 8,9,10 6,7

3. Motivasi Siswa Dalam Belajar Akuntansi 1.Motivasi Ekstrensik 2.Motivasi Instrinsik 4 2,3,6,7,8,10 9 1,5 4.Minat Siswa Dalam Belajar Akuntansi 1.Minat dalam menjawab pertanyaan

2. Minat dalam bertanya

3.Minat dalam membantu teman

4.Minat dalam menyelesaikan tugas

5. Minat dalam mengikuti pelajaran di kelas 1,9 2 3 5 6,8,10 4 7 5.Metode Mengajar Guru Akuntansi 1.Tujuan instruksional 2.Keadaan siswa 3.Keadaan guru 3.Keadaan sekolah 4.Waktu 3 10 8 6 1,2 4 5,7 9

E. Jenis Data

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu maupun kelompok dengan cara dokumentasi observasi, kuisioner dan


(69)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan,

maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut.

1 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara

peninjauan dan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dengan

menggunakan pedoman penilaian.

2 Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan

angket, yang berisi bermacam-macam pertanyaan.

3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data primer dengan cara mengutip atau

mencatat data dan keterangan dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh

sekolah yang bersangkutan secara langsung untuk mendapatkan data-data

yang berhubungan dengan penelitian.

G. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan besar yang merupakan sasaran

generalisasi kata (Consuelo, 1993:160). Populasi penelitian ini adalah

siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta untuk kelas XI IPS 1

berjumlah 32 siswa, untuk kelas XI IPS 2 berjumlah 33 siswa, untuk


(70)

siswa, untuk kelas XII IPS 1 berjumlah 35 siswa, untuk kelas XII IPS

2 berjumlah 36 siswa, dan untuk kelas XII IPS 3 berjumlah 36 siswa,

untuk kelas XII IPS 4 berjumlah 33 siswa; siswa-siswi SMA Pangudi

Luhur Sedayu untuk kelas XI IPS 1 berjumlah 35 siswa, untuk kelas

XI IPS 2 berjumlah 35 siswa, untuk kelas XII IPS 1 berjumlah 36

siswa, untuk kelas XII IPS 2 berjumlah 36 siswa.

2 Sampel

Sampel adalah keseluruhan kecil yang kita amati atau bagian dari

populasi (Consuelo, 1993:160). Dalam penelitian ini, sampel

penelitian ditentukan sebesar 150 siswa untuk SMA BOPKRI 2

Yogyakarta dan 106 siswa untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu yang

dipilih secara “Random Sampling”.

H. Teknik Analisis Data 1 Uji Indikator Analisis

Pengujian Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi masing –

masing variabel, apakah berdistribusi normal atau tidak.

Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan komputer program

LISREL. Kriteria pengujian normalitas, yaitu jika skewness dan

kurtosis pada p-value > 0.05 , maka data tersebut bersifat normal;

dan jika skewness dan kurtosis pada p-value < 0.05, data tidak


(71)

2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden

atas pertanyaan yang diberikan memiliki validitas (kesahihan) atau

tidak. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing

pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumusnya adalah

sebagai berikut.

δ

λξ

χ

=

+

Keterangan:

χ = indikator variabel laten eksogen

ξ = variabel laten eksogen

δ = measurement error untuk variabel eksogen

Suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap

konstruk atau variabel latennya (Wijanto, 2008:65), jika:

• Nilai t muatan faktornya (loading factors) lebih besar dari nilai kritis yaitu 1,96

• Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) lebih besar atau sama dengan 0.70 dan 0.50

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas yang

tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi

tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Reliabilitas dilakukan

setelah test of validity. Dengan kata lain, jika hasil pengukuran


(72)

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur. Langkah-langkah

yang digunakan untuk melakukan test reliabilitas adalah mencari nilai

reliabilitas dengan menggunakan rumus Construct Reliability (CR)

(Wijanto, 2008:66) sebagai berikut:

(

)

(

)

+

=

j

e

loading

std

loading

std

CR

2 2

.

.

Keterangan:

CR = Construct Reliability

Σ std.loading = Jumlah standardized loadings

ej = Measurement Error

Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian keseluruhan dalam

indikator-indikator (variabel-variabel teramati) yang dijelaskan oleh

variabel laten. Ukuran ekstrak varian dapat dihitung dengan rumus

(Wijanto, 2008:66) sebagai berikut:

+ = j e loadings std loadings std VE 2 2 . . atau N loadings std

VE=

2

.

Keterangan:

VE = Variance Extracted

Σ std.loading = Jumlah standardized loadings


(1)

245  7.9 8.3 246  7.1 7.5 247  7.9 8.2

248  6.8 8

249  7.3 7.7 250  7.3 7.3 251  7.5 7.9 252  7.8 8.1 253  6.9 7.7 254  6.9 7.7 255  6.9 8.3 256  7.3 8.1


(2)

213

LAMPIRAN

NORMALITAS


(3)

(4)

215

LAMPIRAN

SURAT IJIN PENELITIAN


(5)

(6)

217


Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

13 145 107

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung

0 6 94

Hubungan antara perhatian guru akuntansi, fasilitas belajar, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

0 0 126

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 165

Hubungan antara media pembelajaran dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 0 138

Hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 0 179

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II pada mata pelajaran ekonomi akuntansi SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

0 0 163

Hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul - USD Repository

0 0 177

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 235