e. Kompromi dalah cara penyelesain konflik dimana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua
belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solusion dimana masing-masing pihak akan
mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis. 5. Mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi Gillis, 2004.
2.2. Asuhan Keperawatan
2.2.1. Standart Praktek Keperawatan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI, 1999 sudah menetapkan standar praktek keperawatan yang dikembangkan berdasarkan standar praktik
keperawatan yang dikeluarkan oleh American Nursing Association sebagai berikut: 1. Standar I : Perawat mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
2. Standar II : Perawat menetapkan diagnosa keperawatan. 3. Standar III : Perawat mengindentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap
pasien. 4. Standar IV : Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berisi
rencana tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 5. Standar V : Perawat melaksanakan tindakan yang sudah ditetapkan dalam
rencana tindakan. 6. Standar VI : Perawat mengevaluai perkembangan klien dalam mencapai hasil
akhir yang sudah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tahapan Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan melalui tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
serta tahap evaluasi. Nanda 2009, mengemukkan bahwa setiap tahapan tersebut terdapat beberapa
kegiatan atau langkah yang harus di tempuh: 1. Tahap pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah
pertama ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan atau system
biopsikososial dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis, psikologis, sosial dan tinjauan dari aspek spiritual, juga
pengetahuan akan kebutuhan perkembangan manusia tumbuh kembang darikebutuhan dasarnya, pengetahuan tentang konsep sehat dan sakit,
pengetahuan tentang patofisiologi dari penyakit yang dialami, pengetahuan tentang system keluarga dan kultur budaya serta nilai-nilai keyakinan yang
dimiliki klien.Sedangkan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dapat meliputi kemampuan melakukan observasi secara sistematis pada klian,
kemampuan berkomunikasi sacara verbal atau nonverbal, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan dalam menciptakan hubungan
saling membantu, kemampuan dalam membangun suatu kepercayaan,
Universitas Sumatera Utara
kemampuan mengadakan wawancara serta adanya kemampuan dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Melalui
pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki pada tahap pengkajian ini maka tujuan dari pengkajian akan dapat dicapai.
2. Tahap diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang actual atau potensial. Diagnosis keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung jawab
perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah karena melalui
identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan, di samping itu dengan menentukan atau
menginvestigasi dari etiologi masalah, maka akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala atau penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala
akan dapat digunakan untuk memperkuat masalah yang ada. Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki di antaranya: kemampuan dalam memahami beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan
karakteristiknya, beberapa ukuran normal dari masalah tersebut serta kemampuan dalam memahami mekanisme penanganan masalah, berpikir
kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan
bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan
klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis
tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam
melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dengan langkah-
langkah perencanaan : a. Menentukan urutan prioritas diagnosa keperawatan
b. Menentukan sasaran dan tujuan asuhan keperawatan c. Menetapkan rencana intervensi keperawatan
d. Menuliskan rencana keperawatan 4. Tahap Pelaksanaan : Merupakan langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan tindakan keperawatan yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan
Universitas Sumatera Utara
dalam prosedur tindakan, pemahan tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana
tindakan terdapat dua jenis tuindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. Sebagai profesi, perawat mempunyai kewenangan dan
tanggungjawab dalam menentukan asuhan keperawatan. Jenis tindakan pada tahap ini :
a. Independen secara mandiri b. Interdependen saling ketergantungan kolaborasi
c. Dependen rujukan ketergantungan d. Langsung
e. Delegasi Tahap Evaluasi: Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keparawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai
serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi selama proses keperawatan berlangsung atau menilai dari respon klien di sebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang
diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan penilaian evaluasi : a. Untuk mengetahui apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
b. Untuk mengetahui penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
c. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan
d. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
2.2.3. Tujuan Standar Asuhan Keperawatan