Dalam rumah sakit terdiri dari sekumpulan orang dengan latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu
dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin.
Tidak adanya pengaruh kemampuan menjadi media dalam konflik terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dapat diasumsikan dari hubungan kepala ruangan
dengan bawahan. Dimana atasan cenderung hanya menggunakan ganjaran dan rasa takut atau hukuman namun tidak ada pendekatan penghargaan ke perawat bagi yang
memiliki kerja yang baik sehingga komunikasi cenderung hanya berjalan satu arah dari atasan ke bawahan. Atasan tidak mencoba merangkul untuk mencari tahu
masalah dan konflik internal yang terjadi pada bawahan, melainkan hanya untuk orientasi pada tugas.
Hal ini sejalan teori yang dikemukakan oleh gaya kepemimpinan otokratis cenderung menggunakan manajemen terpusat pada produksi. Gaya ini mengandalkan
otoritas formal pribadi dalam kedudukan sebagai manajer dengan cara mengarahkan bawahan dengan perintah dan pengawasan yang ketat. Gaya kepemimpinan ini sangat
berorientasi pada tugas. Pemimpin lebih banyak memberikan instruksi-instruksi agar pekerjaan tidak keliru. Oleh karena itu pemimpin lebih banyak melakukan
pengawasan yang ketat terhadap pekerjaan. Hal ini mengakibatkan inisiatif dari staf atau karyawan tidak ada dan hubungan yang baik tidak dapat diciptakan.
e. Keterampilan dalam Komunikasi dan Advokasi
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian tentang gaya kepemimpinan dengan indikator keterampilan dalam komunikasi dan advokasi, diketahui kepala ruangan kadang-kadang mampu
menjelaskan kepada perawat tentang tata cara pelaksanaan asuhan keperawatan, kepala ruangan kadang-kadang bekerja sama dengan perawat tentang hambatan yang
dihadapi perawat pelaksanaan asuahan keperawatan, kepala ruangan kadang-kadang mampu menjelaskan kepada perawat tentang cara menghadapi pasien, dan kepala
ruangan kadang-kadang menjelaskan kepada perawat tentang cara menghadapi keluarga pasien.
Komunikasi yang kurang dari kepala keperawatan akan menyebabkan kurangnya kepercayaan perawat lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Komunikasi yang baik antara kepala keperawatan akan dapat membangun kerjasama dan rasa saling percaya antara
pimpinan dan anggotanya dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Hasil perhitungan multivariat diperoleh nilai signifikan p=0,864 dimana
p0,05. Hasil uji berarti variabel keterampilan komunikasi dan advokasi X5 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat Y.
Komunikasi berkaitan dengan keamampuan kepala perawat dalam membangun kerjasama tim agar mampu memberikan bimbingan dan arahan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab anggotanya dalam memberikan pelayanan bagi pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Hersey Blanchard 1998 bahwa
komunikasi dapat dilihat dari keterampilan hubungan manusia. Dengan keahlian mendengarkan membantu seorang pemimpin membangun kepercayaan baik lewat
Universitas Sumatera Utara
komunikasi formal maupun komunikasi informal dengan orang lain. Kemampuan bekerjasama seorang pemimpin juga sangat menentukan lancarnya proses
mempengaruhi tindakan anggota organisasi. Seorang pemimpin harus mampu berperilaku mengarahkan dan mendukung bawahan dalam melaksanakan tugas.
Menurut peneliti dalam penelitian ini jika dikaitkan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berjalan masih kurang memadai berarti merupakan
cerminan bahwa komunikasi antara atasan masih belum berjalan lancar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di RSUD Sibuhuan
diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan kepela ruang di RSUD Sibuhuan kepiawaian menggunakan posisi, kemampuan
memecahkan masalah secara efektif, ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan dan menjadi media dalam penyelesaian konflik terhadap
kinerja perawat. Keterampilan kepala ruangan dalam komunikasi dan advokasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat.
6.2 Saran