sudah dibacanya menggunakan bahasanya sendiri untuk dapat diceritakan ulang. Dengan membaca, pemikiran akan terbuka dan akan membuat seseorang menjadi
mampu menghasilkan ide-ide antar hubungan dalam suatu pemikiran. Keterampilan dalam membaca pula akan menjadi modal dasar seseorang untuk
mampu menganalisis, dan memperbaiki bahan bacaan.
2.1.3 Gerakan Literasi Sekolah
1. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Pengertian Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai kegiatan
atau aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau membaca Faizah et all, 2016:2. Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah
upaya yang dilakukan secara menyuluruh yang melibatkan semua yang menjabat dibidang Pendidikan. Mulai dari tingkat satuan Pendidikan seluruhnya sampai
dengan keterlibatan orang tua siswa menjadi kesatuan penting dalam terselenggaranya program Gerakan Literasi Sekolah. Seperti yang di kemukakan
oleh Faizah et all, 2016:1 terselenggaranya Gerakan Literasi Sekolah ini digagas dan di kemukakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah untuk bentuk kepedulian dan keprihatinan atas rendahnya kemampuan siswa Indonesia dalam memahami bacaan yang berada di bawah rata-rata.
Melalui diadakannya Gerakan Literasi Sekolah ini diharapkan dapat memanfaatkan akses lebih luas lagi pada pengetahuan agar rendahnya peringkat
kompetensi dapat diperbaiki. Kompetensi literasi dasar seperti membaca, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyimak, berbiacara, menulis, berhitung, dan mengamati sudah seharusnya diberikan sejak pendidikan dasar lalu berlanjut sampai dijenjang yang lebih tinggi,
agar siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mencari informasi dan pengetahuan. Di samping itu diharapkan pula siswa mampu membedakan mana
informasi yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Seperti halnya sesuai dengan tujuan dari diadakannya literasi yaitu untuk mengarahkan seseorang untuk
memahami sebuah pesan yang berwujud dalam berbagai bentuk teks bacaan Faizah et all, 2016:1.
Diciptakan Gerakan Literasi Sekolah ini disesuaikan dengan peraturan yang sudah ada dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang salah satunya mengenai kegiatan membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum waktu
kegiatan belajar mengajar di mulai. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah ini berupaya untuk menumbuhkan kecintaan membaca kepada siswa dan menjadikan
pengalaman dalam belajar yang menyenangkan dan sekaligus dapat mengembangkan imajinasi.
2. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah dibagi menjadi tiga tahapan Faizah et all, 2016:5, diantaranya:
a. Tahap Pembiasaan
Tahap dimana diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca melalui kegiatan
lima belas menit membaca Permendikbud No. 23 Tahun 2015. Kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membaca yang dapat dilihat dari kemampuan yang ingin dicapai pada kegiatan literasi, diantaranya Faizah et all, 2016:7:
Tabel 2.2 Kecakapan Literasi Tahap Pembiasaan di Kelas Bawah
Jenjang Komunikasi
Bepikir Kritis
SD Kelas Bawah. Mempunyai
ungkapan empati
terhadap tokoh
cerita. Memisahkan
fakta dan
fiksi.
Kegiatan membaca juga dilakukan pada tahap pembiasaan terutama pada jenjang sekolah dasar kelas bawah, diantaranya Faizah et all, 2016:7 :
Tabel 2.3 Fokus dan Prinsip Kegiatan Membaca di Tahap Pembiasaan
Terdapat pula langkah-langkah kegiatan pada tahap pembiasaan, seperti yang dijabarkan sebagai berikut Faizah et all, 2016:10:
1.. Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai a. Membaca Nyaring
Guru atau putugas perpustakaan membacakan buku atau bahan bacaan dengan suara nyaring. Kegiatan membaca nyaring yang dilakukan
Jenjang Menyimak
Membaca Fokus
Kegiatan Jenis
Bacaan Sarana
dan Prasarana
SD kelas bawah.
Menyimak cerita untuk
menumbuhk an empati.
Mengenali dan
membuat inferensi,
prediksi, terhadap
gambar. Membacakan
buku dengan
nyaring, membaca
dalam hati. Buku cerita
bergambar,b uku
tanpa teks
wordless picture
books,
buku dengan teks
sederhana, baik
fiksi maupun
nonfiksi. Sudut baca
kelas, perpusta-
kaan, area baca, UKS,
kantin, kebun
sekolah
bertujuan untuk: 1 memotivasi siswa agar mau membaca, 2 membuat siswa dapat membaca dan gemar membaca, 3 memberikan pengalaman
membaca yang menyenangkan, 4 membangun komunikasi antara guru dengan siswa, 5 guru atau petugas perpustakaan menjadi teladan dalam
membaca. b. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca lima belas menit yang diberikan kepada siswa tanpa gangguan atau dengan
menciptakan suasana yang tenang, nyaman, agar siswa dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Kegiatan membaca dalam hati
ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan untuk siswa dalam membaca. 2. Menata sarana dan lingkungan kaya literasi
Sarana literasi yang dapat dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat membaca siswa, diantaranya: 1 perpustakaan, 2
sudut baca kelas, 3 area baca, 4 UKS, kantin, dan kebun sekolah. 3. Menciptakan lingkungan kaya teks
Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah atau di ruang kelas dilengkapi dengan bahan-bahan kaya teks, misalnya di dalam
ruang kelas ditempeli beberapa tulisan atau gambar, di lingkungan sekolah ditempeli poster-poster, koran, atau buletin yang menumbuhkan
pengetahuan, atau majalah dinding di setiap area lingkungan sekolah sebagai bentuk hasil karya siswa mengenai berbagai hal.
4. Memilih buku bacaan di SD Pemilihan buku dapat disesuaikan dengan tingkat jenjang umur
siswa, diantaranya seperti pemilihan buku bacaan di SD kelas bawah yaitu:
Tabel 2.4 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Bawah
b. Tahap Pengembangan
Tahap yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta dapat
meningkatkan kelancaran dan pemahaman siswa dalam membaca. Kegiatan membaca yang dapat dilihat dari kemampuan yang ingin dicapai
pada kegiatan literasi tahap pengembangan, diantaranya Faizah et all, 2016:27:
Jenjang Konten Bacaan yang Sesuai Dengan
Siswa Ilustrasi
SD Kelas Bawah
1 Siswa didampingi ketika memilih
buku. 2
Buku mengandung informasi yang sederhana dan atau kejadian sehari-
hari. 3
Cerita mengandung nilai yang menginspirasi dan mengembangkan
imajinasi. 4
Buku dapat berjenis tokoh binatang fabel.
5 Buku dapat mengandung pesan nilai
seperti moral, sosial, dan kognitif. 6
Buku yang dibacakan dapat berukuran besar.
1 Ilustrasi memiliki
alur yang sederhana.
2 Tidak perlu
mengulangi teks dari apa yang
sudah digambarkan oleh
ilustrasi buku bergambar.
Tabel 2.5 Kecakapan Literasi Tahap Pengembangan di Kelas Bawah
Tabel 2.6 Fokus Kegiatan Membaca di Tahap Pengembangan
Fokus terhadap kegiatan literasi juga dilakukan pada tahap pengembangan terutama pada jenjang sekolah dasar kelas bawah, diantaranya Faizah et all,
2016:29 : Terdapat pula langkah-langkah kegiatan pada tahap pembiasaan, seperti
yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Membacakan nyaring interaktif
Guru membacakan bukubahan bacaan dan mengajak siswa untuk
Jenjang Menyimak
Membaca Berbicara
Menulis Memilah
Informasi
SD kelas bawah.
Menyimak cerita untuk
menumbuhk an empati.
Mengeja kalimat dan
memahami kata-kata
dalam cerita sederhana.
Membaca gambar
untuk memahami
alur cerita. Menjawab
pertanyaan tentang
tokoh cerita dan
kejadian dalam
cerita. Bercerita
melalui gambar atau
katakalimat sederhana.
Mengiden- tifikasi tokoh
utama dan
alur cerita
sederhana.
Jenjang Fokus Kegiatan
Media
SD Kelas Bawah
Guru membacakan nyaring interaktif.
Guru memandu siswa untuk membaca buku bergambar.
Guru membaca
buku bergambar bersama siswa.
Membaca mandiri. Siswa menggambar tokoh atau
kejadian dalam cerita, atau menulis beberapa kata dalam
cerita. Buku cerita bergambar.
Buku cerita bergambar berukuran besar.
menyimak dan menanggapi bacaan dengan aktif. Proses membacakan ini bersifat interaktif karena guru memeragakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan
menyuarakannya dan mengajak siswa melakukan hal yang sama. 2. Membaca terpadu
Guru memandu siswa ke dalam kelompok kecil 4-6 siswa pada kegiatan membaca untuk meningkatkan pemahaman, dengan menggunakan fasilitas
pendukung seperti buku untuk dibaca, alat tulis, papan untuk menempel, kertas besar, perekat.
3. Membaca bersama Guru menunjukkan cara membaca kepada seluruh siswa di kelas atau
kepada satu per satu siswa. Guru dapat membaca bersam-sama dengan siswa, lalu meminta siswa untuk bergiliran dalam membaca. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada siswa untuk membaca nyaring dan meningkatkan kelancaran membaca mereka.
4. Membaca mandiri Kegiatan membaca mandiri adalah dimana siswa memilih bacaan yang
disukainya dan membaca dengan mandiri. Salah satu bentuk membaca mandiri adalah dengan membaca dalam hati.
c. Tahap Pembelajaran Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran ini bertujuan untuk
mempertahankan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca serta meningkatkan kemampuan literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan
buku pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan berbahasa respektif membaca dan menyimak dan aktif berbicara dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis ditingkatkan agar peningkatan
kemampuan di area berbahasa membaca, menulis, menyimak, berbicara dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan.
Jenjang kemampuan membaca di SD dalam tingkatan awal seperti yang akan dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.7 Jenjang Kemampuan Membaca Awal SD Kelas Bawah
Dari penjabaran mengenai kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang sudah disebutkan di atas, diharapkan program yang sudah diciptakan dapat
menumbuhkembangkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan dari siswa dengan lebih rajin dalam membaca. Dengan menjadikan sekolah sebagai tempat
yang nyaman dalam belajar dan dapat mengolah pengetahuan secara berkelanjutan
Jenjang Kelompok Kemampuan
Kemampuan
Pembaca Awal
SD Kelas
Bawah Kemampuan pengucapan
Dapat mengidentifikasi
bunyi huruf-huruf.
Belum dapat mengeja kombinasi huruf-huruf.
Pemahaman kosakata Membaca sebagian kata-kata.
Pemahaman tata bahasa Memahami arti intonasi ketika
dibacakan cerita. Kemampuan
menggunakan konteks
untuk memahami
bacaan Menggunakan
ilustrasi untuk
memahami cerita. Kemampuan menangkap dan
menanggapi bacaan Dapat
menjawab sebagian
pertanyaan terkait cerita yang telah dibacakan.
Dapat memberikan
tanggapan yang menunjukkan pemahaman
mengangguk, mata mengikuti gerak tangan pembaca, dll
Perilaku membaca Mendengar
dan menyimak
dengan baik hampir sepanjang waktu ketika dibacakan.
dalam pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan yang mendukung.
2.1.4 Buku Cerita Bergambar