Grafik 4.3 menunjukkan rata-rata dan presentase prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta mengalami peningkatan dari kondisi
awal,siklus 1 dan siklus 2. Rata-rata prestasi belajar siswa kondisi awal meningkat pada siklus 1 menjadi 79,11 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82,05.
Peningkatan presentase prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta ditunjukkan dari grafik 4.4 bahwa persentase prestasi belajar pada
kondisi awal yaitu sebesar 30 pada siklus 1 meningkat menjadi 61,70 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 73,50.
4.3 Pembahasan
Penelitain ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang di dalam penelitian ini terdapat dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan yang
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti mengujikan kepada siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Pada
penelitian ini peneliti menggunkan dua variabel yaitu minat belajar dan prestasi belajar.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB dengan menggunakan
pendekatan PBL. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa, sedangkan untuk mengukur minat belajar siswa
peneliti menggunakan lembar pengamatan dan kuesioner minat belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.1 Penerapan Pendekatan Problem Based Learning PBL
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan PBL pada tiap pertemuan siklus 1 dan siklus 2. Pendekatan PBL yang digunakan oleh peneliti
terdiri dari lima tahap yaitu tahap 1 orientasi siswa pada situasi masalah, tahap 2 mengorganisasi siswa untuk belajar, tahap 3 membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang terakhir yaitu tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan dalam dua kali pertemuan
yaitu pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 dan pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2015. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan PBL
siswa dikenalkan terlebih dahulu tentang pendekatan PBL yaitu pendekatan pembelajaran berbasis pada suatu masalah, siswa akan diberi soal atau masalah
dan dengan penerapan tahapan PBL ini siswa diharapkan mampu menemukan sendiri cara memecahkan soal atau masalah tersebut. Pembelajaran dengan
pendekatan PBL juga dilakukan dengan kegiatan kerja kelompok, sehingga guru perlu menjelaskan terlebih dahulu pada siswa tentang arti kerja kelompok dan
mengembangkan pemahaman siswa berdasarkan materi yang telah dipelajari. Siklus 2 juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan
pertama pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015 dan pertemuan kedua hari Kamis pada tanggal 29 Oktober 2015. Pada siklus 2 ini tahapan pembelajaran
hampir sama dengan siklus 1 yang membedakan antar siklus 1 dan siklus 2 hanya indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Penerapan tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan pendekatan PBL yang dilakukan oleh guru kelas dan diamati oleh peneliti pada siklus 1 dan siklus 2
yaitu sebagai berikut : 1.
Orientasi siswa pada situasi masalah
Gambar 4.5 Guru Membagikan LKS
Tahap mengorientasi siswa pada situasi masalah pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan dengan kegiatan yang hampir sama. Pada tahap ini terlebih dahulu guru
membentuk siswa menjadi 7 kelompok pada siklus 1 pertemuan pertama, namun dengan 7 kelompok dirasa kurang kondusif guru membentuk siswa menjadi 6
kelompok pada siklus 1 pertemuan kedua. Kelompok akan selalu sama hingga pertemuan kedua siklus 2 untuk
mempermudah peneliti melakukan observasi. Setelah membagi siswa ke dalam kelompok, guru membagikan LKS dengan materi sesuai dengan pembelajaran
dalam setiap siklus. LKS pada siklus 1 membahas tentang materi satuan volume dan volume kubus, sedangkan LKS siklus 2 membahas volume balok dan
penyelesaian masalah berkaitan dengan volume balok. LKS yang dibagikan oleh guru dalam setiap kelompok, dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok,
guru memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk mengerjakan LKS sesuai dengan pemahaman siswa dan kesepakatan masing-masing kelompok.
2. Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar
Gambar 4.6 Siswa Menggunakan Media yang Disediakan Guru
Pada tahap mengorganisasi siswa untuk belajar dilakukan oleh guru dalam setiap siklus dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa. Pada siklus 1 pertemuan pertama guru membagikan media berupa tangga satuan dan satuan volume untuk
mempermudah pemahaman siswa tentang materi satuan volume. Media satuan volume dibuat menggunakan kertas karton dan kertas berwara untuk lebih
menarik minat siswa dalam belajar. Setelah masing-masing kelompok memperoleh media tersebut guru mendemonstrasikan cara penggunaan media,
setelah paham penggunaan media siswa dapat mengembangan pemahaman awal mereka dalam mengerjakan LKS bersama dengan kelompok.
Siklus 1 pertemuan kedua media yang digunakan oleh guru yaitu miniatur kubus besar dan kubus-kubus satuan untuk mempermudah pemahaman siswa
tentang materi volume kubus. Dengan media tersebut siswa diharpakan dapat memahami arti volume dan mengetahui cara mencari volume kubus menggunakan
kubus satuan yang digunakan sebagai dasar untuk mencari volume kubus menggunakan rumus umum.
Dalam penggunaan media kubus ini, guru meminta salah satu siswa yang tahu cara penggunaan media dengan mendemonstrasikan media didepan kelas
karena keterbatasan media. Setelah mengetahui cara penggunaan media guru membagi media yang hanya 4 set kepada 4 kelompok pertama terlebih dahulu dan
meminta siswa bergantian dengan kelompok lainnnya dalam penggunaan media untuk membantu kelompok dalam mengerjakan LKS.
Pada siklus 2 pertemuan pertama guru mengorganisasi siswa untuk belajar tentang volume balok menggunakan media berupa miniatur balok besar dan
kubus-kubus satuan. Media tersubut dibuat oleh peneliti dengan kertas asturo dengan warna-warna berbeda untuk menarik minat belajar siswa. Media
digunakan untuk membentuk pemahaman awal siswa tentang cara mencari volume balok menggunakan kubus satuan dan kemudian siswa dapat
menyimpulkan sendiri rumus umum mencari volume balok. Seperti pertemuan sebelumnya karena keterbatasan media guru meminta
perwakilan dari dua kelompok untuk mendemonstrasikan media sesuai dengan instruksi guru, kemudian guru membagikan media tersebuat pada beberapa
kelompok pertama dan meminta bergiliran dalam penggunaan media. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Membimbing Penyelidikan Individual maupun Kelompok
Gambar 4.7 Guru Memantau Kegiatan Diskusi kelompok
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 hampir sama dengan siklus 2, guru berperan sebagai fasilitator selama siswa berdiskusi
kelompok. Guru membimbing penyelidikan siswa secara individual maupun berkelompok dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
mengerjakan LKS sesuai pemahaman mereka dan pengetahuan awal yang mereka miliki.
Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung guru berkeliling dan mendatangi setiap kelompok untuk memberi motivasi dan mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa dalam kelompok terhadap LKS yang dikerjakan. Guru juga akan membantu dan membimbing siswa ataupun kelompok yang mengalami
kesulitan serta memerlukan bantuan dalam mengerjakan LKS yang dibagikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Gambar 4.8 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok dan Menulisnya di Papan Tulis
Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dalam siklus 1 dan siklus 2 dilakukan oleh guru dengan kegiatan yang sama yaitu mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas. Pada siklus 1 ketika guru meminta setiap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, belum ada siswa
yang mau maju tanpa ditunjuk sehingga selama guru menunggu kelompok yang mau maju tanpa ditunjuk sedikit menghabiskan waktu dan akhirnya guru meminta
setiap kelompok maju secara berurutan sesuai dengan nomor kelompok masing- masing untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Pada siklus 2 tahap ini juga dilakukan oleh guru dengan kegiatan yang sama yaitu mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Pada siklus ini
guru tidak kehabisan waktu untuk menunggu kelompok yang mau maju tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disuruh, karena dalam siklus ini setiap kelompok sudah semakin berantusias dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
Pada siklus 2 ini kelompok yang presentasi sudah tidak perlu ditunjuk siswa berinisiatif maju sendiri secara berurutan. Ketika ada kelompok yang
sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, kelompok lain memperhatikan dan sudah berani memberi tanggapan terhadap jawaban kelompok
yang presentasi. 5.
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Gambar 4.9 Guru Membuat Kesimpulan Berdasarkan Hasil Diskusi Siswa
Tahap kelima yaitu tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, kegiatan yang guru lakukan pada siklus 1 dan siklus 2
hampir sama yaitu menyimpulkan hasil kerja kelompok siswa. Hasil kerja kelompok yang telah dipresentasikan dan ditulis oleh siswa di papan tulis guru
bahas satu persatu, apabila ada jawaban kelompok satu dengan kelompok lainnya yang berbeda guru akan memberikan hasil atau cara yang paling tepat agar tidak
terjadi kesalahpahaman pada siswa saat belajar. Pada tahap ini juga guru menyampaikan cara pengerjaan soal sesuai dengan buku atau cara yang pada
umumnya sering digunakan untuk mengerjakan soal yang sama dengan LKS siswa.
4.3.2 Minat Belajar
Dalam penelitian ini, minat belajar siswa diukur menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Peneliti mengukur minat belajar siswa dengan cara
membagikan lembar kuesioner kepada siswa pada kondisi awal atau sebelum pembelajaran menggunkan pendekatan PBL, akhir siklus 1 dan akhir siklus 2.
Kuesioner disusun berdasarkan indikator minat belajar siswa yaitu indikator perasaan senang, ketertariakan, perhatian dan keterlibatan. Setelah pengukuran
minat dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 terlihat bahwa ada peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal atau sebelum pembelajaran menggunakan
pendekatan PBL.
Pada siklus 1 pertemuan pertama minat siswa dalam mengikuti pembelajaran belum terlihat, ada banyak siswa yang kurang berkonsentrasi saat
pelajaran dan terlihat melamun. Siswa belum aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Saat diskusi kelompok hanya didominasi oleh siswa-siswa yang
senang dengan pelajaran matematika sehingga anggota kelompok yang lain tidak ikut mengerjakan dan hanya diam saja.
Siklus 1 pertemuan kedua minat belajar siswa sudah sedikit tampak, siswa berani menjawab pertanyaan guru walaupun secara bersama-sama, siswa juga
sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Saat presentasi kelompok siswa belum berani maju sendiri tanpa ditunjuk guru sehingga guru harus
menentukakan kelompok untuk maju presentasi. Pada siklus 2 pertemuan pertama siswa sudah mulai aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Siswa sudah
semakin kompak dalam kegiatan diskusi kelompok dan tidak ada siswa yang
hanya diam saja dalam kelompok.
Pada siklus 2 pertemuan kedua siswa terlihat lebih senang mengikuti pembelajaran, siswa menanyikan lagu dengan semangat. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh walaupun terkadang ada yang menggangu teman dan berjalan-jalan di dalam kelas. Siswa mulai tampak
membantu teman lain yang kesusahan dalam diskusi kelompok. Saat presentasi kelompok siswa maju tanpa disuruh oleh guru. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian dengan tidak membuat gaduh. Siswa sudah mulai berani menanggapi atau memberikan komentar terhadap
kelompok yang sedang presentasi.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan PBL yang disesuaikan dengan tahapan-tahapan PBL dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Pembahasan ini dapat membuktikan tentang hipotesis penerapan pendekatan PBL
bahwa penerapan pendekatan PBL dapat meningkatkan minat belajar siswa.
4.3.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan soal evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus 1 dan siklus 2. Soal evaluasi
terdiri dari 10 soal pilihan ganda pada mata pelajaran matematika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal evaluasi disusun oleh peneliti sesuai dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang telah ditentukan yaitu SK 4. Menghitung
volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah dan KD 4.1 Menghitung volme kubus dan balok. Hasil penilaian soal evaluasi ini
digunakan sebagai nilai siklus 1 dan siklus 2, sedangkan prestasi belajar siswa pada kondisi awal menggunkan nilai UTS matematika kelas VB tahun pelajaran
20152016 dengan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. Rata-rata prestasi belajar siswa yang mencapai KKM atau tuntas KKM pada kondisi awal
adalah 68,20 dengan persentase 30, sedangkan rata-rata nilai siswa yang tidak tuntas KKM adalah 79,11 dengan persentase rata-rata siswa yang tidak tuntas
KKM yaitu 70. Rata-rata prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta
menunjukkan peningkatan setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dengan menggunakan pendekatan PBL. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa yang tuntas
KKM pada siklus 1 yaitu 79,11 dengan presentase siswa yang tuntas KKM adalah 61,77 dan persentase siswa yang tidak tuntas KKM adalah 38,23. Pada
siklus 1 terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM dan terdapat 13 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas KKM.
Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus 1 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga peneliti melanjutkan penelitian pada siklus
2. Pada pelaksanaan siklus 2 rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal dan siklus 1. Rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus 2 adalah
82,05 dengan presentase siswa yang tuntas KKM adalah 73, 5 dan persentase siswa yang tidak tuntas KKM adalah 26,5.
Berdasarkan pembahasan tersebut diketahui bahwa penerapan pendekatan PBL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I
Yogyakarta. Hal ini membuktikan hipotesis tentang penerapan pendekatan PBL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
114
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab V ini peneliti membahas tentang sub bab kesimpulan penelitian, keterbatasan peneliti dan saran. Peneliti akan menguraikan ketiga sub bab
tersebut.
5.1 Kesimpulan