Teknik Pengujian Instrumen Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

Tabel 3.8 menunjukkan validasi soal evaluasi siklus 2. Dari 20 soal yang diuji validasinya, terdapat 17 soal yang valid. Namun peneliti hanya mengambil 10 soal yang valid dan mencakup keseluruhan indikator pembelajaran. Soal akan diberikan kepada siswa pada akhir siklus 2 untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

Bagian ini peneliti membahas tentang pengujian instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk instrumen penelitian yang berupa soal tes evaluasi dan instrument pembelajaran yang berupa RPP.

3.6.1 Validitas

Sugiyono 2008: 352 mengemukakan bahaw validitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Senada dengan Sugiyono, Arifin 2011: 246 validitas terdiri dari tiga jenis yaitu validitas muka, validitas isi dan validitas empiris. Validitas muka adalah validitas yang menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka saja, artinya jika suatu tes secara sekilas sudah dianggap baik untuk mengukur kejadian yang akan diukur maka tes tersebut dapat dikatakan memenuhi validitas muka. Validitas isi adalah validitas yang sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan utama dari validitas isi adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari. Validitas yang ketiga adalah validitas empiris, validitas empiris merupakan validitas yang biasanya menggunakan teknik statistik yaitu analisis korelasi karena validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dan suatu kriteria tertentu yang menjadi tolok ukur diluar tes yang bersangkutan dan harus relevan dengan hal yang akan diukur. Azwar 2007: 43 berpendapat bahwa instrumen atau alat ukur yang memiliki validitas tinggi akan mempunyai kesalahan pengukuran yang relatif kecil, dapat dikatakan bahwa setiap subjek yang dimiliki oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sesungguhnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ketiga jenis validitas tersebut yaitu validitas muka, validitas isi dan validitas empiris. Validitas muka ditempuh dengan cara memilih beberapa siswa kelas VB untuk melakukan uji coba keterbacaan terhadap kuesioner minat yang disusun peneliti dengan memberikan komentar atau tanggapan terhadap kuesioner tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai alat ukur minat belajar siswa kelas VB. Validitas isi ditempuh dengan expert judgment. Expert judgment dilakukan dengan cara bertanya pada ahli yang menguasi materi dalam penelitian yang dilakukan. Validitas dengan expert judgment digunakan untuk memvalidasi perangkat pembelajaran, sedangkan validitas yang ditempuh secara empiris digunakan untuk mengukur instrumen soal evaluasi atau tes yang telah dibuat oleh peneliti.

3.6.1.1 Validitas Instrumen Minat Belajar

Peneliti melakukan validasi instrumen yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa berupa kisi-kisi kuesioner minat belajar siswa. Validasi instrumen minat belajar siswa ini dilakukan dengan cara expert judgment atau berkonsultasi dengan dosen. Kisi-kisi kuesioner minat belajar ini berdasarkan pada indikator minat dengan 20 pernyataan. Instrument minat belajar yang berupa kisi-kisi kuesioner ini divalidasi oleh seorang dosen yang ahli dalam bidang psikologi. Tabel berikut ini adalah hasil validasi instrumen minat belajar siswa. Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Minat Belajar No. Komponen Penilaian Skor Validator 1. Kesesuaian pernyataan dengan indikator minat 2 2. Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku 4 3. Kejelasan pernyataan dalam kuesioner 4 4. Terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative 4 5. Kejelasan perintah pengerjaan soal 4 Jumlah 18 Rata-rata 3,6 Berdasarkan hasil validasi dari seorang dosen ahli psikologi tersebut peneliti mendapat masukan dari validator untuk memperbaiki indikator ketertarikan siswa dan keterlibatan siswa. Hasil validasi ini, peneliti mengambil skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan untuk melakukan revisi atau tidak terhadap instrumen minat belajar. Rata-rata kuesioner yang dibuat oleh peneliti adalah 3,6 sehingga tidak perlu direvisi sesuai dengan batasan skor yang telah ditentukan oleh peneliti bersama kelompok studi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran ini divalidasi oleh tiga validator yaitu 1 validator dari dosen yang ahli pada bidang matematika dan 2 validator dari guru yang juga biasa mengampu mata pelajaran matematika. Peneliti bersama kelompok studi menentukan skor 3 sebagai batasan untuk tidak melakuakn revisi. Berikut ini hasil validasi perangkat pembelajaran dari beberapa validator. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajarn RPP Tabel 3.10 Hasil Validasi RPP Validator Komponen Rata-rata A B C D E F 1 4 4 3 4 4 3 3,6 2 4 3 3 4 3 4 3,5 3 4 4 4 4 4 3 3,8 Rata-rata 4 3,6 3,3 4 3,6 3,3 3,6 Berdasarkan validasi dari 3 validator yaitu dua orang guru dan satu dosen ahli pada bidang matematika, dari 6 komponen yaitu a kelengkapan komponen RPP; b kesesuian indikator dengan SK dan KD; c kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator; d kesesuaian materi ajar dengan SK dan KD; e kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan indikator, tujuan dan pendekatan pembelajaran; f kelengkapan instrumen penilaian soal,kunci, skoring. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan RPP yang telah disusun oleh peneliti, validator 1 memberikan komentar bahwa penliti perlu menambahkan condition pada tujuan pembelajaran karena dalam RPP yang disusun peneliti belum nampak condition dan juga peneliti perlu menambahkan sumber belajar dalam RPP. Dari komentar validator 1 peneliti memeriksa dan memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam penyusunan RPP. Rata-rata 6 komponen yang divalidasi oleh validator 1 memperoleh skor rata-rata 3,7. Skor rata-rata validator 2 yaitu 3,5 dan skor rata-rata validator 3 yaitu 3,7. Sedangkan rata-rata dari skor yang diberikan oleh ketiga validator yaitu 3,6 dan telah mencapai skor lebih dari 3 sesuai batasan skor yang telah ditentukan bersama kelompok studi sehingga RPP tidak perlu direvisi. 2. Bahan Ajar Tabel 3.11 Hasil Validasi Bahan Ajar Validator Komponen Rata-rata A B C D 1 4 4 3 4 3,7 2 3 4 4 3 3,5 3 4 4 3 4 3,7 Rata-rata 3,6 4 3,3 3,6 3,6 Berdasarkan tabel 3.11 bahan ajar yang disusun peneliti divalidasi oleh 3 orang validator yaitu 2 orang guru dan 1 dosen yang ahli pada bidang matematika. Komponen penilaian bahan ajar terdiri dari 4 kompoen yaitu a kelengkapan sumber belajar yang digunakan; b kesesuaian media pembelajaran dengan materi ajar; c kesesuaian Lembar Kerja Siswa dengan kegiatan pembelajaran; d penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis yang baku. Skor rata-rata dari 4 komponen yang dinilai oleh validator peneliti mendapat skor rata-rata 3,7 dari validator 1, skor rata-rata validator 2 yaitu 3,5 dan skor rata-rata validator 3 yaitu 3,7. Sedangkan rata-rata dari skor yang diberikan oleh ketiga validator yaitu 3,6 dan telah mencapai skor lebih dari 3 sesuai batasan skor yang telah ditentukan bersama kelompok studi sehingga bahan ajar tidak perlu direvisi. 3. Soal Evaluasi Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 Validator Komponen Rata- rata A B C D E F G H I J K 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3,5 Rata-rata 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3,5 Berdasarkan tabel 3.12 validasi soal evaluasi siklus 1 divalidasi oleh seorang dosen ahli pada bidang matematika. Komponen yang divalidasi ada 11 komponen, rata-rata dari komponen yang divalidasi yaitu 3,5 dan telah mencapai skor lebih dari 3 sesuai batasan skor yang telah ditentukan bersama kelompok studi sehingga soal evaluasi siklus 1 tidak perlu direvisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 Validator Komponen Rata- rata A B C D E F G H 1 4 3 4 4 2 4 2 2 3,3 Rata-rata 4 3 4 4 2 4 2 2 3,3 Berdasarkan tabel 3.13 soal evaluasi siklus 2 divalidasi oleh satu ahli yaitu dosen yang ahli pada bidang matematika. Dari 8 komponen yang divalidasi oleh ahli rata-rata yang diperoleh adalah 3,3 dan telah mencapai skor lebih dari 3 sesuai batasan skor yang telah ditentukan bersama kelompok studi sehingga soal evaluasi siklus 2 tidak perlu direvisi.

3.6.1.3 Validasi Soal Evaluasi

Soal tes evaluasi yang selanjutnya akan diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi point biserial. Menurut Surapranata 2004: 61 teknik korelasi point biserial merupakan teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel dimana salah satu variabelnya berbentuk kontinum dan variabel lainnya berbentuk diskrit murni. Keterangan : r bp = koefisien korelasi point biserial M p = mean skor yang betul dari jawaban peserta tes M t = mean skor total seluruh peserta tes r bp = SD t = standar deviasi total p = proporsi peserta tes yang jawabannya betul q = proporsi peserta tes yang jawabannya salah Setelah mendapatkan r hitung selanjutnya peneliti membandingkan r hitung dengan r tabel. r tabel untuk jumlah responden 37 siswa dengan taraf signifikansi 5 adalah 0,325. Item soa dapat dikatakan valid apabila r hitung lebih besar daripada r tabel, sebaliknya jika r hitug lebih kecil dari r tabel maka item soal tidak valid. Peneliti menggunakan program SPSS 16.0 dalam menghitung korelasi point biserial. Berikut hasil penghitungan validitas soal evaluasi menggunakan SPSS 16.0. Tabel 3.14 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 No Item Nilai Korelasi r Nilai r tabel Kesimpulan Item 1 0,036 0,325 Tidak vaid Item 2 0,338 0,325 Valid Item 3 0,428 0,325 Valid Item 4 0,409 0,325 Valid Item 5 0,083 0,325 Tidak vaid Item 6 0,597 0,325 Valid Item 7 0,548 0,325 Valid Item 8 0,405 0,325 Valid Item 9 0,094 0,325 Tidak vaid Item 10 0,463 0,325 Valid Item 11 0,409 0,325 Valid Item 12 0,115 0,325 Tidak vaid Item 13 0,345 0,325 Valid Item 14 0,369 0,325 Valid Item 15 0,015 0,325 Tidak vaid Item 16 0,550 0,325 Valid Item 17 0,508 0,325 Valid Item 18 0,074 0,325 Tidak vaid Item 19 0,353 0,325 Valid Item 20 0,487 0,325 Valid Berdasarkan table 3.15 dari 20 soal terdapat 14 soal yang valid yaitu soal item 2,3,4,6,7,8,10,11,13,14,16,17,19, dan 20. Tingkat kevalidan dilambangkan dengan asterisk . Nilai korelasi untuk taraf signifikansi pada level 0,05 sedangkan korelasi untuk menunjukkan taraf signifikansi level 0,01. Dari 14 soal yang vaid peneliti hanya akan menggunkan 10 soal sebagai soal evaluasi yang mencakup semua indikator. Validasi soal siklus 2 juga menggunakan SPSS 16.0, berikut hasil penghitungan validasi soal evaluasi siklus 2. Tabel 3.15 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 No Item Nilai Korelasi r Nilai r tabel Kesimpulan Item 1 0,426 0,325 Valid Item 2 0,362 0,325 Valid Item 3 0,247 0,325 Tidak vaid Item 4 0,430 0,325 Valid Item 5 0,338 0,325 Valid Item 6 0,401 0,325 Valid Item 7 0,491 0,325 Valid Item 8 0,147 0,325 Tidak vaid Item 9 0,443 0,325 Valid Item 10 0,147 0,325 Tidak vaid Item 11 0,375 0,325 Valid Item 12 0,467 0,325 Valid Item 13 0,521 0,325 Valid Item 14 0,346 0,325 Valid Item 15 0,556 0,325 Valid Item 16 0.538 0,325 Valid Item 17 0,491 0,325 Valid Item 18 0,383 0,325 Valid Item 19 0,423 0,325 Valid Item 20 0,399 0,325 Valid Berdasarkan hasil validasi soal evaluasi siklus 2 pada table 3.16 dari 20 soal terdapat 17 soal yang valid yaitu soal item 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Tingkat kevalidan dilambangkan dengan asterisk . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI r tt = Nilai korelasi untuk taraf signifikansi pada level 0,05 sedangkan korelasi untuk menunjukkan taraf signifikansi level 0,01. Dari 17 soal yang valid peneliti hanya akan menggunakan 10 soal sebagai soal evaluasi yang mencakup semua indikator.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas memiliki sebutan yang lain seperti keterpercayaan, keajekan, keterandalan, konsistensi, dan kestabilan. Azwar 2007: 4 mengemukakan bahwa kunci pokok reliablitas adalah sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya. Konsep yang akan peneliti gunakan adalah konsep alpha. Peneliti memilih konsep alpha untuk menguji reliabilitas soal tes evaluasi karena data dari soal tes evaluasi yang akan digunakan oleh peneliti berupa data dikotom yaitu data 1-0. Sugiono 2010: 190 menjelaskan bahwa pengujian instrument dilakukan dengan internal consistency dengan metode belah dua Split-half method yang dianalisis menggunakan rumus Alpha Croncbach Masidjo, 1995: 219, yaitu : Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas r = koefisien gasal-genap r bb = koefisien belahan I dan II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.16 merupakan tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk mengetahui reliabilitas instrumen menurut Masidjo 1995: 209. Tabel 3.16 Tabel Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Kualifikai 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah Negatif-0,02 Sangat Rendah Uji reliabilitas pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS 16.0 untuk mempermudah penghitugan reliabilitas pada soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2.

3.6.2.1 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 1

Penghitungan reliabilitas soal peneliti mengguakan SPSS 16.0 untuk mempermudah dan mempercepat penghitungan dan mendapatkan hasil yang akurat. Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .724 .743 14 Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 dan formula Cronbachs Alpha, reliabilitas soal evaluasi pada siklus 1 sebesar 0,724 dan termasuk dalam kualifikasi tinggi dengan jumlah soal 14. Dari data tersebut instrumen sudah layak untuk digunakan.

3.6.2.2 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 2

Penghitungan reliabilitas pada soal evaluasi siklus 2, peneliti menggunakan SPSS 16.0 untuk mempermudah dan mempercepat penghitungan dan mendapatkan hasil yang akurat. Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .741 .744 16 Berdasarkan hasil penghitungan reliabiliatas menggunakan SPSS 16.0 dan formula Cronbachs Alpha, reliabilitas soal evaluasi pada siklus 2 sebesar 0,741 dan termasuk dalam kualifikasi tinggi dengan jumlah soal 16. Dari data tersebut instrumen sudah layak untuk digunakan.

3.6.3 Indeks Kesukaran

Kualitas soal yang baik tidak hanya diukur dengan validitas dan reliabilitas saja, tetapi untuk memperoleh kualitas soal yang baik juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang dan sukar proporsinya seimbang Sudjana, 2008: 135. Indeks kesukaran soal dapat digitung dengan menggunakan rumus dibawah ini Sudjana,2009: 137 . Keterangan : I : indeks kesukaran untuk setiap butir soal I = B : banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal N :banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Setelah didapat hasil perhitungan indeks kesukaran IK selanjutnya hasil perhitungan tersebut dikategorikan dalam soal yang mudah sekali, mudah, sedangcukup, sukar dan sangat sukar. Berikut kualifikasi indeks kesukaan menurut Sudjana 2009: 137. Tabel 3.17 Kategori Tingkat Kesukaran Soal Nilai p Kategori 0 - 0,3 Sukar 0,3 - 0,7 Sedang 0,7 – 1,00 Mudah

3.6.3.1 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1

Tabel 3.18 menunjukkan hasil penghitungan dan kategori indeks kesukaran soal evaluasi siklus 1. Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 No B jawaban yang benar N jumlah seluruh siswa Skor maksimal IK Kategori 1 29 37 1 0,78 Mudah 2 30 37 1 0,81 Mudah 3 30 37 1 0,81 Mudah 4 31 37 1 0,83 Mudah 5 30 37 1 0,81 Mudah 6 26 37 1 0,70 Sedang 7 31 37 1 0,83 Mudah 8 29 37 1 0,78 Mudah 9 31 37 1 0,83 Mudah 10 28 37 1 0,75 Mudah 11 29 37 1 0,78 Mudah 12 29 37 1 0,78 Mudah 13 30 37 1 0,81 Mudah 14 32 37 1 0,86 Mudah 15 31 37 1 0,83 Mudah 16 26 37 1 0,70 Sedang 17 34 37 1 0,91 Mudah 18 31 37 1 0,83 Mudah 19 29 37 1 0,78 Mudah 20 31 37 1 0,83 Mudah Berdasarkan table 3.19 dari 20 soal evaluasi terdapat 18 soal yang masuk kategori mudah, yaitu soal nomer 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19 dan 20. Sedangkan 2 soal lain termasuk kategori sedang, yaitu nomer 6 dan 16.

3.6.3.2 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2

Tabel 3.19 menunjukkan hasil penghitungan dan kategori indeks kesukaran soal evaluasi siklus 2. Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 No B jawaban yang bena r N jumlah seluruh siswa Skor maksimal IK Kategori 1 26 37 1 0,70 Sedang 2 30 37 1 0,81 Mudah 3 33 37 1 0,89 Mudah 4 29 37 1 0,78 Mudah 5 24 37 1 0,64 Sedang 6 28 37 1 0,75 Mudah 7 25 37 1 0,67 Sedang 8 26 37 1 0,70 Sedang 9 32 37 1 0,86 Mudah 10 22 37 1 0,59 Sedang 11 33 37 1 0,89 Mudah 12 27 37 1 0,72 Mudah 13 27 37 1 0,72 Mudah 14 28 37 1 0,75 Mudah 15 27 37 1 0,72 Mudah 16 24 37 1 0,64 Sedang 17 25 37 1 0,67 Sedang 18 30 37 1 0,81 Mudah 19 22 37 1 0,59 Sedang 20 14 37 1 0,37 Sedang Berdasarkan indeks kesukaran soal evaluasi siklus 2 di atas dari 20 soal terdapat 11 soal yang termasuk dalam kategori mudah yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15 dan 18. Soal lain yang berjumlah 9 termasuk dalam kategori sedang yaitu nomor 1, 5, 7, 8, 10, 16, 17, 19 dan 20.

3.7 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 16 359

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDK Kalasan dengan cooperative learning teknik TAI.

0 23 185

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184