Dampak Kekerasan Terhadap Anak Sebagai Korban Secara Tidak

Gambar 1. Skema Tinjauan Pustaka KDRT mendapatkan berkontribusi pada berdampak pada Suami Pelaku Kekerasan Istri Korban Kekerasan Dampak Kekerasan Anak Fisik Psikologis Pengasuhan yang tidak efektif 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif ialah mengamati individu dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, dan berusaha memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya Nasution, dalam Sugiono. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks alamiah yang berfokus pada variasi pengalaman informan penelitian Danim dalam Fransisca, 2006. Menurut Flick 2002, penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Studi kasus bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam. Penelitian studi kasus merupakan model penelitian yang terperinci terkait individu atau suatu unit sosial tertentu dalam kurun waktu tertentu. Studi kasus bersifat komprehensif, intens, memerinci, dan mendalam, serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah atau fenomena yang bersifat berbatas waktu. Sesuatu yang penting untuk dijelaskan dalam studi kasus adalah keterkaitan atau hubungan kasual antara aspek atau faktor yang membentuk sebuah fenomena. Dalam studi kasus, batasan antara fenomena dan konteks tidak terlalu jelas. Penelitian kualitatif dengan studi kasus dilakukan dengan mengidentifikasi topik dengan batasan yang jelas dengan cara melakukan analisis yang mendalam dalam konteks yang natural dengan menggunakan beragam sumber informasi. Penggunaan teori pada studi kasus tidak hanya menjadi sebuah bantuan yang besar untuk mendefinisikan desain penelitian yang tepat dan proses pengumpulan data, tetapi juga menjadi motor untuk mentranferabilisasikan hasil dari studi kasus. Desain studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi kasus deskriptif. Desain penelitian studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam bagaimana pengasuhan yang diberikan oleh ibu yang mengalami dan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, dampak terhadap anak, dan faktor yang turut memengaruhi pengasuhan yang diberikan oleh informan.

B. INFORMAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan non-probability sampling. Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik sampling yang umum digunakan adalah teknik purposeful sampling atau purposive sampling.Purposive sampling merupakan teknik sampling berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki informan yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Informan yang digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria: 1. Seorang istri yang mengalami kekerasan dari suami atau seorang istri yang menjadi korban kekerasan dari suami. 2. Memiliki usia dewasa awal 21-40 tahun. 3. Seorang Ibu yang memiliki anak kandung usia kanak-kanak.

C. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Peneliti mencari dan memilih informan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya dalam penelitian. 2. Peneliti meminta bantuan dengan menghubungi instansi pemerintahan ataupun lembaga masyarakat untuk mendapatkan akses menuju informan. Peneliti juga membuat proposal dan surat izin kepada instansi tujuan yang dirasa dapat membantu peneliti masuk ke lokasi dan melakukan penelitian. 3. Peneliti membuat inform consent yang berisi deskripsi dan prosedur penelitian yang akan dilakukan, kerahasiaan data, tanggungjawab peneliti, serta penanggungjawab penelitian. Informan yang telah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian memiliki tanggungjawab etis untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya sepanjang informasi yang diberikan kepada peneliti tidak mengganggu privasi informan dan membuat informantidak nyaman. Informan berhak menghentikan proses wawancara atau partisipasinya dalam penelitian jika informan merasa tidak nyaman.