1. Seorang istri yang mengalami kekerasan dari suami atau seorang istri yang
menjadi korban kekerasan dari suami. 2.
Memiliki usia dewasa awal 21-40 tahun. 3.
Seorang Ibu yang memiliki anak kandung usia kanak-kanak.
C. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Peneliti mencari dan memilih informan sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan sebelumnya dalam penelitian. 2.
Peneliti meminta bantuan dengan menghubungi instansi pemerintahan ataupun lembaga masyarakat untuk mendapatkan akses menuju informan.
Peneliti juga membuat proposal dan surat izin kepada instansi tujuan yang dirasa dapat membantu peneliti masuk ke lokasi dan melakukan penelitian.
3. Peneliti membuat inform consent yang berisi deskripsi dan prosedur
penelitian yang akan dilakukan, kerahasiaan data, tanggungjawab peneliti, serta penanggungjawab penelitian. Informan yang telah setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian memiliki tanggungjawab etis untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya sepanjang informasi yang
diberikan kepada peneliti tidak mengganggu privasi informan dan membuat informantidak nyaman. Informan berhak menghentikan proses
wawancara atau partisipasinya dalam penelitian jika informan merasa tidak nyaman.
4. Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan wawancara dan
observasi terhadap informan. Lokasi penelitian atau tempat penelitian berlangsung mengikuti aktivitas sehari-hari dari informan dan berdasarkan
kesepakatan. Proses pengambilan data diambil dengan setting natural, dalam artian mengikuti aktivitas dari informan, seperti di rumah. Selain
itu, peneliti juga menggunakan dokumen berupa rekam kasus yang dimiliki informan dari instansi yang menangani kasus kekerasan yang
informan alami. 5.
Peneliti membuat panduan wawancara dan observasi sebagai panduan dalam pengumpulan data.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode yang memungkinkan peneliti untuk menggali secara lebih mendalam
pengasuhan ibu yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan
observasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Poerwandari, 1998.
Wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggungjawab, perasaan, kepercayaan,
motif, dan informasi Stewart Cash dalam Herdiansyah, 2014.
Wawancara kualitatif dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkaitan dengan topik
yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama dan fokus dalam proses pengumpulan data
Yin, 1989. Begitu halnya dengan penelitian, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam semi terstruktur. Wawancara mendalam digunakan
agar didapatkan data yang bersifat luas dan lengkap sehingga pertanyaan bahkan hal lain yang tidak menjadi fokus akan tetapi menonjol dan
berpengaruh terhadap penelitian dapat diketahui. Hal tersebut semakin memperkaya data atau hasil penelitian.
Wawancara semi terstruktur digunakan dalam penelitian kualitatif yang bersifat fleksibel, dalam setting natural, dan menekankan pada
kedalaman bahasan. Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan mendapatkan
pemahaman dari suatu fenomena. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi terstruktur adalah pertanyaan terbuka yang memberikan
kebebasan kepada informan untuk mengemukakan jawaban sesuai dengan konteks pembicaraan. Pedoman wawancara diperlukan dalam wawancara
semi terstruktur untuk dijadikan patokan atau kontrol terhadap alur pembicaraan dan prediksi waktu wawancara.
Wawancara juga diberikan kepada pihak yang masih memiliki kaitan dengan topik penelitian, yaitu anak informan. Akan tetapi, hal ini
bersifat kondisional, artinya jika anak tersebut memungkinkan untuk diwawancarai. Selain itu, peneliti juga mewawancarai staf instansi yang
menangani kasus kekerasan yang informan alami. Informasi yang didapat dari informan kedua dapat dijadikan sebagai data cross check untuk
informasi yang diberikan oleh informan.
2. Observasi
Menurut Creswell observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan
terhadap individu sebagai objek observasi dan lingkungannya sebagai aspek lain yang penting untuk diamati. Dalam pengamatan, individu tidak
dapat dipisahkan dari lingkungannya karena individu dan lingkungan menjadi satu kesatuan. Manusia adalah produk dari lingkungannya di
mana terjadi proses saling memengaruhi antara satu sama lain Herdiansyah, 2013.
Hasil dari observasi dapat diandalkan untuk kepentingan penelitian ketika peneliti melakukan kontrol atau identifikasi faktor-faktor apa saja
yang dapat memengaruhi munculnya sebuah perilaku dan peneliti mampu menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat mengapa perilaku tersebut
muncul. Observasi yang luas ialah proses mengamati dari awal penelitian dimulai, di tengah penelitian, hingga akhir penelitian. Di awal penelitian,
peneliti sudah melakukan observasi ketika melakukan pendekatan terhadap
informan dan membangun rapport. Di tengah penelitian misalnya ketika menggali informasi kepada informan saat wawancara, peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap reaksi nonverbal informan, gesture, intonasi suara, mimik muka, dan lain sebagainya. Di akhir penelitian,
peneliti juga melakukan observasi terhadap informan dan mengamati apakah semua data sudah tergali dan semua hal yang terkait dengan
penelitian telah selesai dilaksanakan. Menurut Patton dalam Sugiyono, 2014, observasi di lapangan
membantu peneliti untuk mampu memahami konteks data dalam keseluruhan
situasi sosial.
Metode pengumpulan
data dengan
menggunakan observasi atau pengamatan juga membantu peneliti untuk menggali dan mendapatkan informasi tambahan terkait penelitian.
Observasi memungkinkan peneliti untuk mengetahui informasi yang tidak diberikan oleh informan melalui wawancara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi semi partisipan. Dalam observasi semi partisipan, peneliti melakukan
pengamatan dari dua sisi yang berbeda, yaitu satu waktu peneliti ikut larut dalam aktivitas bersama informan dan satu waktu peneliti tidak ikut
terlibat aktif bersama informan Haris, 2015. Hal-hal yang menjadi fokus dalam observasi adalah sikap dan perilaku atau tindakan yang diberikan
informan terhadap anak dan perilaku anak di dalam rumah maupun di lingkungan bermain. Selain itu, sikap dan perilaku suami juga menjadi hal
yang turut diamati oleh peneliti.