40
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti perlu melakukan:
1. Kajian teoretik di bidang pembelajaran pendidikan
2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan
3. Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dan sebagainya
4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan, khususnya yang dituangkan
dalam bentuk program 5.
Merefleksikan pengalamannya sendiri sebagai guru Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk
penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan guru, fasilitas
tersedia di sekolah, dan terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Dengan kata lain sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalam
menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah di mana ia berada dan melaksanakan tugasnya. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah
tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau
masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu
dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian yang dilakukan ini berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa
pada materi KPK dan FPB melalui metode inquiry. Banyak yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, serta faktor-faktor lain yang belum diketahui.
Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
Dari kegiatan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti melalui metode inquiry, peneliti memperoleh data dari mulai proses
kegiatan sampai refleksi dari kedua siklus. Untuk lebih terperincinya laporan hasil penelitian dalam setiap siklus diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang pelaksanaannya pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Siklus I
dilakukan setelah survey terlebih dahulu untuk mengetahui apakah materi yang sedang dipelajari sudah pokok bahasan KPK dan FPB. Juga sudah mendapat izin
dari kepala sekolah dan guru yang dijadikan sebagai observer. Pada setiap awal kegiatan belajar mengajar, peneliti mem
impin berdo’a dahulu untuk menanamkan dan membiasakan siswa ke arah religi dan agar lebih
dekat dengan yang menciptakannya. Setelah itu baru melakukan pencatatan mengabsen kehadiran siswa. Jumlah siswa dari 26 orang ternyata hadir semua.
Peneliti kemudian menjelaskan kepada siswa dengan ceramah tentang materi yang akan dipelajari dan tidak lupa menyebutkan tujuan pembelajaran pada siklusI.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini, hasil belajar siswa masih rendah dikarenakan minat siswa dan perhatian siswa masih kurang. Guru lebih
banyak memberikan bantuan secara berkelompok, berkeliling, dan secara elaborasi mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya. Siswa
terlalu aktif bertanya kesana-sini sehingga kelas menjadi ramai dan kurang efektif. Contoh yang diberikan guru berupa soal KPK dan FPB belum ditiru oleh siswa
dan ada siswa yang meniru pekerjaan temannya. Belum muncul ide baru bahkan siswa yang menyusun semuanya sesuai selera mereka dan ternyata bukan KPK
dan FPB. Kegiatan siklus I dilihat pada gambar di bawah ini :