Hakikat Pembelajaran Matematika Deskripsi Teoretik
                                                                                6
Sedangkan  menurut  Modjiono  belajar  merupakan  proses  internal  yang kompleks.  Yang  terlibat  dalam  proses  internal  tersebut  adalah  seluruh  mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut  Sutikno,  belajar  adalah  suatu  proses  usahan  yang  dilakukan
seseorang  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi  dengan
lingkungannya
2
. Sedangkan menurut Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari  pengalaman  individu  dalam  interaksi  dengan  lingkungannya  yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
3
. Sejalan  dengan  pendapat  tersebut  menurut  Purwanto  belajar  adalah  proses
dalam  diri  individu  yang  berinteraksi  dengan  lingkungan  untuk  mendapatkan perubahan  dalam  perilaku
4
.  Pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  belajar merupakan  proses  internal  yang  kompleks  untuk  menguasai,  menambah  dan
mengumpulkan  suatu  pengetahuan  yang  berguna  bagi  diri  sendiri  yang  ditandai dengan  adanya  perubahan  pada  diri  seseorang.  Perubahan  sebagai  hasil  suatu
proses  belajar  dapat  ditunjukkan  dalam  berbagai  bentuk  seperti  berubah pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya.
Sementara  pembelajaran  yaitu  proses  transfer  ilmu  dua  arah,  antara  guru sebagai  pemberi  ilmuinformasi  dan  siswa  sebagai  penerima  ilmuinformasi.
Keberhasilan  dalam  mencapai  suatu  tujuan  pendidikan  tergantung  pada  saat proses  belajar  mengajar  berlangsung  secara  efektif.  Jadi,  pemahaman  guru
terhadap pengertian pembelajaran sangat berpengaruh dengan cara mengajar guru. c
Pengertian Hasil Belajar Menurut  Purwanto  hasil  belajar  adalah  perubahan  perilaku  peserta  didik
akibat  belajar.  Perubahan  perilaku  disebabkan  karena  dia  mencapai  penguasaan atas  sejumlah  bahan  yang  diberikan  dalam  proses  belajar  mengajar.  Lebih  lanjut
lagi  ia  mengatakan  bahwa  hasil  belajar  dapat  berupa  perubahan  dalam aspekkognitif, afektif dan psikomotorik
5
.
2
M. Sobry Sutikno,Belajar dan Pembelajaran, Lombok: Holistica, 2013, h.2
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.3
4
Purwanto,EvaluasiHasilBelajar, Yogyakarta: PustakaPelajar,2011, h.38
5
Ibid., h.46
7
Menurut  Hamalik,  hasil  belajar  adalah  terjadinya  perubahan  tingkah  laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan.  Perubahan  tersebut  dapat  diartikan  sebagai  terjadinya  peningkatan dan  pengembangan  yang  lebih  baik  sebelumnya  yang  tidak  tahu  menjadi  tahu.
Berdasarkan  pendapat-pendapat  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  maka  dapat dikemukakan  bahwa  hasil  belajar  adalah  perubahan  perilaku  pada  diri  seseorang
akibat  tindak  belajar  yang  mencakup  aspek  kognitif,  aspek  afektif,  dan  aspek psikomotorik.
Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slamet, meliputi: 1
Perubahan  yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa  pengetahuannya  bertambah,  sikapnya  berubah,  kecakapannya
berkembang, dan lain-lain. 2
Perubahan  dalam  belajar  bersifat  kontinyu  dan  fungsional.  Belajar  bukan proses  yang  statis  karena  terus  berkembang  secara  gradual  dan  setiap  hasil
belajar memiliki makna dan guna yang praktis. 3
Perubahan  belajar  bersifat  positif  dan  aktif.  Belajar  senantiasa  menuju perubahan yang lebih baik.
4 Perubahan  dalam  belajar  bukan  bersifat  sementara,  bukan  hasil  belajar  jika
perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain. 5
Perubahan  dalam  belajar  bertujuan  dan  terarah.  Sebelum  belajar,  seseorang hendaknya  sudah  menyadari  apa  yang  akan  berubah  pada  dirinya  melalui
belajar. 6
Perubahan  mencakup  seluruh  aspek  tingkah  laku,  bukan  bagian-bagian tertentu secara parsial
6
. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor
7
. Perinciannya adalah sebagai berikut:
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : Rineka Cipta, 2006, h. 5
7
Purwanto,op. cit., h. 46-53
8
1
Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar dari sisi  intelektual siswa  yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2
Ranah Afektif
Berkenaan  dengan  sikap  dan  nilai.  Ranah  afektif  meliputi  lima  jenjang kemampuan  yaitu  menerima,  menjawab  atau  reaksi,  menilai,  organisasi  dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3
Ranah Psikomotor
Meliputi  keterampilan  motorik,  manipulasi  benda-benda,  koordinasi neuromuscular menghubungkan dan mengamati.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu: a.
Keterampilan dan kebiasaan
b.
Pengetahuan dan pengertian
c.
Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses  belajar.  Hasil  belajar  ini  akan  melekat  terus  pada  diri  siswa  karena  sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di  atas maka dapat  disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah  suatu  penilaian  akhir  dari  proses  dan  pengenalan  yang  telah  dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan  hilang  selama-lamanya  karena  hasil  belajar  turut  serta  dalam  membentuk pribadi  individu  yang  selalu  ingin  mencapai  hasil  yang  lebih  baik  lagi  sehingga
akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Djamarah
8
membagi  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  proses  dan  hasil belajar antara lain:
a. Faktor Lingkungan
1 Lingkungan Alami
Lingkungan  hidup  adalah  lingkungan  tempat  tinggal  anak  didik,  hidup,  dan berusaha di dalamnya.
8
Syaiful Bahri Djamarah,op. cit., h.176-202
9
Seperti  seorang  siswa  yang  tinggal  di  daerah  pedalaman  biasanya  memiliki karakteristik  berbeda  dengan  siswa  yang  tinggal  di  daerah  perkotaan.  Dari  sisi
tingkahlaku  misalnya,  siswa  yang  berada  di  perkampungan  lebih  sopan dibandingkan dengan siswa yang berada di perkotaan
2 Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan  sosial  budaya  di  luar  sekolah  ternyata  sisi  kehidupan  yang mendatangkan  problem  tersendiri  bagi  kehidupan  anak  didik  di  sekolah.
Pembangunan  pabrik  yang  tak  jauh  dari  hiruk  pikuk  lalu  lintas  menimbulkan kegaduhan suasana kelas.
Iklim  belajar  yang  kondusif  sangat  menentukan  dalam  kenyamanan  dan motivasi belajar siswa, misalnya sekolah yang berada pada lingkungan yang ramai
akan mempengaruhi daya serap belajar siswa. b.
Instrumental 1
Kurikulum Kurikulum  adalah  a  plan  for  learning  yang  merupakan  unsur  substansional
dalam  pendidikan.  Muatan  kurikulum  akan  mempengaruhi  intensitas  dan frekuensi belajar anak didik.
Kurikulum  merupakan  acuan  dalam  penyampaian  materi  pada  proses interaksi edukatif  guru dan siswa, guru tidak boleh keluar dari acuan yang ada.
2 Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Seorang  harus  memliki  program  dalam  menyampaikan  materi  pembelajaran
yang akan dismpaikan pada peserta didik atau siswa 3
Sarana dan Fasilitas Sarana  dan  fasilitas  mempengaruhi  kegiatan  belajar  mengajar  di  sekolah.
Anak  didik  tentu  dapat  belajar  lebih  baik  dan  menyenangkanseorang  guru  akan berhasil  dalam  proses  pembelajaran  yang  dilaksanakan  apabila  didukung  oleh
sarana  dan  fasilitas  yang  memadai  bila  suatu  sekolah  dapat  memenuhi  segala kebutuhan belajar anak didik.
10
4 Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru bukan hanya sebagai  seorang pengajar, namun  lebih jauh dari itu  guru
juga harus mampu berperan sebagai seorang pendidik c.
Fisiologis 1
Kondisi fisiologis Kondisi  fisiologis  pada  umumnya  sangat  berpengaruh  terhadap  kemampuan
belajar  seseorang.  Orang  yang  dalam  keadaan  segar  jasmaninya  akan  berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
2 Kondisi pancaindra
Yang  tidak  kalah  pentingnya  adalah  kondisi  pancaindra,  terutama  mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar.
d. Psikologis
1 Minat
Minat  adalah  suatu  rasa  lebih  suka  dan  rasa  keterikatan  pada  suatu  hal  atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2 Kecerdasan
Kecerdasan  merupakan  salah  satu  faktor  dari  sekian  banyak  faktor  yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.
3 Bakat
Bakat  merupakan  faktor  yang  besar  pengaruhnya  terhadap  proses  dan  hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang
yang  sesuai  dengan  bakat  memperbesar  kemungkinan  berhasilnya  kemungkinan itu.
11
4 Motivasi
Motivasi  adalah  kondisi  psikologis  yang  mendorong  seseorang  untuk melakukan  sesuatu.  Jadi  motivasi  untuk  belajar  adalah  kondisi  psikologis  yang
mendorong seseorang untuk belajar. 5
Kemampuan kognitif Terdapat  tiga  kemampuan  yang  harus  dikuasai  sebagai  jembatan  untuk
sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slamet dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa internal dan faktor yang berasal dari luar diri siswa eksternal.
a. Faktor Internal
1 Faktor Jasmani
a Kesehatan; agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan  badannya  tetap  terjamin  dengan  cara  selalu  mengindahkan ketentuan-ketentuan  bekerja  belajar,  istirahat,  tidur,  makan,  olah  raga,
rekreasi dan ibadah. b
Cacat  tubuh;  keadaan  cacat  tubuh  juga  mempengaruhi  hasil  belajar.  Siswa yang cacat badannya, belajarnya juga terganggu.
2 Faktor Psikologis
Faktor  psikologis  yang  mempengaruhi  keberhasilan  belajar  ini  meliputi segala  hal  yang  berkaitan  dengan  kondisi  seseorang,  di  dalam  faktor  psikologis
ada tujuan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: -
Intelegensi -
Perhatian -
Minat -
Bakat -
Motif -
Kematangan -
Kesiapan, dan -
Cara belajar
12
3 Faktor Kelelahan
Kelelahan  pada  seseorang  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam,  yaitu kelelahan  jasmani  dan  kelelahan  rohani.  Kelelahan  jasmani  tubuh  akan  terasa
lemas,  dan  hal  ini  akan  membuat  siswa  belajarnya  yang  tidak  kondusif,  dan mengantuk.  Hal  ini berbeda dengan kelelahan rohani,  kelelahan rohani  berkaitan
dengan  keleluasan,  kelelahan  keduanya  ini  mengakibatkan  hasil  belajar  yang kurang oftimal.
b.  Faktor Eksternal 1  Faktor Keluarga
a Cara Mendidik Anak
Orang  tua  yang  kurangtidak  memperhatikan  pendidikan  anaknya,  misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali
akan  kepentingan-kepentingan  dan  kebutuhan-kebutuhan  anaknya  dalam  belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakanmelengkapi alat belajarnya,
tidak  memperhatikan  apakah  anak  belajar  atau  tidak,  tidak  mau  tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajar  dan  lain-lain,  dapat  menyebabkan  anak  tidakkurang  berhasil  dalam belajarnya.
b Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu  relasi  anak  dengan  saudaranya  atau  anggota  keluarga  yang  lain  pun  turut
mempengaruhi  belajar  anak.  Wujud  relasi  itu  apakah  hubungan  itu  penuh  kasih sayang  dan  pengertian,  ataukah  diliputi  oleh  kebencian,  sebetulnya  relasi
antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. c
Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan  ekonomi  keluarga  erat  hubungannya  dengan  belajar  anak.  Anak
yang  sedang  belajar  selain  harus  terpenuhi  kebutuhan  pokoknya,  misal  makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti  ruang  belajar,  meja,  kursi,  penerangan,  alat  tulis-menulis,  buku-buku  dan lain-lain.
13
d Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat  pendidikan  atau  kebiasaan  di  dalam  keluarga  mempengaruhi  sikap anak  dalam  belajar.  Perlu  kepada  anak  ditanamkan  kebiasaan-kebiasaan  yang
baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2  Faktor Sekolah
a Metode Mengajar.
Metode  mengajar  adalah  suatu  carajalan  yang  harus  dilalui  di  dalam mengajar.
b Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan  itu  sebagian  besar  adalah  menyajikan  bahan  pelajaran  agar  siswa
menerima,  menguasai  dan  mengembangkan  bahan  pelajaran  itu.  Jelaslah  bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
c Relasi Guru dengan Siswa
Di  dalam  relasi  guru  dengan  siswa  yang  baik,  siswa  akan  menyukai gurunya,  juga  akan  menyukai  mata  pelajaran  yang  diberikan  sehingga  siswa
berusaha  mempelajarinya  sebaik-baiknya.  Hal  tersebut  juga  terjadi  sebaliknya, jika  siswa  membenci  gurunya,  maka  ia  segan  mempelajari  mata  pelajaran  yang
diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. d
Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan  relasi  yang  baik  antar  siswa  adalah  perlu,  agar  dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e
Kedisiplinan Sekolah Kedisiplinan  sekolah  erat  hubungannya  dengan  kerajinan  siswa  dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawaikaryawan
dalam  pekerjaan  administrasi  dan  kebersihanketeraturan  kelas,  gedung  sekolah dan lain-lain.
f Waktu Sekolah
Waktu  sekolah  adalah  waktu  terjadinya  proses  belajar  mengajar  di  sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, soremalam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
14
belajar  siswa,  jika  terjadi  siswa  terpaksa  masuk  sekolah  sore  hari,  sebenarnya kurang  dapat  dipertanggungjawabkan,  di  mana  siswa  harus  istirahat  tetapi
terpaksa  harus  masuk  sekolah  sehingga  mereka  masuk  sekolah  dengan  keadaan mengantuk dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pengaruh yang positif terhadap belajar. g
Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru  berpendirian  untuk  mempertahankan  wibawanya,  perlu  memberi
pelajaran  di  atas  ukuran  standar.  Bila  banyak  siswa  yang  tidak  berhasil  dalam mempelajari  mata  pelajarannya,  guru  semacam  itu  merasa  senang.  Tetapi
berdasarkan  teori  belajar  yang  mengingat  perkembangan  psikis  dan  kepribadian siswa  yang  berbeda-beda,  hal  tersebut  tidak  boleh  terjadi.  Guru  dalam  menuntut
penguasaan materi  harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
h Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing- masing  menuntut  keadaan  gedung  dewasa  ini  harus  memadai  di  dalam  setiap
kelas.  Bagaimana  mungkin  mereka  dapat  belajar  dengan  enak,  kalau  kelas  itu tidak memadai bagi setiap siswa.
i Metode Belajar
Banyak  siswa  melaksanakan  cara  belajar  yang  salah.  Dalam  hal  ini  perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat dan efektif pula hasil belajar
siswa  itu.  Juga  dalam  pembagian  waktu  belajar,  kadang-kadang  siswa  belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes.
j Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah  biarlah  digunakan  untuk  kegiatan-kegiatan  lain.  Maka  diharapkan  guru
jangan  terlalu  banyak  memberi  tugas  yang  harus  dikerjakan  di  rumah,  sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
15
b. Faktor Masyarakat
a Kegiatan Siswa Dalam Kemasyarakatan
Kegiatan  siswa  dalam  masyarakat  dapat  menguntungkan  terhadap perkembangan  pribadinya.  Tetapi  jika  siswa  ambil  bagian  dalam  kegiatan
masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan  dan  lain-lain,  belajarnya  akan  terganggu,  lebih-lebih  jika  tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya b
Mass Media Mass  media  adalah  bioskop,  radio,  TV,  surat  kabar,  majalah,  buku-buku,
komik-komik dan lain-lain.  Mass media  yang baik  memberi pengaruh  yang baik terhadap  siswa  dan  juga  terhadap  belajarnya,  akan  tetapi  sebaliknya  mass  media
yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. c
Teman Bergaul Pengaruh  dari  teman  bergaul  siswa  lebih  dapat  masuk  dalam  jiwanya
daripada  yang  kita  duga.  Teman  bergaul  yang  baik  akan  berpengaruh  baik terhadap  diri  siswa,  begitu  juga  sebaliknya,  teman  bergaul  yang  jelek  pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d
Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan  masyarakat  di  sekitar  siswa  juga  berpengaruh  terhadap  belajar
siswa.  Masyarakat  yang  terdiri  dari  orang-orang  yang  tidak  terpelajar,  penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek
kepada  anak  siswa  yang  berada  di  situ.  Anaksiswa  tertarik  untuk  ikut  berbuat seperti yang dilakukan oaring-orang di sekitarnya.
Evaluasi  adalah  sebuah  istilah  pembuatan  penetapan  tentang  nilai  yang menunjukkan  sebuah  rentang  segala  prosedur  yang  sistematis,  yang  digunakan
untuk  memperoleh  informasi  umum  mengenai  belajar  siswa  dan  pembelajaran yang  telah  dilakukan  oleh  guru,  baik  menggunakan  penelitian  data  dengan  cara
pengamatan,  penganalisaan  data,penilaian  penampilan  atau  proyek.  Dan pembentukan  nilai  serta  pertimbangan  mengenai  kemajuan  belajar  siswa  untuk
menentukan  ketetapan  atau  keputusan  alternatif  mengenai  belajar  siswa  baik kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat mengetahui mutu dan efektivitas atau
16
nilai  suatu  program  pembelajaran  yang  telah  dilakukan  atau  penentu  keputusan terhadap langkah pembelajaran yang akan datang.
Tidak  ada  satupun  guru  yang  tidak  ingin  berhasil  dalam  proses  mengajar, tentunya  semua  guru  sangat  mengharapkan  sekali  keberhasilan  belajar  mengajar
itu,  guru  yang  masa  bodoh  terhadap  anak  didiknya  adalah  cermin  kurang tanggung  jawabnya  seorang  guru  menjabat  sebagai  profesinya,  guru  yang  tidak
mau  tahu  dengan  perkembangan  pendidikan  anak  didiknya  adalah  tanda  guru yang  tidak  peduli  terhadap  tantangan  zaman  yang  terus  merongrong  anak
didiknya. Menurut  Oemar  Hamalik  evaluasi  adalah  suatu  upaya  untuk  mengetahui
berapa banyak hal-hal  telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal  yang telah diajarkan oleh guru
9
. Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik
dan  berkesinambungan  untuk  mengetahui  efisien  kegiatan  belajar  mengajar  dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin
Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai  dari  segala  sesuatu  yang  berkenaan  dengan  pendidikan.  Evaluasi  adalah
proses  pengukuran  dan  penilaian  untuk  mengetahui  hasil  belajar  yang  telah dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi  tentang  bekerjanya  sesuatu,  yang  selanjutnya  informasi  tersebut
digunakan  untuk  menentukan  alternatif  yang  tepat  dalam  mengambil  keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana  dikatakan Gronlund  merupakan
proses  yang  sistematis  tentang  mengumpulkan,  menganalisis  dan  menafsirkan informasi  untuk  menentukan  sejauhmana  tujuan  pembelajaran  telah  dicapai  oleh
siswa.  Menurut  Djemari  Mardapi  evaluasi  adalah  proses  mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal  yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,Jakarta: BumiAksara, 2010, Cet. ke-11, h.145
17
1 Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan
secara  berkesinambungan.  Sebuah  program  pembelajaran  seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
2 Dalam  pelaksanaan  evaluasi  dibutuhkan  data  dan  informasi  yang  akurat
untuk  menunjang  keputusan  yang  akan  diambil.  Asumsi-asumsi  ataupun prasangka.  bukan  merupakan  landasan  untuk  mengambil  keputusan  dalam
evaluasi, dan 3
Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya.  Karena  itulah  pendekatan
goal  oriented  merupakan  pendekatan  yang  paling  sesuai  untuk  evaluasi pembelajaran.
Evaluasi  berasal  dari  kata  evaluation  yang  berarti  suatu  tindakan  atau  suatu proses untuk  menentukan nilai  sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai  nilai atau
tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan  yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan  tolak  ukur  tertentu  guna  memperoleh  kesimpulan.  Evaluasi  pendidikan dan  pengajaran  adalah  proses  kegiatan  untuk  mendapatkan  informasi  data
mengenai  hasil  belajar  mengajar  yang  dialami  siswa  dan  mengolah  atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan
standar  tertentu.  Hasilnya  diperlukan  untuk  membuat  berbagai  putusan  dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
10
Bukan  hanya  seperti  dikatakan  di  atas  saja  pengertian  evaluasi,  tetapi  ada beberapa  istilah  yang  serupa  dengan  evaluasi  itu,  yang  intinya  masih  mencakup
evaluasi, yaitu di antaranya: 1.   Penilaian Assessment
Assessment  adalah  serangkain  kegiatan  yang  dirancang  untuk  mengukur prestasi  belajar  achievement  siswa  sebagai  hasil  dari  suatu  program
instruksional.
10
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 243
18
2.   Pengukuran Measurement Pengukuran  berkenaan  dengan  pengumpulan  data  deskriptif  tentang  produk
siswa  atau  tingkah  laku  siswa,  dan  hubungannya  dengan  standar  prestasi  atau norma, evaluasi menunjukkan, pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka
assessment  siswa  maupun  terhadap  proses  instruksional  menyeluruh,  yang meliputi  urutan  instruksional  perencanaan,  penyampaian,  tindak  lanjut,  dan
perubahan  tingkah  laku  siswa  yang  dapat  diamati  kognitif,  psikomotorik,  dan efektif.  Aplikasi  teknik-teknik  pengukuran  difokuskan  pada  dua  jenis,  yakni
pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria
11
. 1
Tujuan Evaluasi Evaluasi  telah  memegang  peranan  penting  dalam  pendidikan  dan  memiliki
tujuan-tujuan tertentu : a.
Memberikan  informasi  tentang  kemajuan  siswa  dalam  mencapai  tujuan- tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan  informasi  yang  dapat  digunakan  untuk  membina  kegiatan-
kegiatan  belajar  siswa  lebih  lanjut,  baik  keseluruhan  kelas  maupun  masing- masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa,  menetapkan  kesulitan-kesulitannya  dan  menyarankan  kegiatan- kegiatan remedial perbaikan.
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong
motivasi  belajar  siswa  dengan  cara  mengenal  kemajuannya  sendiri  dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
e. Memberikan  informasi  tentang  semua  aspek  tingkah  laku  siswa,  sehingga
guru  dapat  membantu  perkembangannya  menjadi  warga  masyarakat  dan pibadi yang berkualitas.
f. Memberikan  informasi  yang  tepat  untuk  membimbing  siswa  memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.
12
11
OemarHamalik, Ibid., h. 146-147
12
M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 118
19
Maju  dan  mundurnya  belajar  peserta  didik,  dapat  diketahui  pula  kedudukan mereka  dalam  kelompoknya  dan  juga  dapat  dipakai  pula  untuk  mengadakan
perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode
yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga  untuk  menyempurnakan  metode-metode  yang  sudah  baik,  dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif 1
Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Hasil  belajar  peserta  didik  dapat  diklasifikasi  ke  dalam  tiga  ranah  domain, yaitu:  1  domain  kognitif  pengetahuan  atau  yang  mencakup  kecerdasan  bahasa
dan kecerdasan logika-matematika, 2 domain afektif sikap dan nilai atau yang mencakup  kecerdasan  antarpribadi  dan  kecerdasan  intrapribadi,  dengan  kata  lain
kecerdasan  emosional,  dan  3  domain  psikomotor  keterampilan  atau  yang mencakup  kecerdasan  kinestetik,  kecerdasan  visual-spasial,  dan  kecerdasan
musikal. Sejauh  mana  masing-masing  domain  tersebut  memberi  sumbangan  terhadap
sukses  seseorang  dalam  pekerjaan  dan  kehidupan?  Data  hasil  penelitian  multi kecerdasan  menunjukkan  bahwa  kecerdasan  bahasa  dan  kecerdasan  logika-
matematika  yang  termasuk  dalam  domain  kognitif  memiliki  kontribusi  hanya sebesar 5 . Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk
domain afektif memberikan kontribusi  yang sangat besar  yaitu 80 . Sedangkan kecerdasan  kinestetik,  kecerdasan  visual-spatial  dan  kecerdasan  musikal  yang
termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5. Dalam  pembelajaran  berbasis  konstruktivisme,  penilaian  pembelajaran  tidak
hanya  ditujukan  untuk  mengukur  tingkat  kemampuan  kognitif  semata,  tetapi mencakup  seluruh  aspek  kepribadian  siswa,  seperti:  perkembangan  moral,
perkembangan  emosional,  perkembangan  sosial  dan  aspek-aspek  kepribadian individu  lainnya.  Demikian  pula,  penilaian  tidak  hanya  bertumpu  pada  penilaian
produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
20