Hakikat Pembelajaran Matematika Deskripsi Teoretik
6
Sedangkan menurut Modjiono belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sutikno, belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya
2
. Sedangkan menurut Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
3
. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Purwanto belajar adalah proses
dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku
4
. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks untuk menguasai, menambah dan
mengumpulkan suatu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil suatu
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya.
Sementara pembelajaran yaitu proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi ilmuinformasi dan siswa sebagai penerima ilmuinformasi.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan tergantung pada saat proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Jadi, pemahaman guru
terhadap pengertian pembelajaran sangat berpengaruh dengan cara mengajar guru. c
Pengertian Hasil Belajar Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut
lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspekkognitif, afektif dan psikomotorik
5
.
2
M. Sobry Sutikno,Belajar dan Pembelajaran, Lombok: Holistica, 2013, h.2
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.3
4
Purwanto,EvaluasiHasilBelajar, Yogyakarta: PustakaPelajar,2011, h.38
5
Ibid., h.46
7
Menurut Hamalik, hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang
akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slamet, meliputi: 1
Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya
berkembang, dan lain-lain. 2
Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil
belajar memiliki makna dan guna yang praktis. 3
Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.
4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika
perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain. 5
Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui
belajar. 6
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial
6
. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor
7
. Perinciannya adalah sebagai berikut:
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : Rineka Cipta, 2006, h. 5
7
Purwanto,op. cit., h. 46-53
8
1
Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar dari sisi intelektual siswa yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2
Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3
Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular menghubungkan dan mengamati.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu: a.
Keterampilan dan kebiasaan
b.
Pengetahuan dan pengertian
c.
Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Djamarah
8
membagi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain:
a. Faktor Lingkungan
1 Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha di dalamnya.
8
Syaiful Bahri Djamarah,op. cit., h.176-202
9
Seperti seorang siswa yang tinggal di daerah pedalaman biasanya memiliki karakteristik berbeda dengan siswa yang tinggal di daerah perkotaan. Dari sisi
tingkahlaku misalnya, siswa yang berada di perkampungan lebih sopan dibandingkan dengan siswa yang berada di perkotaan
2 Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.
Pembangunan pabrik yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.
Iklim belajar yang kondusif sangat menentukan dalam kenyamanan dan motivasi belajar siswa, misalnya sekolah yang berada pada lingkungan yang ramai
akan mempengaruhi daya serap belajar siswa. b.
Instrumental 1
Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansional
dalam pendidikan. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.
Kurikulum merupakan acuan dalam penyampaian materi pada proses interaksi edukatif guru dan siswa, guru tidak boleh keluar dari acuan yang ada.
2 Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Seorang harus memliki program dalam menyampaikan materi pembelajaran
yang akan dismpaikan pada peserta didik atau siswa 3
Sarana dan Fasilitas Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkanseorang guru akan berhasil dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan apabila didukung oleh
sarana dan fasilitas yang memadai bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.
10
4 Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru bukan hanya sebagai seorang pengajar, namun lebih jauh dari itu guru
juga harus mampu berperan sebagai seorang pendidik c.
Fisiologis 1
Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
2 Kondisi pancaindra
Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi pancaindra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar.
d. Psikologis
1 Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2 Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.
3 Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang
yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya kemungkinan itu.
11
4 Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar. 5
Kemampuan kognitif Terdapat tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk
sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slamet dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa internal dan faktor yang berasal dari luar diri siswa eksternal.
a. Faktor Internal
1 Faktor Jasmani
a Kesehatan; agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan bekerja belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga,
rekreasi dan ibadah. b
Cacat tubuh; keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang cacat badannya, belajarnya juga terganggu.
2 Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang, di dalam faktor psikologis
ada tujuan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: -
Intelegensi -
Perhatian -
Minat -
Bakat -
Motif -
Kematangan -
Kesiapan, dan -
Cara belajar
12
3 Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani tubuh akan terasa
lemas, dan hal ini akan membuat siswa belajarnya yang tidak kondusif, dan mengantuk. Hal ini berbeda dengan kelelahan rohani, kelelahan rohani berkaitan
dengan keleluasan, kelelahan keduanya ini mengakibatkan hasil belajar yang kurang oftimal.
b. Faktor Eksternal 1 Faktor Keluarga
a Cara Mendidik Anak
Orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali
akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakanmelengkapi alat belajarnya,
tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidakkurang berhasil dalam belajarnya.
b Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi
antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. c
Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.
13
d Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2 Faktor Sekolah
a Metode Mengajar.
Metode mengajar adalah suatu carajalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
b Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
c Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. d
Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e
Kedisiplinan Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawaikaryawan
dalam pekerjaan administrasi dan kebersihanketeraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain.
f Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, soremalam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
14
belajar siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, di mana siswa harus istirahat tetapi
terpaksa harus masuk sekolah sehingga mereka masuk sekolah dengan keadaan mengantuk dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pengaruh yang positif terhadap belajar. g
Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran di atas ukuran standar. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi
berdasarkan teori belajar yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut
penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
h Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing- masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.
i Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat dan efektif pula hasil belajar
siswa itu. Juga dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes.
j Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru
jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
15
b. Faktor Masyarakat
a Kegiatan Siswa Dalam Kemasyarakatan
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan
masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya b
Mass Media Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku,
komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya mass media
yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. c
Teman Bergaul Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d
Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek
kepada anak siswa yang berada di situ. Anaksiswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan oaring-orang di sekitarnya.
Evaluasi adalah sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang sistematis, yang digunakan
untuk memperoleh informasi umum mengenai belajar siswa dan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, baik menggunakan penelitian data dengan cara
pengamatan, penganalisaan data,penilaian penampilan atau proyek. Dan pembentukan nilai serta pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa untuk
menentukan ketetapan atau keputusan alternatif mengenai belajar siswa baik kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat mengetahui mutu dan efektivitas atau
16
nilai suatu program pembelajaran yang telah dilakukan atau penentu keputusan terhadap langkah pembelajaran yang akan datang.
Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar
itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, guru yang tidak
mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli terhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak
didiknya. Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui
berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru
9
. Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik
dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin
Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah
proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund merupakan
proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa. Menurut Djemari Mardapi evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,Jakarta: BumiAksara, 2010, Cet. ke-11, h.145
17
1 Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan
secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
2 Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat
untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam
evaluasi, dan 3
Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan
goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau
tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data
mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan
standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
10
Bukan hanya seperti dikatakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup
evaluasi, yaitu di antaranya: 1. Penilaian Assessment
Assessment adalah serangkain kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar achievement siswa sebagai hasil dari suatu program
instruksional.
10
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 243
18
2. Pengukuran Measurement Pengukuran berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk
siswa atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma, evaluasi menunjukkan, pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka
assessment siswa maupun terhadap proses instruksional menyeluruh, yang meliputi urutan instruksional perencanaan, penyampaian, tindak lanjut, dan
perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati kognitif, psikomotorik, dan efektif. Aplikasi teknik-teknik pengukuran difokuskan pada dua jenis, yakni
pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria
11
. 1
Tujuan Evaluasi Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki
tujuan-tujuan tertentu : a.
Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan- tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing- masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan- kegiatan remedial perbaikan.
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong
motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga
guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pibadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.
12
11
OemarHamalik, Ibid., h. 146-147
12
M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 118
19
Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan
perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode
yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif 1
Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah domain, yaitu: 1 domain kognitif pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa
dan kecerdasan logika-matematika, 2 domain afektif sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional, dan 3 domain psikomotor keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan
musikal. Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap
sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-
matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 . Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk
domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 . Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang
termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak
hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,
perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian
produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
20