5 pembelajaran, dan 4 hasil pembelajaran. Selanjutnya ditambahkan karakteristik
pebelajaran seperti, bakat, motivasi, dan hasil belajar yang dimilikinya adalah variabel dari kondisi pembelajaran. Salah satu implikasi karakteristik mahasiswa
terhadap strategi pembelajaran adalah upaya pengkategorian strategi pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam kegiatan belajar sehingga benar-benar dapat
memudahkan mahasiswa belajar. Dalam penelitian ini karakteristik mahasiswa yang dirasakan dapat mempengaruhi hasil belajar PTK adalah motivasi berprestasi
mahasiswa.
Sehubungan dengan masalah di atas, maka dalam penelitian ini, upaya untuk meningkatkan hasil belajar PTK mahasiswa diusulkan dengan menyajikan
strategi pembelajaran tutor sebaya dan ekspositori, sedangkan yang berhubungan dengan karakteristik mahasiswa melibatkan motivasi berprestasi mahasiswa.
Strategi tutor sebaya dirasakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang materi kuliahnya cenderung pada pemerolehan keterampilan seperti materi
pada mata pelajaran PTK dimana mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah. Selanjutnya kemampuan mahasiswa dilatih untuk meneliti, menjelaskan fenomena
dan memecahkan masalah secara ilmiah. Uno, 2009:14.
Memperhatikan begitu menariknya upaya untuk meningkatkan hasil belajar PTK, faktor motivasi berprestasi mahasiswa dapat dirasakan sebagai salah
satu faktor yang dapat memberikan kontribusi. Hal ini berdasarkan pendapat Mc Clelland dalam Uno 2009:47, menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi,
karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industry adalah orang yang berhasil menyelesaikan sesuatu. Dalam pembelajaran PTK di kelas mahasiswa
dikondisikan untuk bertanggung jawab secara pribadi atas pekerjaannya, mampu menentukan sasaran-sasaran yang pantas dengan resikonya, dan keinginan untuk
mendapatkan umpan balik yang jelas dari hasil kerjanya.
Pembelajaran selalu mengupayakan munculnya karakteristik mahasiswa untuk lebih memudahkan pemerolehan pengetahuan. Melalui strategi
pembelajaran yang efektif dirasakan akan dapat mewadahi faktor karakteristik mahasiswa yang dalam hal ini motivasi berprestasi mahasiswa. Dosen sebaiknya
hanya berperan sebagai pembimbing, sementara mahasiswa akan mengupayakan potensi, ide-ide, gagasan dan kemampuannya berkembang. Mahasiswa akan
6 merasakan lebih mudah untuk memperoleh informasi karena telah terbangun
sistem sosial melalui peran mereka dalam proses pembelajaran. Mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mengupayakan selalu terlibat dalam
proses pembelajaran sebagai dorongan untuk berprestasi dalam pekerjaannya.
Berdasarkan uraian di atas perlu menerapkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas mahasiswa, yaitu strategi pembelajaran tutor sebaya
dan karakteristik mahasiswa dalam hal ini motivasi berprestasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran tutor sebaya memperoleh hasil belajar PTK.lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori?
2. Apakah kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar PTK lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar PTK?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar PTK kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tutor sebaya dengan kelompok mahasiswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Mengetahui perbedaan hasil belajar PTK antara kelompok mahasiswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
7 3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi
dalam mempengaruhi hasil belajar PTK.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi dosen, pengelola, ,pengembang, lembaga
pendidikan dan peneliti selanjutnya, yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang hasil penerapan strategi pembelajaran tutor sebaya dan motivasi berpretasi dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar PTK. Selain itu diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya
yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dosen PTK sebagai strategi pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi PTK dan
juga memberikan gambaran bagi dosen tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi strategi pembelajaran tutor sebaya berdasarkan karakteristik motivasi berprestasi
mahasiswa pada pembelajaran PTK mahasiswa PGSD FIP Unimed.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Hasil Belajar PTK
Menurut Skinner dalam Dahar 1991 menyebutkan belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon yang dapat dilihat
sebagai suatu perilaku, dimana pada saat seseorang belajar makna responnya akan lebih baik dan sebaliknya pada saat seseorang tidak belajar, maka responnya akan
menurun. Selanjutnya menurut Skinner dalam Dahar 1991, mengemukakan belajar akan ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1 Kesempatan terjadinya
peristiwa- peristiwa belajar, 2 Respon orang yang belajar; 3 Konsekuensi yang bersifat menggunakan respon tersebut, baik konsekuensi sebagai hadiah maupun
teguran atau hukuman.
Winkel 2002 menyatakan belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai serta sikap. Maksudnya dalam belajar manusia melakukan kegiatan psikis dan fisik
yang saling bekerjasama menuju kepada perkembangan pribadi manusia seutuhnya. Selanjutnya Gagne 1977:11 menyatakan “belajar dapat didefenisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Morgan 1978 dalam Sagala 2007:13 menyatakan “Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan itu pengalaman”. Sejalan dengan itu Fontana
dalam Trianto. 2009:8 meyatakan “belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman”. Sedangkan menurut Winkel
2002:53 “belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.Dari uraian tentang pengertian belajar di atas dapat dikemukakan bahwa melalui belajar
manusia menjalani perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan.
9 Hasil belajar adalah merupakan cerminan keberhasilan mahasiswa dalam
mengikuti proses belajar pada setiap mata pelajaran yang diikutinya. Untuk mencapai keberhasilan tentunya mahasiswa harus belajar, jadi belajar itu sendiri
dapat dikatakan suatu usaha yang menghasilkan perubahan baik dalam pernyataan maupun keterampilan. Dengan belajar mahasiswa akan mengalami perubahan
dalam berpikir, bertindak dan berbuat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi.
Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar PTK adalah kemampuan yang dimiliki mahasiswa berupa pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh
setelah mahasiswa selesai mengikuti proses pembelajaran, yang dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yaitu memiliki kompetensi dalam, 1 menjelaskan
hakikat PTK secara komprehensif, 2 menjelaskan langkah-langkah PTK, 3 menyusun rencana penelitian dan membuat proposal PTK, 4 melaksanakan PTK
dalam upaya perbaikan pembelajaran, 5 menganalisis dan menginterpretasikan hasil analisis data serta menindaklanjuti hasil PTK, dan 6 menyusun dan
mendiseminasikan laporan hasil PTK.
B. Hakikat Strategi Pembelajaran
Kata strategi biasanya dikenal dalam dunia militer. Pengertian strategi dalam dunia militer berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu perlawanan terhadap musuh peperangan. Seorang komandan regu yang akan berperang, sebelum melakukan penyerangan ia harus
mengukur menilai kekuatan pasukannya dengan cara mengumpulkan informasi dan mengukurmenilai tentang kekuatan lawan secara lisan dan tulisan serta
berdasarkan pengalaman, kemudian menyusun siasat perang dengan taktik dan teknik peperangan dan juga menentukan waktu yang tepat untuk melakukan