2.1.1 Manfaat Biji Nangka
Nangka merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini. Hampir semua bagian tanaman ini
dapat dimanfaatkan. Selain buah yang merupakan produk utamanya, bagian akar, batang, daun, bakal buah, bahkan kulitnya pun dapat dimanfaatkan. Buah nangka
yang muda dapat disayur gudeg, sedang buah yang matang enak dimakan segar Sunaryono,2005
Bijinya enak dimakan setelah direbus, dan daunnya untuk pakan ternak, dan dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Biji nangka dapat diolah
menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan bahan makan campuran. Mineral mikro dan tembaga dalam nangka juga efektif untuk
metabolisme tiroid. Hal ini sangat baik untuk memproduksi hormon dan penyerapan. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini membantu
mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Dengan phyto- nutrisi dan vitamin C, nangka memiliki sifat anti kanker dan anti-penuaan. Nutrisi
ini bisa menjauhkan diri dari bahaya kanker dan memperlambat degenerasi sel untuk mencegah tubuh dari penyakit degeneratif. Buah nangka yang telah matang
dapat dibuat dodol dan keripik nangka yang tahan lama disimpan Sunaryono,2005
2.1.2 Tepung Biji Nangka
Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas pangan yang berkadar air tinggi, seperti
umbi-umbian dan buah-buahan. Keuntungan lain dari pengolahan produk
Universitas Sumatera Utara
setengah jadi, sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan biaya penyimpanan.
Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur
dibuat komposit, dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
Tepung biji nangka adalah tepung yang diperoleh dari hasil gilinganbiji nangka yang halus.Proses pembuatan tepung biji nangka mengalami beberapa
tahap pengolahan agar dihasilkan tepung yang berkualitas dan tidak bau. Proses pertama dalam pembuatan tepung biji nangka adalah dengan pencucian biji
nangka. Setelah dicuci, biji nangka direbus untuk menghilangkan bau, dengan suhu 100
C selama kurang lebih 30 menit. Setelah direbus, biji nangka dipisahkan dari sisa pulp yang masih menempel. Kemudian biji nangka diiris-iris dipotong
menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan pada proses pengeringan Fadillah, 2008.
Proses pengeringan hingga menjadi tepung biji nangka, dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan cara membiarkan bahan pangan di bawah sinar
matahari, yang dikenal dengan istilah pengeringan secara alamiah atau dengan menggunakan panas buatan dalam bentuk udara yang panas dari oven atau
konstruksi pada alat pengering yang khusus untuk pengering pada suatu bahan pangan. Pengeringan di terik matahari memang bisa efektif, oleh karena suhu
yang di capai sekitar 35-45 C. Iklim di wilayah tropis merupakan sumber energi
yang sangat cukup potensial.Selain itu juga dapat dikeringkan dengan mesin oven
Universitas Sumatera Utara
pengering Cabinet Dryer dengan suhu 60 C selama 2 jam. Proses pengeringan ini
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam biji nangka tersebut Ishak dan Sarinah, 1995. Tahap selanjutnya adalah menggiling potongan biji nangka yang
telah dikeringkan sampai menjadi butiran-butiran halus, menggunakan blender kering ataupun alat penggiling lain seperti mesin penepung beras. Butiran-butiran
halus tersebut kemudian diayak sehingga menghasilkan tepung yang diinginkan. Kandungan kimia tepung biji per 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel
2.2 berikut :
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Tepung Biji Nangka Tiap 100 gram
Komposisi Kimia Nilai Gizi Tepung Biji Nangka
Air 12,40
Protein g 12,19
Lemak g 1,12
Serat Kasar g 2,74
Abu g 3,24
Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen 68,80
Pati 56,21
Sumber: Sari 2012
2.2 Kubis Merah