Analisis Organoleptik Aroma Cookies dengan Berbagai Variasi Analisis Organoleptik Rasa Cookies dengan Berbagai Variasi

Tabel 4.5 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Warna Sumber Keragaman Db JK KT F hitung =?A B, BD Keterangan Perlakuan 3 0,5 0,17 0,65 2,68 Tidak ada Perbedaan Galat 116 29,4 0,26 Total 119 29,9 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.5 bahwa tidak ada perbedaan hasil penelitian terhadap warna cookies yang dimodifikasi tepung biji nangka dan penambahan sari kubis merah B 1 K 1 , B 1 K 2 , B 2 K 1 , B 2 K 2 dengan F hitung 0,65 Ftabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji nangka dan sari kubis merah pada cookies dengan berbagai variasi tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna cookies yang dihasilkan.

4.4.2 Analisis Organoleptik Aroma Cookies dengan Berbagai Variasi

Penambahan Tepung Biji Nangka dan Sari Kubis Merah Hasil analisis organoleptik aroma cookies tepung biji nangka dan sari kubis merah dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini : Tabel 4.6 Hasil Analisis Organoleptik Aroma Cookies yang Dimodifikasi dengan Tepung Biji Nangka dan Penambahan Sari Kubis Merah Kriteria Rasa Cookies B 1 K 1 B 1 K 2 B 2 K 1 B 2 K 2 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 21 63 70,0 14 42 6,7 19 57 63,3 18 54 60,0 Kurang Suka 8 16 17,8 16 32 35,6 9 18 20,0 9 18 20,0 Tidak Suka 1 1 1,1 2 2 2,2 3 3 3,3 Total 30 80 88,9 30 74 2,3 30 77 85,5 30 75 83,3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa total skor cookies, pada cookies perlakuan B 1 K 1 memiliki skor tertinggi yaitu 80 88,9, sedangkan pada perlakuan B 1 K 2 memiliki skor terendah yaitu 74 82,3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma cookies pada perlakuan B 1 K 1. Berdasarkan nilai persentasi hasil uji menunjukkan perlakuan B 1 K 1, B 1 K 2, B 2 K 1 dan B 2 K 2 tergolong disukai panelis. Tabel 4.7 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Aroma Sumber Keragaman Db JK KT F hitung =?A B, BD Keterangan Perlakuan 3 0,7 0,23 0,65 2,68 Tidak ada Perbedaan Galat 116 0,35 0,35 Total 119 1,05 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.7 bahwa tidak ada perbedaan hasil penelitian terhadap aroma cookies yang dimodifikasi tepung biji nangka dan penambahan sari kubis merah B 1 K 1 , B 1 K 2 , B 2 K 1 , B 2 K 2 dengan Fhitung 0,65 Ftabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji nangka dan sari kubis merah pada cookies dengan berbagai variasi tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma cookies yang dihasilkan.

4.4.3 Analisis Organoleptik Rasa Cookies dengan Berbagai Variasi

Penambahan Tepung Biji Nangka dan Sari Kubis Merah Hasil analisis organoleptik rasa cookies tepung biji nangka dan sari kubis merah dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Cookies yang Dimodifikasi dengan Tepung Biji Nangka dan Penambahan Sari Kubis Merah Kriteria Rasa Cookies B 1 K 1 B 1 K 2 B 2 K 1 B 2 K 2 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 21 63 70,0 13 39 43,3 21 63 70,0 12 36 40,0 Kurang Suka 9 18 20,0 13 26 28,9 7 14 15,6 14 28 31,1 Tidak Suka 4 4 4,4 2 2 2,2 4 4 4,4 Total 30 81 90,0 30 69 77,8 30 79 87,8 30 68 75,5 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa total skor cookies, pada cookies perlakuan B 1 K 1 memiliki skor tertinggi yaitu 81 90,0, sedangkan pada perlakuan B 2 K 2 memiliki skor terendah yaitu 68 75,5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa cookies pada perlakuan B 1 K 1. Berdasarkan nilai persentasi hasil uji menunjukkan perlakuan B 2 K 2 dan B 1 K 2 kurang disukai. Sedangkan perlakuan B 1 K 1, dan B 2 K 1 tergolong disukai panelis. Tabel 4.9 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Rasa Sumber Keragaman db JK KT F hitung Ftabel Keterangan Perlakuan 3 3,77 1,27 3,82 2,68 Ada Perbedaan Galat 116 46,23 0,39 Total 119 50,00 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.9 bahwa ada perbedaan hasil penelitian terhadap rasa cookies yang dimodifikasi tepung biji nangka dan penambahan sari kubis merah B 1 K 1 , B 1 K 2 , B 2 K 1 , B 2 K 2 dengan Fhitung 3,82 Ftabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji nangka dan sari kubis merah pada cookies dengan berbagai variasi memberi Universitas Sumatera Utara pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa cookies yang dihasilkan. Karena ada perbedaan antara keempat perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya yaitu : Tabel 4.10 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Perlakuan B 2 K 2 B 1 K 2 B 2 K 1 B 1 K 1 Rata-rata 2,27 2,30 2,67 2,70 B 1 K 1 – B 2 K 1 = 2,70 - 2,67 = 0,07 0,3192 Jadi B 1 K 1 = B 2 K 1 B 1 K 1 – B 1 K 2 = 2,70 - 2,30 = 0,40 0,3363 Jadi B 1 K 1 ≠ B 1 K 2 B 1 K 1 – B 2 K 2 = 2,70 - 2,27 = 0,43 0,3465 Jadi B 1 K 1 ≠ B 2 K 2 B 2 K 1 – B 1 K 2 = 2,67 - 2,30 = 0,37 0,3192 Jadi B 2 K 1 ≠ B 1 K 2 B 2 K 1 – B 2 K 2 = 2,67 - 2,27 = 0,34 0,3363 Jadi B 2 K 1 ≠ B 2 K 2 B 1 K 2 – B 2 K 2 = 2,30 - 2,27 = 0,03 0,3192 Jadi B 1 K 2 = B 2 K 2 Berdasarkan Uji Duncan seperti tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa cookies pada cookies B 1 K 1 tidak berbeda dengan B 2 K 1 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa cookies pada cookies B 1 K 2 dan B 2 K 2 berbeda dengan perlakuan cookies B 1 K 1 dan B 2 K 1.

4.4.4 Analisis Organoleptik Tekstur Cookies dengan Berbagai Variasi