pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa cookies yang dihasilkan. Karena ada perbedaan antara keempat perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan
dan didapatkan hasilnya yaitu :
Tabel 4.10 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa
Perlakuan B
2
K
2
B
1
K
2
B
2
K
1
B
1
K
1
Rata-rata 2,27
2,30 2,67
2,70 B
1
K
1
– B
2
K
1
= 2,70 - 2,67 = 0,07 0,3192
Jadi B
1
K
1
= B
2
K
1
B
1
K
1
– B
1
K
2
= 2,70 - 2,30 = 0,40 0,3363
Jadi B
1
K
1
≠ B
1
K
2
B
1
K
1
– B
2
K
2
= 2,70 - 2,27 = 0,43 0,3465
Jadi B
1
K
1
≠ B
2
K
2
B
2
K
1
– B
1
K
2
= 2,67 - 2,30 = 0,37 0,3192
Jadi B
2
K
1
≠ B
1
K
2
B
2
K
1
– B
2
K
2
= 2,67 - 2,27 = 0,34 0,3363
Jadi B
2
K
1
≠ B
2
K
2
B
1
K
2
– B
2
K
2
= 2,30 - 2,27 = 0,03 0,3192
Jadi B
1
K
2
= B
2
K
2
Berdasarkan Uji Duncan seperti tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa cookies pada cookies B
1
K
1
tidak berbeda dengan B
2
K
1
. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa cookies pada cookies B
1
K
2
dan B
2
K
2
berbeda dengan perlakuan cookies B
1
K
1
dan B
2
K
1.
4.4.4 Analisis Organoleptik Tekstur Cookies dengan Berbagai Variasi
Penambahan Tepung Biji Nangka dan Sari Kubis Merah Hasil analisis organoleptik tekstur cookies tepung biji nangka dan sari kubis
merah dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Cookies yang Dimodifikasi dengan Tepung Biji Nangka dan Penambahan Sari Kubis Merah
Kriteria Rasa
Cookies B
1
K
1
B
1
K
2
B
2
K
1
B
2
K
2
Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor
Suka 22
66 73,3
18 54
60,0 12
36 40,0
12 36
40,0 Kurang
Suka 7
14 15,6
12 24
26,7 14
28 31,1
12 24
26,7 Tidak
Suka 1
1 1,1
4 4
4,4 6
6 6,7
Total 30
81 90,0
30 78
86,7 30
68 75,5
30 66 73,4
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa total skor cookies, pada cookies perlakuan B
1
K
1
memiliki skor tertinggi yaitu 81 90,0, sedangkan pada perlakuan B
2
K
2
memiliki skor terendah yaitu 66 73,4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai tekstur cookies pada perlakuan B
1
K
1.
Berdasarkan nilai persentasi hasil uji menunjukkan perlakuan B
2
K
2
dan B
2
K
1
kurang disukai. Sedangkan perlakuan B
1
K
1
dan B
1
K
2
tergolong disukai panelis.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Tekstur Sumber
Keragaman Db
JK KT
F
hitung
=?A B, BD
Keterangan Perlakuan
3 5,4
1,80 4,62
2,68 ada Perbedaan
Galat
116 46,2
0,39
Total 119
51,6 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.12 bahwa ada
perbedaan hasil penelitian terhadap tekstur cookies yang dimodifikasi tepung biji nangka dan penambahan sari kubis merah B
1
K
1
, B
1
K
2
, B
2
K
1
, B
2
K
2
dengan Fhitung 4,62 Ftabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji
nangka dan sari kubis merah pada cookies dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur cookies yang dihasilkan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena adanya perbedaan antara keempat perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Tekstur
Perlakuan
B
2
K
2
B
2
K
1
B
1
K
2
B
1
K
1
Rata-rata 2,20
2,27 2,60
2,70 B
1
K
1
– B
1
K
2
= 2,70 - 2,60 = 0,10 0,3192
Jadi B
1
K
1
= B
1
K
2
B
1
K
1
– B
2
K
1
= 2,70 - 2,27 = 0,43 0,3363
Jadi B
1
K
1
≠ B
2
K
1
B
1
K
1
– B
2
K
2
= 2,70 - 2,20 = 0,50 0,3465
Jadi B
1
K
1
≠ B
2
K
2
B
1
K
2
– B
2
K
1
= 2,60 - 2,27 = 0,33 0,3192
Jadi B
1
K
2
≠ B
2
K
1
B
1
K
2
– B
2
K
2
= 2,60 - 2,20 = 0,40 0,3363
Jadi B
1
K
2
≠ B
2
K
2
B
2
K
1
– B
2
K
2
= 2,27 - 2,20 = 0,07 0,3192
Jadi B
2
K
1
= B
2
K
2
Berdasarkan Uji Duncan seperti tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur cookies pada cookies B
1
K
1
tidak berbeda dengan B
1
K
2
. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur cookies pada cookies B
2
K
1
dan B
2
K
2
berbeda dengan perlakuan cookies B
1
K
1
dan B
1
K
2.
4.5 Analisis Kandungan Zat Gizi Cookies dengan Modifikasi Tepung Biji