Pengaruh Implementasi Pemasaran Relasional Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Pt. Bank Xxx Di Medan
i DRAFT SKRIPSI
PENGARUH IMPLEMENTASI PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA
PT. BANK XXX DI MEDAN
OLEH
IZMI WAHYUNINGSIH 110502016
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
i ABSTRAK
PENGARUH IMPLEMENTASI PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA
PT. BANK XXX DI MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran relasional yang terdiri dari memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawan terhadap loyalitas nasabah pada PT. Bank XXX di Medan. Populasi adalah nasabah PT. Bank XXX Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di PT. Bank XXX Medan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu dan pemberdayaan karyawan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah pada PT. Bank XXX di Medan dengan F hitung yaitu sebesar 15,000% lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,492% maka hipotesis diterima. Hasil uji parsial, variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank XXX di Medan adalah memahami memahami harapan nasabah (X1) dengan nilai thitung (4,192) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Membangun kerjasama nasabah (X2) dengan nilai thitung (3,84) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,001 < 0,005). Pemberdayaan karyawan (X4) dengan nilai thitung (3,835) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,000 > 0,005). Sedangkan variabel manajemen mutu (X3), berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan nilai thitung (0,214) < ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi 0,831 > 0,05.
(3)
ii ABSTRACT
THE EFFECT IMPLEMENTATION OF RELATIONSHIP MARKETING ON COSTUMER LOYALTY AT PT. BANK XXX IN MEDAN
The purpose of this research is to identify and analize the effect of relationship marketing to understanding costumer expectation, building service partnership, total quality management, empowering employes on costumer loyalty at PT. Bank XXX in Medan. Population is customer of PT. Bank XXX Medan. The sampling technique used purposive sampling method that is sampled because someone happened to be in this research at PT. Bank XXX Medan. This research used multiple linier regression analysis.
The result showed that understanding customer expectation, building service partnership, total quality management and empowering employes have significant effect to customer loyalty at PT. bank XXX in MedanF count that is equal to 15.000% greater than the F table that is equal to 2.492%, then the hypothesis is accepted. Partial test results, variables that have a significant and positive effect on customer loyalty PT. XXX bank in Medan is understanding customer expectation (X1) with t count (4.192)> t table (1,992) with a significance value (0.000 <0.05). , building service partnership (X2) with t count (3.84)> t table (1,992) with a significance value (0.001 <0.005). empowering employes (X4) with tcount (3.835)> t table (1,992) with a significance value (0.000> 0.005). While total quality management (X3) have positive and not significant effect to costumer loyalty with tcount (0.214) <t table (1,992) with a significance value of 0.831> 0.05.
(4)
iii KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang
berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dengan judul “Pengaruh Pemasaran Relasional terhadap Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti
persembahkan untuk ayahanda Zulfikar, SH dan ibunda tercinta Tuti Suryani
yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa
dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses pembuatan
skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
(5)
iv
4. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan,
dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, S.E, MBA selaku Dosen Pembanding yang
telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Terima kasih kepada pimpinan dan seluruh karyawan PT. Bank XXX di
Medan yang telah banyak membantu saya dalam proses penelitian ini.
8. Adik-adik tersayang: Dini dan Dimas dan seluruh keluarga besar yang telah
memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.
9. Terima kasih untuk Imam Wahyu Utomo dan sahabat-sahabat yang saya cinta
Nita, Mbak lani, Agung, Usna, Fadra, Uti, Miranti, Yetri, Dedek, Wita, Dina,
Nisa, Indi, Ainul, Ihdan, Kiki, Apri, Dimas, Siti, Reva, Delfi, Yunisda,
Farida, Dian, Dhiah, Ratih, Ade, Lila, Vivi, Kak Maya, Kak Agun, Kak Tini,
Kak Kiki, Kak Putri, Kak Iret, Zia, Naya, Ririn, Alfi, Lana, Nia, Fira, Indri,
Adre, Kak Igun, Oya, Nisva, Andi, Bang Syafwan, Dana dan seluruh
teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi peneliti.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, Maret 2015
Penulis
(6)
v DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian teoritis ... 10
2.1.1 Pemasaran ... 10
2.1.2 Pemasaran Jasa ... 11
2.1.3 Pemasaran Relasional ... 14
2.1.4 Bagian Pemasaran Relasional ... 17
2.1.4.1 Memahami Harapan Pelanggan ... 18
2.1.4.2 Membangun Kerjasama Pelanggan ... 19
2.1.4.3 Manajemen Mutu ... 19
2.1.4.4 Pemberdayaan Karyawan ... 21
2.1.5 Loyalitas Pelanggan... 22
2.1.5.1 Pengertian loyalitas pelanggan ... 22
2.1.5.2 Karakteristik loyalitas pelanggan ... 23
2.1.5.3 Merancang dan menciptakan loyalitas Pelanggan ... 23
2.1.5.4 Mempertahankan loyalitas pelanggan ... 25
2.1.5.5 Pengaruh kualitas jasa terhadap loyalitas Nasabah ... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Konseptual ... 30
2.4 Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 36
3.3 Batasan Operasional ... 36
3.4 Definisi Operasional ... 37
(7)
vi
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
3.7 Jenis Data ... 43
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44
3.9.1 Uji Validitas... 45
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 47
3.10 Uji Asumsi Klasik ... 48
3.11 Metode Analisis Data ... 49
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif... 49
3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda ... 49
3.12 Uji Hipotesis ... 50
3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - F)... 51
3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t) ... 51
3.12.3 Koefisien Determinasi ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 53
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 54
4.1.3 Struktur Organisasi ... 55
4.1.4 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 57
4.2 Analisis Deskriptif ... 61
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 61
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 65
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 73
4.3.1 Uji Normalitas ... 73
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 75
4.3.3 Uji Multikoloniearitas ... 77
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 79
4.5 Uji Hipotesis ... 81
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 81
4.5.2 Uji Statistik t... 82
4.5.3 Koefisien Determinasi ... 84
4.6 Pembahasan ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
(8)
vii DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
1.1 Indonesia Bank Loyalty Awards ... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ... 29
3.1 Operasional Variabel ... 38
3.2 Instrumen Skala Likert ... 41
3.3 Item-Total Statistics ... 46
3.4 Reliability Statistics... 47
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan .... 63
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ... 64
4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Memahami Harapan Nasabah ... 65
4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Membangun Kerjasama Nasabah ... 67
4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Manajemen Mutu ... 68
4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pemberdayaan Karyawan ... 70
4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Loyalitas Nasabah ... 71
4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 75
4.12 Hasil Uji Glejser ... 77
4.13 Uji Tolerance dan VIF... 78
4.14 Uji Regresi Linier Berganda ... 79
4.15 Hasil Uji Statistik F ... 81
4.16 Hasil Uji Statistik t ... 83
(9)
viii DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1 Tiga Pilar Loyalitas ... 27
2.2 Kerangka Konseptual ... 33
4.1 Struktur Organisasi ... 56
4.2 Historgram Uji Normalitas ... 73
4.3 P-plot Uji Normalitas ... 74
(10)
ix DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Keusioner Penelitian ... 100
2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105
3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 109
4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 117
(11)
i ABSTRAK
PENGARUH IMPLEMENTASI PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA
PT. BANK XXX DI MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran relasional yang terdiri dari memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawan terhadap loyalitas nasabah pada PT. Bank XXX di Medan. Populasi adalah nasabah PT. Bank XXX Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di PT. Bank XXX Medan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu dan pemberdayaan karyawan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah pada PT. Bank XXX di Medan dengan F hitung yaitu sebesar 15,000% lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,492% maka hipotesis diterima. Hasil uji parsial, variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank XXX di Medan adalah memahami memahami harapan nasabah (X1) dengan nilai thitung (4,192) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Membangun kerjasama nasabah (X2) dengan nilai thitung (3,84) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,001 < 0,005). Pemberdayaan karyawan (X4) dengan nilai thitung (3,835) > ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi (0,000 > 0,005). Sedangkan variabel manajemen mutu (X3), berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan nilai thitung (0,214) < ttabel (1,992) dengan nilai signifikansi 0,831 > 0,05.
(12)
ii ABSTRACT
THE EFFECT IMPLEMENTATION OF RELATIONSHIP MARKETING ON COSTUMER LOYALTY AT PT. BANK XXX IN MEDAN
The purpose of this research is to identify and analize the effect of relationship marketing to understanding costumer expectation, building service partnership, total quality management, empowering employes on costumer loyalty at PT. Bank XXX in Medan. Population is customer of PT. Bank XXX Medan. The sampling technique used purposive sampling method that is sampled because someone happened to be in this research at PT. Bank XXX Medan. This research used multiple linier regression analysis.
The result showed that understanding customer expectation, building service partnership, total quality management and empowering employes have significant effect to customer loyalty at PT. bank XXX in MedanF count that is equal to 15.000% greater than the F table that is equal to 2.492%, then the hypothesis is accepted. Partial test results, variables that have a significant and positive effect on customer loyalty PT. XXX bank in Medan is understanding customer expectation (X1) with t count (4.192)> t table (1,992) with a significance value (0.000 <0.05). , building service partnership (X2) with t count (3.84)> t table (1,992) with a significance value (0.001 <0.005). empowering employes (X4) with tcount (3.835)> t table (1,992) with a significance value (0.000> 0.005). While total quality management (X3) have positive and not significant effect to costumer loyalty with tcount (0.214) <t table (1,992) with a significance value of 0.831> 0.05.
(13)
100 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dunia perbankan di Indonesia saat ini mengalami persaingan antar bank
yang sangat tajam yang ditandai dengan munculnya bank-bank baru sehingga
persaingan tersebut akan bertambah ketat. Keadaan ini menyebabkan pihak
perbankan dituntut untuk segera melakukan langkah-langkah penyesuaian
kebijakan dan memilih strategi yang tepat untuk menguasai perubahan
selanjutnya. Persaingan perbankan juga bukan hanya berasal dari pesaing dalam
negeri tetapi juga pesaing luar negeri sehingga jajaran perbankan di Indonesia
perlu lebih cepat tanggap dalam menghadapinya.
Dalam industri perbankan setiap calon nasabah memiliki kriteria
sendiri-sendiri dalam memilih bank yang diinginkannya. Ada calon nasabah yang
menginginkan suatu bank bisa memberi bunga yang tinggi juga terjamin
keamanannya, ada pula calon nasabah yang menginginkan layanan yang lebih
cepat, efisien, nyaman dan kemudahan dalam mengakses kapan dan dimanapun
mereka berada. Dengan adanya perbedaan kriteria pemilihan bank, maka
perbankan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan layanan dan melakukan
inovasi secara terus-menerus.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perbankan tersebut, pihak
bank tidak hanya menciptakan transakasi untuk mencapai keberhasilan
pemasarannya tetapi bank juga harus menjalin hubungan dengan nasabah dalam
(14)
101
dalam praktek pemasaran ini adalah membina hubungan yang lebih dekat dengan
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling
menguntungkan antara nasabah dengan perbankan.
Pemasaran relasional lebih merupakan pendekatan bersifat jangka panjang,
dimana hal ini berbeda dengan pendekatan pemasaran transaksional yang lebih
berorientasi jangka pendek. Tujuan dari pemasaran transaksional adalah untuk
mendapatkan pelanggan semata, sedangkan tujuan dari pemasaran relasional
adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasaran relasional adalah mendengar suara konsumen, hal
ini berarti perusahaan harus melakukan interaksi dengan konsumen dengan
maksud untuk memperoleh umpan balik (feed back). Bagaimana tanggapan konsumen tentang sarana dan prasarana yang berhubungan dengan produk yang
diberikan sebagai kontrol dan ukuran keberhasilan.
Menurut Evans dan Laskin dalam Pradana (2013:3), pemasaran relasional
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan model pemasaran
relasional yang terdiri dari input-input pemasaran relasional yaitu mencakup:
Memahami Harapan Pelanggan, Membangun Kerjasama dengan Pelanggan, Manajemen Mutu, Pemberdayaan Karyawan. Pemasaran relasional menurut model tersebut dilakukan secara terus menerus mengharuskan perusahaan untuk
selalu berkomunikasi dengan pelanggan agar mendapat feedback dari pelanggan untuk perbaikan dimasa mendatang dan mengintegrasikan pemasaran relasional
(15)
102
Pada era pemasaran konvensional, banyak pemasar yang meyakini bahwa
loyalitas pelanggan pada dasarnya terbentuk karena adanya kontribusi dari nilai
(value) dan merek (brand). Para pemasar menyadari bahwa loyalitas pelanggan merupakan dorongan yang sangat penting untuk menciptakan penjualan. Menurut
pelanggan, perusahaan yang bekinerja baik adalah pelanggan yang bersedia
melakukan pembelian berikutnya berulang-ulang Chan dalam Zulkifli (2012:8).
Pemasaran relasional memaparkan bahwa loyalitas pelanggan harus
dibangun dengan usaha keras dalam bentuk personalisasi dimana pelanggan
menjadi inti dari aktivitas pemasaran. Pelanggan yang memiliki maksud untuk
membeli kembali dan merekomendasikan produk dan jasa kepada orang lain
kemungkinan besar sebagai pelanggan yang loyal.
Loyalitas mutlak diperlukan perusahaan perbankan untuk tetap survive dan mampu bersaing dengan bank yang lainnya. Untuk membangun loyalitas
diperlukan adanya usaha-usaha dari pihak bank untuk tetap memberikan kualitas
terbaik dalam setiap jasa yang dimilikinya, sehingga terbentuk persepsi kualitas
yang kuat di benak nasabah. Nasabah yang puas dan loyal merupakan peluang
untuk mendapatkan nasabah baru. Mempertahankan semua nasabah yang ada
akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian nasabah, karena
biaya untuk menarik nasabah baru lebih tinggi dari biaya mempertahankan
nasabah yang sudah ada.
PT. Bank XXX Medan adalah salah satu perusahaan persero yang
(16)
103
XXX Medan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan,
sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas
perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan
dedikasi dan komitmen PT. Bank XXX Medan terhadap perbaikan kinerja secara
terus menerus.
Usaha-usaha pemasaran relasional juga dilakukan PT. Bank XXX Medan
untuk menambah kedekatan dengan nasabah dan tujuan utama dari usaha tersebut
adalah untuk menjaga agar nasabah tetap loyal kepada perusahaan. Dari segala
bentuk pelayanan yang ditawarkan bank kepada nasabah, titik vital yang menjadi
closing point loyalitas nasabah adalah ketika bank berhasil melebihi kebutuhan dan harapan nasabah. Tapi, kalau gagal, bank sudah menanamkan kekecewaan
dihati nasabah, yang ujungnya nasabah bisa mempunyai rekening didua, tiga atau
lebih bank. Maka dari itu, Bank XXX melakukan identifikasi apa yang diinginkan
nasabah karena mengingat harapan nasabah yang bersifat dinamis dan
berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan ini salah satunya dilatar
belakangi oleh kemajuan Informasi dan Teknologi (IT), karena kemajuan IT
diikuti oleh bertambahnya fitur-fitur produk perbankan yang memudahkan
nasabah bertransaksi.
Usaha selanjutnya dari PT. Bank XXX Medan dalam implementasi
pemasaran relasional adalah mengajak para nasabah ikut serta dalam
program-program yang diadakan oleh pihak perbankan. Misalnya adanya kegiatan program-program
kemitraan dilakukan melalui penyaluran kredit kemitraan berbunga rendah serta
(17)
104
binaan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan memberdayakan
mereka agar menjadi penguasaha yang tangguh dan mandiri. Program kemitraan
ini terdiri dari: Kampoeng Bank XXX, Mitra Binaan Usaha Kreatif, Kerajinan dan
Fashion. Dan juga melakukan program personal, misalnya mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun dan pernikahan atau mengadakan gathering pada momen-momen tertentu. Namun pelayanan personal ini hanya diperuntukkan bagi
nasabah dengan saldo tertentu.
Usaha-usaha implementasi pemasaran relasional juga mencakup tuntutan
manajemen mutu yang dituntut agar selalu berinovasi dalam perbaikan mutu
produk, karena produk dan layanan perbankan sangat bergantung pada tingkat
kepercayaan nasabah terhadap perusahaan perbankan tersebut. Misalnya Bank
XXX telah manambahkan waktu operasionalnya di hari Sabtu yang disebut
Weekend Banking yang mempermudah nasabahnya melakukan layanan jasa. Bank XXX juga menyediakan fasilitas Call Forward yaitu layanan telepon 24 jam dengan biaya pulsa lokal, Layanan via SMS , Smart Mobile, Internet Banking.
Bank XXX juga telah menyediakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) setoran tunai
maupun non tunai yang akan mempermudah nasabah melakukan transaksi
sehingga nasabah tidak perlu mengantri lebih lama melalui teller dan bisa menyetor uang dimanapun dan kapanpun yang nasabah inginkan.
Pemasaran relasional juga diupayakan dengan pemberdayaan karyawan.
Program pelatihan yang dilakukan oleh Bank XXX meliputi program pelatihan
time management, kepribadian, pelatihan peningkatan ketaatan pegawai, pelatihan motivasi, communication and interpersonal skills, service excellence. Biasanya
(18)
105
pemberdayaan karyawan ini dikhususkan pada bagian frontliner karena pada karyawan bagian ini, mereka berhadapan dan komunikasi langsung dengan
nasabah .
Memiliki nasabah yang loyal merupakan hal yang sangat diharapkan bagi
PT. Bank XXX. Berbagai upaya yang dilakukan bank dalam mencari dan
mempertahankan nasabah merupakan kunci terpenting dalam memenangkan
persaingan. Terkadang dalam setiap tahunnya loyalitas nasabah mengalami
perubahan yang berbeda-beda, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Indonesia Bank Loyalty Awards Versi MarkPlus Insight Program Tabungan Konvensional dengan
aset di atas Rp 100 trilliun Tahun
2012 2013 2014
Nama Bank Overall Loyalty Indeks Tabungan
(%)
Nama Bank Overall Loyalty Indeks Tabungan (%) Nama Bank Overall Loyalty Indeks Tabungan (%)
BCA 74,9 BCA 75,4 BCA 76,3
Mandiri 74,1 Mandiri 75,1 Mandiri 75,5
BRI 74,0 Bank XXX 75,0 BRI 75,0
Bank XXX 73,7 BRI 74,9 Bank XXX 74,8
Danamon 73,5 BII 74,6 BII 74,7
Sumber:
Berdasarkan pada tabel 1.1, dapat disimpulkan bahwa selama tiga tahun
berturut-turut loyalitas Bank XXX masih rendah bila dibandingkan dengan Bank
BCA dan Bank Mandiri. Bahkan di tahun 2014 Bank XXX mengalami penurunan
(19)
106
pemasaran relasionalnya dengan baik. Ternyata penerapan pemasaran relasional
yang dilakukan oleh Bank XXX tidak sepenuhnya diterima oleh semua nasabah.
Nasabah yang tidak loyal berpotensi menceritakan kekurangan atau
kelemahan produk bank maupun kualitas layanan bank kepada masyarakat
sehingga berpengaruh terhadap citra bank . Citra yang tidak baik tentang bank
akan mempengaruhi kuantitas maupun kualitas nasabahnya yang pada akhirnya
mempengaruhi tingkat penguasaan pasar maupun keuntungan yang dicapai.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Implementasi Pemasaran Relasional Terhadap Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Memahami Harapan Nasabah berpengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan?
2. Apakah Membangun Kerjasama dengan Nasabah berpengaruh
signifikan terhadap Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan?
3. Apakan Manajemen Mutu berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas
(20)
107
4. Apakah Pemberdayaan Karyawan berpengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan?
5. Apakah Memahami Harapan Nasabah, Membangun Kerjasama dengan Nasabah, Manajemen Mutu, Pemberdayaan Karyawan berpengaruh
signifikan terhadap Loyalitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Memahami Harapan
Nasabah terhadap loyalitas Nasabah PT. Bank XXX di Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Membangun
Kerjasama dengan Nasabah terhadap loyalitas Nasabah PT. Bank
XXX di Medan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Manajemen Mutu
terhadap loyalitas Nasabah PT. Bank XXX di Medan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pemberdayaan
Karyawan terhadap loyalitas Nasabah PT. Bank XXX di Medan.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Memahami Harapan
Nasabah, Membangun Kerjasama dengan Nasabah, Manajemen
Mutu , Pemberdayaan Karyawan terhadap loyalitas Nasabah PT.
(21)
108 1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari terlaksananya penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan upaya
membangun hubungan yang baik dengan nasabah.
2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk menerapkan ilmu dalam bidang manajemen khususnya bidang pemasaran.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan referensi bagi pihak lain untuk mendukung penelitian di masa yang akan datang.
(22)
109 BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam dunia persaingan
yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan hidup dan
berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar dituntut untuk memahami
permasalahan pokok dibidangnya dan menyusun strategi dapat mencapai tujuan
perusahaan. Berikut ini beberapa pengertian mengenai pemasaran:
Menurut Stanton dalam Sunyoto (2014:18), pemasaran adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan
dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan
Menurut Kotler dalam Sunyoto (2014:18), pemasaran adalah proses sosial
dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan
nilai.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
suatu sistem interaksi kegiatan-kegiatan pada perusahaan yang melaksanakan
perencanaan, harga, promosi, dan distribusi system dari tindakan perdagangan
yang berorientasi langsung kepada konsumen dan pasar. Dalam hal ini produsen
memproduksikan barang-barang, sehingga hasil produksi dapat terserap dengan
(23)
110
Tujuan pemasaran adalah mengarahkan barang-barang dan jasa jasa ke
tangan konsumen. Untuk ini diperlukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berbagai jenis
kegiatan dan proses yang diperlukan karena spesilisasinya di dalam pemasaran itu
disebut fungsi-fungsi pemasaran.
2.1.2 Pengertian Jasa
Menurut Kotler dalam Sunyoto (2014:187), jasa adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi
jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.
Pentingnya jasa adalah untuk memudahkan konsumen memenuhi
kebutuhan dan keinginannya secara cepat, tepat dan menyenangkan. Bagi
perusahaan, membantu kelancaran perkembangan bisnisnya. Bagi pemerintah,
membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Karakteristik jasa dalam hal ini dibedakan menjadi 4 yaitu
1. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dilihat, diraba,
didengar atau dicium sebelum ada transaksi pembelian.
2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah
sumber itu merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau
(24)
111
3. Bervariasi (variability)
Bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh manusia dan mesin atau
peralatan berbeda-beda, tergantung pada siapa yang memberi,
bagaimana memberikannya, waktu dan tempat jasa tersebut
diberikan.
4. Tidak tahan lama (perishability).
Jasa itu cepat hilang dan tidak dapat disimpan, dan pemasaran jasa
itu berubah-ubah menurut musim, menurut jam, dan hari. Karena
cepat rusak dan permintaan yang berubah-ubah, maka perlu adanya
pengelolaan yang tepat. Misalnya melalui peningkatan kemampuan
petugas kelengkapan dan pemeliharaan saran dan prasarana.
Parasuraman dalam Sangadji, Effa dan Sopiah (2013:100) mengemukanan
lima dimensi kualitas jasa, yaitu:
1. Keandalan (realibility)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa
secara tepat waktu, dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang
telah dijanjikan, dan tanpa melakukan kesalahan.
2. Daya tanggap (responsiveness)
Kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu memberikan
(25)
112
3. Jaminan (assurance)
Pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan keragu-raguan
konsumen dan membuat mereka merasa terbebas dari bahaya dan
risiko.
4. Emphaty
Sikap kontak personal atau perusahaan untuk memahami kebutuhan
dan kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan
kemudahan untuk melakukan komunikasi atau hubungan.
5. Produk-produk fisik (tangibles)
Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan
lain-lain yang bisa dan harus ada dalam proses jasa.
Dalam era globalisasi ini perusahaan akan selalu menyadari pentingnya
faktor pelaggan. Oleh karena itu, mengukur tingkat kepuasan para pelanggan
sangatlah perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah mengukur berat badan
atau tinggi badan pelanggan yang bersangkutan. Banyak manfaat yang diterima
oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
Tingkat kepuasan yang tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan
mencegah perputaran pelanggan, mengurangi sensivitas pelanggan terhadap
harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang
(26)
113 2.1.3 Pemasaran Relasional
Satu hal yang sangat penting bagi perusahaan adalah membina hubungan
yang baik dengan para pelanggan, pegawai, pemasok, distributor, dan
partner-partner distribusinya karena hubungan baik akan menentukan nilai masa depan
perusahaan yang bersangkutan.
Chan dalam Citrawisari (2011:3) menyatakan pemasaran relasional dapat
didefenisikan sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling
menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.
Pemasaran Relasional menurut Evan dan Laskin dalam Pradana (2013:9)
diartikan sebagai proses dimana suatu perusahan membangun aliansi jangka
panjang dengan pelanggan dengan calon pelanggan, bekerjasama untuk mencapai
satu tujuan yang ditentukan. Tujuan tersebut dipenuhi dengan memahami
kebutuhan konsumen, memperlakukan konsumen sebagai mitra, menjamin bahwa
para pegawai memenuhi kepuasan konsumen dan memberikan kualitas baik
kepada konsumen. Pemasaran relasional adalah proses berkelanjutan yang
mensyaratkan suatu perusahaan agar menjalin komunikasi tetap dengan konsumen
untuk memastikan tujuan tercapai, dan memadukan proses pemasaran relasional
kedalam rencana strategik sehingga memungkinkan memungkinkan perusahaan
mengelola sumber daya dengan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa
mendatang.
Tujuan utama pemasaran relasional sebenarnya adalah untuk menemukan
(27)
114
adalah bagaimana agar lifetime value masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ketahun. Setelah itu, tujuan ketiganya adalah
bagaimana menggunakan profit yang didapat dari dua tujuan pertama untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian,
tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari
dua kelompok pelanggan : pelanggan yang sekarang dan pelanggan baru.
Perusahaan yang menerapkan pemasaran relasional menawarkan kepada
konsumen yang loyal berbagai manfaat khusus, potongan harga, komunikasi yang
terus menerus dan perhatian melebihi produk dan pelayanan yang ditawarkan
secara umum tanpa mengharapkan timbal balik segera. Harapannya adalah
meningkatnya jumlah transaksi yang dilakukan konsumen yang sudah loyal.
Perusahaan memberikan produk dan pelayanan, perhatian secara personal,
informasi yang terus menerus, tawaran harga yang menarik sementara pelanggan
melakukan pembelian yang berulang-ulang, loyalitas yang meningkat, dan berita
mulut ke mulut (word of mouth) yang positif.
Kotler and Keller (2006:18) menyatakan pentingnya penerapan program
pemasaran relasional pada perusahaan saat ini. Perusahaan lebih menyukai
pemasok yang dapat menjual dan menginginkan sekumpulan produk dan
pelayanan ke berbagai lokasi, pemasok yang dapat dengan cepat memecahkan
masalah yang timbul di berbagai lokasi dan yang dapat bekerja secara erat dengan
tim pelanggan untuk meningkatkan produk dan proses. Ketika perusahaan dapat
menerapkan pemasaran relasional secara tepat, perusahaan akan memfokuskan
(28)
115
Ada beberapa konsep inti pemasaran relasional, diantaranya menurut Little
dan Marandi dalam Syarif (2008: 16) adalah sebagai berikut:
a. Horizon/ Orientasi jangka panjang
Merupakan ciri utama pemasaran relasional. Keberhasilan pemasaran relasional diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan. Dengan demikian pemasaran relasional juga menyangkut nolai estimasi menganai nilai sepanjang hidup konsumen.
b. komitmen dan pemenuhan janji
Untuk dapat menjalin hubungan jagnka panjang, pemasaran relasional menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen, dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau timbal balik, empati diantara kedua belah pihak.
c. Pangsa Konsumen bukan Pangsa Pasar
Pemasaran relasional tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian pangsa pasar melainkan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan.
d. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan
Preusan perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan (customer Lifetime Value- CLV) agar menguntungkan preusan.
e. Dialog Dua Arah
Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, maka diperlukan komunikasi dua arah
(29)
116
f. Kustomisasi
Pemasaran Relasional memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Keterkaitan antara pemasaran kerelasian dengan loyalitas dikemukakan
oleh (Kotler, 2008:59) sebagai berikut; “Strategi pemasaran yang baik adalah
dengan memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan. Hal itu mempersulit
pesaing yang hanya menawarkan harga yang lebih rendah atau perangsang lain
untuk mengalihkan pelanggan kepada mereknya. Tugas untuk menciptakan
kesetiaan pelanggan yang kuat merupakan inti dari pemasaran berdasarkan
hubungan.
Mengacu pada pendapat di atas, pemasaran relasional adalah sebuah
strategi pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan kesetiaan pelanggan yang
kuat melalui dimensi-dimensi emosional yang diberikan oleh pemasar.
2.1.4 Bagian Pemasaran Relasional
Model pemasaran relasional yang dirumuskan oleh Evan dan Laskin dalam
Pradana (2013:11) adalah terdiri dari input pemasaran relasional yang mencakup:
memahami harapan pelanggan, membangun kerjasama dengan pelanggan,
manajemen mutu dan pemberdayaan kayawan dan outcome pemasaran relasional yang mencakup kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, kualitas produk dan
(30)
117 2.1.4.1 Memahami Harapan Pelanggan
Selain sisi teknologi, perusahaan dan pemasaran jasa bank juga berlomba
untuk memodifikasi strategi pemasarannya. Mereka semakin mengerti bahwa
pelanggan adalah nyawa atau kehidupan bagi sebuah perusahaan. Pelanggan,
terutama pelanggan yang loyal, harus tetap dijaga dan dimanjakan agar tidak
berpaling keperusahaan lain. Sebuah perusahaan harus mempunyai strategi untuk
dapat selalu mempertahankan konsumennya, disamping itu perusahaan perbankan
harus bisa mengidentifikasikan apa yang diharapkan atau yang diinginkan
konsumen. Sehingga semua produk yang ditawarkan, proses penawaran sampai
pada cara bertransaksi disesuaikan dengan keinginan setiap individu pelanggan
tersebut (Chan S dalam Pradana, 2013: 12).
Memahami harapan pelanggan merupakan kegiatan yang melibatkan
kemampuan perusahaan untuk melakukan identifikasi apa yang diinginkan oleh
konsumen dan memasarkan produk/ jasa diatas tingkat yang mereka harapkan.
Tidak mudah untuk mengidentifikasi apa yang diharapkan oleh seorang
pelanggan, pelanggan ingin pemasar mengetahui keinginan-keinginan mereka.
Pelanggan juga ingin pemasar memahami preferensi, gaya hidup dan hobinya.
Untuk memenuhi keinginan pelanggan yang semakin kompleks itu, sebuah
perusahaan harus bisa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang
pelanggan dan menggunakanya pada saat yang tepat. Dengan demikian, seorang
pelanggan merasa membeli sesuatu produk atau jasa yang sesuai dengan apa yang
(31)
118 2.1.4.2Membangun Kerjasama dengan Pelanggan
Menurut Kotler dalam Pradana (2013:13), partnership marketing lebih menekankan kepada adanya kerjasama yang berkesinambungan antara perusahaan
dengan pelanggannya untuk menemukan jalan dalam meningkatkan perform
pelayanan menjadi lebih baik.
Pembinaan hubungan dengan pelanggan yang berkelanjutan melalui
pemasaran relasional adalah merupakan filosofi berbisnis dan suatu orientasi
strategik yang lebih difokuskan pada upaya mempertahankan dan memperbaiki
hubungan dengan pelanggan yang telah ada dari pada mencari pelanggan baru.
Pemasaran relasional pada dasarnya adalah hubungan jangka panjang antara
produsen dengan pelanggan, pemasok dan pelaku lainnya.
Pengalaman kemitraan juga ada ketika suatu perusahaan perbankan
bekerja sama secara erat dengan nasabah dan menambahkan pelayanan yang
diinginkan oleh pelanggan atas suatu produk perusahaan jasa.
Beberapa pertimbangan dalam membangun pelayanan kemitraan menurut
Wibowo dalam Pradana (2013:17) adalah : (1) kedua pihak yaitu pembeli dan
penjual memiliki fokus yang sama mengenai kebutuhan spesifik yang ingin
dicapai masing-masing harus merasa dalam posisi “win-win”, (2) kedua pihak merupakan kolaboratif yang harus bekerjasama mencapai tujuan yang sama, dan
(3) kedua pihak harus melakukan antisipasi adanya masalah.
2.1.4.3Manajemen Mutu
Manajemen mutu terpadu dapat dilihat sebagai pendekatan utama untuk
(32)
119
memahami bagaimana pelanggannya memandang mutu dan tingkat mutu yang
diharapkan pelanggan dengan mendefenisikan hubungan antara keinginan
konsumen kedalam atribut-atribut barang atau jasa secara tepat. Perusahaan harus
berusaha menawarkan mutu lebih baik dari pada saingannya. Hal ini melibatkan
komitmen manajemen dan karyawan secara total dalam usaha mencapai mutu
lebih tinggi. Manajemen mutu total merupakan sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Manajemen Mutu melibatkan kondisi secara penuh untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan terus menerus mengadakan perbaikan pada setiap
perusahaan. Fokus dari manajemen mutu adalah meningkatkan kepuasan
konsumen, mengutamakan pendekattan kualitas, menggunakan banyak dimensi
kualitas, melibatkan dan memberdayakan pegawai untuk mencari cara melakukan
tindakan yang lebih baik dan meiliki orientasi proses.
Unsur-unsur manajemen mutu agar program dapat berjalan dengan baik:
1. Fokus pada pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Kerjasama tim
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan
7. Pendidikan dan pelatihan
(33)
120
9. Kesatuan tujuan
10.Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Manfaat manajemen mutu bagi pelanggan adalah:
1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan pelayanan.
2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih
diperhatikan.
3. Kepuasan pelanggan terjami
2.1.4.4Pemberdayaan karyawan
Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan di samping
pemasaran bank adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusianya. Hal ini
disebabkan sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam
menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu, penyediaan sumber
daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah
disiapkan sejak dini.
Selain itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah
memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat
faktor pelayanan yang diberikan oleh para karyawan ini sangat menentukansukses
atau tidaknya bank untuk kedepannya. Kemampuan yang telah dimiliki harus
terus diasah secara terus menerus .
Pemberdayaan karyawan biasanya dimaksudkan untuk memberikan
kebebasan kepada karyawan untuk mempraktekkan kreativitas mereka dalam
(34)
121
pegawai berarti mengurangi birokrasi internal. Disamping itu pegawai yang
diperbedayakan dapat mengubah hubungan yang singkat dengan konsumen
menjadi hubungan jangka panjang. Peran karyawan yang terdiri dari karyawan
sangat penting bagi keberhasilan setiap organisasi jasa, mereka memainkan peran
didalam penyajian jasa serta mempengaruhi persepsi pelanggan.
Mengingat begitu kritisnya peran karyawan terhadap kepuasan konsumen
maka para manajer dapat memikirkan beberapa hal, yaitu: memperkerjakan orang
yang tepat, mengembangkan karyawan agar mampu menyajikan jasa yang
berkualitas, memberikan sistem pendukung yang diperlukan agar kerja karyawan
menjadi efektif dan efisien dan mempertahankan karyawan terbaik
Karyawan yang puas terhadap suatu perusahaan dimana dia bekerja, dia
pasti mempunyai kemampuan lebih baik untuk memuaskan pelanggan.
2.1.5 Loyalitas Pelanggan
2.1.5.1Pengertian Loyalitas Pelanggan
Griffin dalam Sangadji dan Sopiah (2013:104) menyatakan “loyalty is defined as non random purchase expresed over time by some decison making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa dari suatu
perusahaan yang dipilih.
Bagi organisasi terdapat empat manfaat utama yang berkaitan dengan
(35)
122
Kedua, Loyalitas konsumen menurunkan biaya yang ditanggung perusahaan untuk
melayani konsumen. Ketiga, loyalitas konsumen meningkatkan komunikasi yang
positif dari mulut ke mulut. Manfaat utama yang terakhir dari loyalitas konsumen
adalah retensi karyawan. Karyawan-karyawan pada bisnis jasa sering dipengaruhi
oleh interaksi harian mereka dengan konsumen-konsumen perusahaan, karena
orang cenderung lebih suka bekerja dengan organisasi–organisasi yang
konsumennya loyal dan puas .
2.1.5.2 Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Griffin dalam Sangadji, Effa dan
Sopiah (2013:105) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Melakukan pembelian secara teratur
2. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa 3. Merekomendasikan produk lain
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
2.1.5.3Merancang dan Menciptakan Loyalitas Pelanggan
Dalam kaitannya dengan pengalaman pelanggan, Morais dalam Sangadji,
Effa dan Sopiah (2013:105) mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa
tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Adapun tahap-tahap
(36)
123
1. Mendefenisikan nilai pelanggan
a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan pelanggan mana yang menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan loyalitas.
c. Ciptakan diferensiasi janji merek
2. Merancang pengalaman pelanggan bermerek
a. Mengembangkan pemahaman pengalaman pelanggan
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan janji merek
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan
3. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap interaksi yang dilakukan pelanggan terhadap perusahaan.
b. Memperkuat kinerja perusahaan melalui pengukuran dan tindakan kepemimpinan.
4. Menyokong dan meningkatkan kinerja
a. Gunakan respons timbal balik pelanggan dan karyawan untuk memelihara karyawan secara berkesinambungan dan untuk mempertahankan pengalaman pelanggan.
b. Membentuk keja sama antara sistem personalia dengan proses bisnis yang terlibat langsung dalam pemberian dan penciptaan pengalaman pelanggan.
(37)
124
c. Secara terus-menerus mengembangkan dan mengomunikasikan hasil untuk menanamkan pengalaman konsumen bermerek yang telah dijalankan perusahaan.
2.1.5.4Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Seithaml dan Bitner dalam Sangadji, Effa dan Sopiah (2013: 110) mengemukakan bahwa untuk mewujudkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang saling terkait, yaitu
1. Komitmen dan keterlibatan manajemen puncak 2. Tolok ukur internal
3. Identifikasi kebutuhan pelanggan 4. Penilaian kapabilitas persaingan
5. Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan
6. Analisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non pelanggan dan pesaing
7. Perbaikan berkesinambungan
Griffin dalam Sangadji, Effa dan Sopiah (2013:111) mengemukakan
beberapa cara agar perusahaan bisa menahan pelanggan beralih ke pesaing:
1. Meriset pelanggan
2. Membangun hambatan agar pelanggan tidak berpindah 3. Melatih dan memodifikasi staf untuk loyal
(38)
125
Keuntungan yang akan diperoleh perusahaan perusahaan apabila memiliki
konsumen yang loyal, antara lain:
1. Dapat mengurangi biaya pemasaran 2. Dapat mengurangi biaya transaksi
3. Dapat mengurangi biaya perputaran konsumen atau turn over
4. Dapat mengurangi biaya kegagalan
Pada era pemasaran hubungan (relationship marketing), pemasar beranggapan bahwa loyalitas konsumen terbentuk karena nilai dan merek. Nilai
adalah persepsi nilai yang dimiliki konsumen berdasarkan apa yang didapat dan
apa yang dikorbankan ketika melakukan transaksi, sedangkan merek adalah
identitas sebuah produk yang tidak berwujud, tetapi sangat bernilai.
Untuk mendapatkan loyalitas konsumen, perusahaan tidak hanya
mengandalkan nilai dan merek, seperti yang diterapkan pada pemasaran
konvensional. Pada masa sekarang diperlukan perlakuan yang lebih atau disebut
kebutuhan unik, perbedaan kebutuhan antara satu konsumen dengan konsumen
yang lainnya.untuk itu, peranan dari pemasaran hubungan sangat diperlukan.
Gambar 2.1 terdapat tiga pilar loyalitas konsumen era pemasaran hubungan yang
(39)
126
Gambar 2.1 Tiga pilar loyalitas sumber: Tjiptono (2005:67)
Dengan menempatkan konsumen ditengah pusaran aktivitas bisnis
diharapkan selalu memperhatikan dan mengutamakan konsumen dalam segala
aktivitas ataupun program yang dilakukan sehingga konsumen menjadi pihak
yang selalu didahulukan-merasa puas, nyaman, dan akhirnya menjadi loyal pada
perusahaan.
Karena pentingnya loyalitas terhadap kelangsungan hidup perusahaan,
perusahaan harus secara kontinu menjaga dan meningkatkan loyalitas dari para
konsumennya. Oleh karena itu, untuk membangun loyalitas konsumen,
perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan konsumen sehingga
perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan, keinginan dan harapan-harapan
para konsumennya.
2.1.5.5Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Loyalitas Nasabah
McKechnie dalam Sangadji, Effa dan Sopiah (2013:115) mengemukakan
bahwa kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah fungsi dari harapan dan persepsi
terhadap kinerja suatu produk setelah pelanggan mendapatkan atau menggunakan
layanan. Pelanggan yang setia cenderung membeli lebih banyak sehingga laba
Nilai Merek
konsumen
Pemasaran Hubungan
(40)
127
perusahaan akan bertambah dan perusahaan akan mempunyai pelanggan yang
loyal. Kemampuan untuk mempertahankan pelanggan secara langsung akan
berpengaruh terhadap tingkat kemampulabaan. Kondisi inilah yang menjadi pra
syarat bagi suatu perusahaan agar tetap dapat mempertahankan keberadaannya
dalam sutu industri, atau bahkan mampu membangun keunggulan bersaing yang
berkelanjutan. Menurut Kotler, Philip & Keller (2006: 51) mengemukakan bahwa
kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan
yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan memahami dengan seksama harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan pengalaman
pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya, kepuasan pelanggan
dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan pada perusahaan yang
(41)
128 2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul
Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
1 Marasi Munthe (2011) Pengaruh Implementasi Pemasaran Relasional terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Taplus pada PT. bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Gunung Sitoli di Pulau Nias Memahami Harapan Nasabah (X1), Kerjasama dengan
Nasabah (X2), Kepusan Nasabah (Y1), Loyalitas Nasabah (Y2)
Regresi berganda
Memahami Harapan Nasabah (X1), Kerjasama dengan Nasabah (X2) berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan nasabah. Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah.
2 Kumbokar
no Borneo (2011) Pengaruh implementasi relationship marketing terhadap loyalitas konsumen pada produk oli pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4T Understanding customer expectation
(X1), building
service partnership
(X2), total
quality management
(X3),
empowering employees
(X4).
Customer loyalty (Y)
Analisis regresi berganda Understandin g customer expectation, building service partnership, total quality management
, empowering employees berpengaruh signifikan terhadap costumer loyalty
(42)
129
3 Jalal R. M. Hanaysha (2012) Impact of relationship marketing on costumer loyalty in the bank sector
Emphaty (X1),
perceived conflict handling (X2),
trust (X3),
perceived value (X4),
commitment
(X5)
Costumer loyalty (Y)
Correlatio n analysis and multiple regression Emphaty, conflict handling, trust, commitment and value have positive relationship with customer loyalty
4 Devi Wulan Sari (2012) Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap Customer Loyalty pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Utama Mattoangin Makassar. Variabel bebas (X1)
understanding customer expectation, (X2)
buildingservice partnership. Variabel terikat (Y) customer loyalty Analisis regresi berganda pengaruh Understandin g Customer Expectation
dan Building Service Partnership berpengaruh positif dan signifikan serta berpengaruh secara serentak terhadap Customer Loyalty.
5 Sujiwo Darma Putra Pradana (2013) Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen (Studi kasus pada Rumah Makan Sushi Ya Tai di Makassar Variabel Bebas (X): Understanding customer expectation
(X1), building
service partnership
(X2), total
quality management
(X3),
empowering employees
(X4). Variabel Terikat (Y): Analisis regresi berganda variabel Understandin g customer expectation, building service partnership ,
total quality management
, empowering employees secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap
(43)
130
Kepuasan Konsumen (Y1), Loyalitas Konsumen (Y2)
variabel kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
2.3 Kerangka Konseptual
Pemasaran Relasional merupakan cara bagaimana suatu perusahaan
manjalin hubungan baik dengan nasabahnya agar nasabah bisa memakai produk
secara berkelanjutan. Sedangkan loyalitas nasabah merupakan kesetiaan nasabah
terhadap suatu produk. Berikut keterkaitan antara variabel dari pemasaran
relasional terhadap loyalitas nasabah:
a. Memahami Harapan Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah
Memahami harapan nasabah merupakan cara perusahaan untuk dapat
mengerti apa yang sedang diinginkan oleh nasabah sehingga perusahaan mampu
memberikan sesuatu yang lebih dari apa yang diharapkan nasabah. Semakin
mengertinya perusahaan dengan apa yang diinginkan nasabah, maka semakin
loyalnya nasabah terhadap produk yang ditawarkan.
b. Membangun Kerjasama Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah
Membangun kerjsama nasabah merupakan suatu cara perusahaan untuk
menjalin hubungan timbal balik terhadap nasabah. Karena adanya hubungan
(44)
131
bagi perusahaan itu sendiri. Semakin dekatnya hubungan perusahaan terhadap
nasabah maka semakin loyalnya nasabah terhadap produk yang ditawarkan.
c. Manajemen Mutu terhadap Loyalitas Nasabah
Manajemen mutu merupakan cara yang dilakukan untuk dapat
meningkatkan mutu produk dan menciptakan produk yang berkualitas sehingga
nasabah merasa bangga dan percaya terhadap produk yang telah mereka gunakan.
Semakin baiknya mutu dan kualitas produk yang diberikan maka semakin
loyalnya nasabah terhadap produk yang ditawarkan.
d. Pemberdayaan Karyawan terhadap Loyalitas Nasabah
Pemberdayaan karyawan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dengan membina para karyawan sebaik-baiknya sehingga
mampu mengatasi masalah-masalah yang dikeluhkan oleh setiap nasabah.
Semakin mampunya karyawan mengatasi masalah yang dihadapi oleh nasabah
maka semakin loyalnya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat digambarkan kerangka
(45)
132
Gambar 2.2: Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan semntara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 93)
Berdasarkan perumusan masalah dan latar belakang yang telah penulis
kemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Memahami Harapan Nasabah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Loylitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan.
2. Membangun Kerjasama dengan Nasabah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Loylitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan. Loyalitas
Nasabah Memahami Harapan
Nasabah
Membangun Kerjasama Nasabah
Manajemen Mutu
(46)
133
3. Manajemen Mutu berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loylitas
Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan.
Pemberdayaan Karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loylitas Nasabah pada PT. Bank XXX di Medan.
(47)
134 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif , yaitu
penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh varibel bebas
terhadap variabel terikat (Ginting dan Situmorang, 2008 : 57). Adapun variabel
yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu Memahami
Harapan Nasabah (X1), Membangun Kerjasama Nasabah (X2), Manajemen Mutu
(X3), Pemberdayaan Karyawan (X4) dan variabel terikatanya adalah Loyalitas
Nasabah (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PT. Bank XXX yang terletak di Jl. Dr. Mansyur
No. 11, Medan. Waktu penelitian dimulai dari Januari sampai Maret 2015.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel bebas (X) (independent variabel:
X1= Memahami harapan nasabah
(48)
135
X3= Manajemen mutu
X4= Pemberdayaan karyawan.
2. Variabel terikat (Y) (dependent variabel)= loyalitas nasabah.
3.4 Definisi Operasional
Defenisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah:
a. Variabel X
1. Memahami Harapan Nasabah(X1)
Mengupayakan pelayanan yang baik yang diberikan oleh PT. Bank
XXX kepada nasabah serta mendorong pemanfaatan produk dan
jasa PT. Bank XXX
2. Membangun Kerjasama dengan Nasabah (X2)
Mengembangkan dan memelihara hubungan yang sehat dengan
nasabah PT. Bank XXX untuk mengoptimalkan pemakaian produk
PT. Bank XXX
3. Manajemen Mutu
Usaha memperbaiki pelayanan dan menambah fitur-fitur produk
PT. Bank XXX untuk membangun mutu bank secara terpadu yang
akan mengangkat kualitas bank dan berorientasi pada kepuasan
(49)
136
4. Pemberdayaan Karyawan
Hasil yang ditunjukkan kepada nasabah PT. Bank XXX atas
pelatihan ataupun pemberdayaan yang dilakukan oleh PT. Bank
XXX
b. Variabel Y
1. Loyalitas Nasabah
Loyalitas nasabah adalah komitmen nasabah PT. Bank XXX untuk
tetap menggunakan produk jasa yang ditawarkan oleh PT. Bank
XXX
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Definisi operasional Indikator Skala Ukur Memahami
Harapan Nasabah (X1)
Mengupayakan pelayanan yang baik yang diberikan oleh PT. Bank XXX kepada nasabah serta mendorong
pemanfaatan produk dan jasa PT. Bank XXX
1. Memberikan
pelayanan yang profesional
2. Sikap karwayan
yang ramah
3. Cepat tanggap
dalam merespon keluhan nasabah
4. Mendengarkan dengan sepenuh hati pendapat nasabah selama proses pelayanan
5. Kenyamanan dalam melakukan transaksi
(50)
137
6. Kemampuan
perbankan dalam memberikan pilihan layanan jasa yang aman
Membangun Kerjasama Nasabah (X2)
Mengembangkan dan memelihara
hubungan yang sehat dengan nasabah PT. Bank XXX untuk mengoptimalkan
pemakaian produk PT. Bank XXX
1. Menghubungi nasabah untuk menawarkan produk terbaru bank 2. Memberikan informasi yang jelas tentang produk bank 3. Menjelaskan sacara detail mengenai biaya yang akan dikenakan untuk
produk bank yang ditawarkan oleh bank
4. Kemampuan
perbankan dalam menjalin komunikasi dengan nasabah 5. Kemampuan karyawan dalam memberikan greetings yang baik kepada para nasabah
(51)
138 Manajemen
Mutu (X3)
Usaha memperbaiki
pelayanan dan menambah fitur-fitur
produk PT. Bank
XXX untuk
membangun mutu bank secara terpadu
yang akan
mengangkat kualitas bank dan berorientasi
pada kepuasan nasabah PT. Bank XXX
1. Tersedia tempat
parkir yang luas
2. Tersedia tempat
parkir yang aman
3. Ruang pelayanan
jasa yang nyaman 4. Ruang tunggu yang
nyaman
5. Penempatan slip
transaksi yang rapi
6. Anjungan Tunai
Mandiri berfungsi dengan baik Likert Pemberdayaan Karyawan (X4) Hasil yang ditunjukkan kepada nasabah PT. Bank XXX atas pelatihan ataupun
pemberdayaan yang dilakukan oleh PT. Bank XXX
1. Kerapian karyawan dalam berpakaian
2. Karyawan teliti
dalam melakukan proses transaksi
3. Karyawan sabar
dalam menghadapi keluhan nasabah 4. Karyawan memberikan perhatian khusus kepada nasabah
5. Karyawan tidak
memandang status sosial dalam melakukan layanan jasa bank. Likert Loyalitas Nasabah (Y) Komitmen nasabah PT. Bank XXX untuk tetap menggunakan produk jasa yang ditawarkan oleh PT. Bank XXX
1. Tetap setia pada
produk Bank XXX 2. Tidak berpindah ke
Bank lain
3. Merekomendasikan kepada teman bahwa PT. Bank XXX sebagai perbankan yang terbaik
(52)
139
4. Menjadi pilihan
pertama dalam melakukan proses transaksi perbankan
5. Kepuasan nasabah
terhadap pelayanan PT. Bank XXX
6. PT. Bank XXX
banyak membantu dalam melakukan transaksi perbankan sehingga terciptanya loyalitas
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Seluruh variabel diukur dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukut sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012: 132). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner
dimana penelitian ini menggunakan lima alternatif jawaban kepada responden
untuk masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5 sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Ginting dan Situmorang (2008 : 121)
(53)
140 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2012: 115) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah Nasabah PT. Bank XXX di
Medan.
Menurut Sugiyono (2012; 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti di lokasi penelitian yaitu di PT. Bank XXX Medan dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2012; 122)
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bank
XXX di Medan minimal selama satu tahun. Karena nasabah PT.Bank XXX di
Medan jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus (Burns dan Bush, 2010), sebagai berikut :
n = (�2)(�)(�) �2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α, Bila α = 0,05 Z = 1,67
(54)
141
Bila α = 0,01 Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi
q = 1-p
e = Penyimpangan yang ditolerir
Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh penulis secara acak pada 20
masyarakat di Jl Setia Budi Pasar 1 Gg. Sejahtera, ditemukan 14 orang telah
menjadi nasabah PT. Bank XXX, sehingga dapat ditemukan estimasi populasi (p)
sebesar 0,7 dan 6 orang lainnya q = 0,3 menjadi nasabah bank lain.
Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian
ini adalah :
n = (1,962)(0,7)(0,3) = 80, 67 0,12
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 81 orang.
3.7 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer: data yang diperoleh oleh penulis melalui observasi atau
pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu melalui observasi,
kuesioner dan wawancara langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan
(55)
142
b. Data sekunder: data yang diperoleh melalui studi dokumen ddengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet
untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah daftar pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b. Studi Dokumentasi
Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan jurnal yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.
c. Wawancara
Untuk mendapatkan data primer PT. Bank XXX Medan dilakukan melalui
wawancara secara langsung dengan karyawan di PT. Bank XXX Medan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika
rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan
alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik.
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian
dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten
(56)
143
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner
kepada 30 orang responden yaitu nasabah PT. Bank XXX, yang tidak termasuk
dalam sampel penelitian. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengannilai r tabel.
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software SPSS (Statistic Package and Social Science). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r
hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 responden diluar dari responden penelitian. Nilai rtabel dengan ketentuan
df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikasi sebesar 5% maka angka yang
(57)
144 Tabel 3.3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 106.00 129.379 .483 .935
P2 105.77 130.323 .439 .935
P3 105.67 128.920 .577 .934
P4 105.70 126.217 .613 .933
P5 105.63 129.275 .541 .934
P6 106.30 129.114 .380 .937
P7 106.00 121.586 .758 .931
P8 105.87 130.189 .442 .935
P9 106.20 127.131 .415 .937
P10 106.23 127.220 .508 .935
P11 106.37 125.826 .638 .933
P12 106.23 126.737 .504 .935
P13 105.97 131.482 .399 .936
P14 106.27 125.720 .679 .933
P15 106.27 125.789 .736 .932
P16 106.23 129.013 .514 .935
P17 106.30 127.045 .628 .933
P18 106.17 127.454 .610 .933
P19 105.97 126.723 .555 .934
P20 106.13 124.947 .752 .932
P21 106.37 126.033 .677 .933
P22 106.27 125.857 .669 .933
P23 106.33 126.851 .630 .933
P24 106.17 127.799 .496 .935
P25 106.23 126.323 .653 .933
P26 106.20 129.476 .382 .936
P27 106.00 126.069 .616 .933
P28 106.07 124.202 .737 .932
(58)
145 3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang
telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.
b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro (Ginting dan Situmorang, 2008 : 179) butir
pertannyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,80
Tabel 3.4 Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.936 28
Pada tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,936 dan r tabel sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih
besar dari r
tabel (0,936 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60 atau 0,80
(59)
146
> 0,60 dan 0,936 > 0,80 maka ke 28 pernyataan dinyatakan reliabel dengan
kriteria tersebut.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias
dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal,
(Ginting dan Situmorang, 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
(60)
147
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting dan Situmorang, 2008:104).
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Metode Analisis Data
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
belaku untuk umum atau generalisasi.
3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda
Pengujian dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel pemasaran relasional yang terdiri dari memahami
harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu,
pemberdayaan karyawan terhadap loyalitas nasabah. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(61)
148 Y: a+b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4+e
Keterangan :
Y : Loyalitas nasabah
X1 :Memahami harapan nasabah
X2 : Membangun kerjasama nasabah
X3 :Manajemen Mutu
X4 :Pemberdayaan karywan
a :Konstanta
b1-b2 : Koefisien regresi variabel independen
e : Error
3.12 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh Memahami Harapan Nasabah, Membangun
Kerjasama Nasabah, Manajemen Mutu, Pemberdayaan Karyawan terhadap
Loyalitas Nasabah maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:
3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
(62)
149
Ho : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawan terhadap variabel loyalitas nasabah.
Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah,
manajemen mutu, pemberdayaan karyawanterhadap variabel loyalitas nasabah. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%
3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen (memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawan) secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen (loyalitas nasabah).
Kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawan terhadap variabel loyalitas nasabah.
(63)
150
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah, manajemen mutu, pemberdayaan karyawanterhadap variabel loyalitas nasabah.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%
3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi memahami harapan nasabah, membangun kerjasama nasabah,
manajemen mutu, pemberdayaan karyawan terhadap variabel loyalitas nasabah. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan
semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika
semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti
(64)
151 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berdiri sejak tahun 1946, Bank XXX menjadi bank pertama milik negara
yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Bank XXX mulai mengedarkan alat
pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI
atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946,
hanya beberapa bulan semenjak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang
jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai bank sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi
peran Bank XXX sebagai bank sentral. Bank XXX ditetapkan sebagai bank
pembangunan dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan
akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
XXX diubah menjadi bank komersial milik Pemerintah. Perubahan ini melandasi
pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Tahun 1992, status hukum dan nama bank XXX berubah menjadi PT.
Bank XXX (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik
diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Kemampuan Bank XXX untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
(65)
152
penyempurnaan identitas perusahan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini
juga menegaskan dedikasidan komitmen Bank XXX terhadap perbaikan kualitas
kinerja secara terus menerus. pada tahun 2004, identitas perusahaan yang
diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek ke masa depan
yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Tahun
pendirian “46” digunakan Bank XXX sebagai logo perusahaan yang berarti untuk
meneguhkan kebanggan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, Bank
XXX bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta
senantiasa menjadi kebanggan negara.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Pernyataan Visi: “Menjadi Bank Kebanggaan Nasional, yang menawarkan
layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi,
komersial dan konsumer”.
2. Misi
a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice). b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
(1)
129
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.89854277
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .063
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .841
Asymp. Sig. (2-tailed) .480
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
130
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.951 2.357 1.252 .214
memahami_harapan
_nasabah -.044 .069 -.083 -.646 .520
membangun_kerjasa
ma_nasabah -.013 .087 -.020 -.152 .880
manajemen_mutu .031 .056 .066 .558 .579
pemberdayaan_kary
awan -.054 .043 -.145 -1.238 .220
(3)
131
Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.600 3.686 -.434 .666
Memahami harapan nasabah
.452 .108 .409 4.192 .000 .773 1.294
Membangun kerjasama nasabah
.476 .137 .340 3.481 .001 .771 1.298
Manajemen
mutu .019 .088 .019 .214 .831 .921 1.086
Pemberdayaan
karyawan .260 .068 .340 3.835 .000 .933 1.072
(4)
132
REGRESI LINIER BERGANDA
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.600 3.686 -.434 .666
memahami_harapan_
nasabah .452 .108 .409 4.192 .000
membangun_kerjasa
ma_nasabah .476 .137 .340 3.481 .001
manajemen_mutu .019 .088 .019 .214 .831
pemberdayaan_karya
wan .260 .068 .340 3.835 .000
a. Dependent Variable: loyalitas_nasabah
UJI F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 227.643 4 56.911 15.000 .000a
Residual 288.357 76 3.794
Total 516.000 80
a. Predictors: (Constant), pemberdayaan_karyawan, membangun_kerjasama_nasabah, manajemen_mutu, memahami_harapan_nasabah
(5)
133
UJI t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.600 3.686 -.434 .666
memahami_harapan_
nasabah .452 .108 .409 4.192 .000
membangun_kerjasa
ma_nasabah .476 .137 .340 3.481 .001
manajemen_mutu .019 .088 .019 .214 .831
pemberdayaan_karya
wan .260 .068 .340 3.835 .000
(6)