Strategi yang Berasosiasi dengan CTL
seperti pemecahan masalah penemuan, penilaian portofolio dan ini sudah banyak terkenal pada mata pelajaran pilihan, aan tetapi mereka lebih
mempercayakan kuliah, membuat catatan, menguji fakta dan isi buku, dan instruksi guru.
Beberapa strategi lain yang dapat diterapkan dalam CTL, diantaranya: 1 Menghubungkan kepada keterkaitan siswa
2 Membawa IPA ke dalam kurikulum 3 Memerankan pekerjaan sains ke dalam bentuk simulasi.
4 Menggunakan penilaian alternatif
vi. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
Dibawah ini dijelaskan secara singkat perbedaan kedua model tersebut dilihat dari konteks tertentu.
19
1 CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan
menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif. 2 Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok,
seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar
secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
3 Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil; sedangkan
dalam pembeljaran
konvensional, pembelajaran
bersifatteoritis dan abstrak. 4 Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional kemampuan dperoleh melalui latihan-latihan.
19
Wina Sanjaya, op.cit., h.115
5 Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri; sedangkan dalam pembeajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai
dan angka. 6 Dalam CTL tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau prilaku individu didasarkan oleh factor dari luardirinya, misalnya individu
tidakmelakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekadar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.
7 Dalam CTL pengetahuan yang dimilii setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu terjadi
perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi.
Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
8 Dalam pembelajarn CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedagkan
dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
9 Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran biasa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan
dalam pembelajaran konvensional hanya terjadi di dalam kelas. 10 Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek
erkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan cara misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa,
penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan
dalam pembelajaran
konvensional keberhasilan
pembelajaran biasanya hanya diukur dengan tes.
vii. Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukan. Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan, apapun materi ang diajarkan.
20
Pembelajaran dengan penemuan inquiry merupakan satu pilar penting alam pendekatan konstruktivistik yang memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaharuan pendidikan. Burner, penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan ideny
a sebagai berikut : ” Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian, tetapi
lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut
mengambil bagian dalam proses mendapatkan pengetahuan. Mengetahui adalah suatu proses bukan suatu produk. Dengan demikian belajar dengan penemuan
dapat diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Pembelajaran inkuiri membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna. Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya serta menjawab. Inkuiri melibatkan
observasi dan pengukuran, pembuatan hipotesis dan interpretasi, pembentukan model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi, refleksi,
dan pengenalan akan keunggulan dan kelemahan metode-metodenya sendiri. Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
21
1 Merumuskan masalah 2 Mengamati atau melakukan observasi
3 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
4 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta Kencana Renada media grup 2010 hal 114
21
Ibid
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan contextual Teaching and Learning CTL dengan menggunakan
pembelajaran berbasis inkuiri adalah pendekatan yang ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keahlian yang diperlukan
memunculkan masalah dan menemukan pemecahan masalah tersebut konsep- konsep, hukum-hukum, dan teori-teori baru oleh siswa itu sendiri, sehingga siswa
menjadi penemu pemecahan masalah yang independen.