Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi pengamatan pada pertemuan kedua yaitu, Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai tertib dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat mengerjakaan LKS, siswa terlihat antusias, diskusi berjalan dengan baik. Siswa mulai menyukai dalam kegiatan tersebut dan guru memberikan penjelasan kepada siswa dalam kerja kelompok agar bekerjasama dengan baik, karena dengan terjalinnya kerjasama yang baik akan menghasilkan hasil pekerjaan yang baik pula, sehingga seluruh siswa terlihat aktif dalam tahapan ini. Pada saat mempresentasikan hasil pengamatan siswa mulai berani dalam mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa. Pada akhir pertemuan dilakukan Posttest untuk melihat hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diproleh terjadi peningkatan nilai rata-rata Posttest. Nilai rata-rata Pretest sebesar 40,14 dan nilai rata-rata Posttest siswa sebesar 71,39. Berdasarkan kategori N- gain yang diperoleh kategori sedang sebanyak 100 siswa. Peningkatan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Nuraniyah dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning dalam pembelajaran struktur daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun pelajaran 20072008 dapat meningkatkan prestasi belajar sains siswa. Terbukti dari nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 50.2, siklus 1:65.7, dan siklus 2: 78.2, sedangkan ketuntasan belajar dari kondisi awal 25, siklus 1: 70, dan siklus 2:95. 54 Pada tahap perencanaan pada siklus Kedua meliputi, Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan CTL, menentukan pokok bahasan, mengembangkan skenario pembelajaran, menyiapkan instrumen tes penguasaan konsep, pembentukan kelompok belajar siswa, dan menyiapkan sumber belajar. Pada tahap tindakan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan CTL yang tertera pada skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Kegiatan yang dilaksankan pada pertemuan pertama disiklus II adalah, 54 Titik Nuraniyah, Peningkatan Prestasi Belajar Sains melalui Model Pembelajaran Contextual dalam Pembelajaran Struktur Daun dan Fungsinya Siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun Pelajaran 20072008, Volume 5, No 4, 2008,h.31 Guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada siswa ” Mengapa kebanyakan sungai di kota besar airnya sangat kotor? ”asas bertanya. Guru memberi gambaran kepada siswa dengan mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terhadap seekor ikan yang di masukan kedalam sebuah toples yang berisi air sabun dan air bersih asas permodelan. Guru memerintahkan siswa duduk dalam kelompok asas masyarakat belajar. Guru memberikan LKS 3, tentang pencemaran air asas konstruktivisme. Guru meminta siswa mencari jenis bahan yang dapat mencemari air asas inquiry. Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut. asas refleksi. Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok asas penilaian sebenarnya. Hasil observasi pengamatan pada siklus kedua pertemuan pertama yaitu: Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran sudah mulai tertib, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tahap diskusi kelompok berjalan dengan baik dan seluruh siswa telah dapat mengerjakannya dengan baik. Pada saat mengerjakan tugas kelompok seluruh siswa siswa berpartisipasi aktif dalam melakukannya dan telah dapat membagi-bagi tugas pada kelompoknya. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi siswa terlihat lebih berani dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa. Kegiatan pada pertemuan kedua adalah, memberikan apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada siswa ” Apa yang akan terjadi jika tanah banyak mengandung sampah yang tidak dapat terurai ?”asas bertanya. Guru memberi gambaran kepada siswa dengan memberikan asas permodelan. Guru memerintahkan siswa duduk dalam kelompok asas masyarakat belajar. Guru memberikan LKS 4, tentang pencemaran Tanah asas konstruktivisme. Guru meminta siswa mencari jenis bahan yang dapat mencemari tanah asas inquiry. Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut asas refleksi. Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok asas penilaian sebenarnya Sedangkan hasil observasi pengamatan pada pertemuan kedua yaitu sebagai berikut: Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran tertib, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tahap diskusi, diskusi berjalan dengan baik dan seluruh siswa telah dapat mengerjakan LKS dengan baik dan sangat tepat. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa sudah terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sehingga siswa berani dalam mempresentasikan hasil dari diskusi dan pengamatannya. Pada akhir pertemuan dilakukan Posttest untuk melihat hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diproleh terjadi peningkatan nilai rata-rata Posttest. Nilai rata-rata Pretest sebesar 48,61 dan nilai rata-rata Posttest siswa sebesar 78,75. Berdasarkan kategori N-gain diperoleh kategori sedang sebanyak 97,22 siswa dan kategori tinggi sebanyak 2,78 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pembelajaran dengan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek penguasaan konsep. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata Posttest hasil belajar siswa. Nilai rata-rata Pretest pada siklus pertama sebesar 40,14 dan nilai rata-rata Posttest siswa meningkat sebesar 71,39. Sedangkan pada siklus kedua nilai rata-rata Pretest sebesar 48,61 dan nilai rata-rata Posttest siswa meningkat sebesar 78,75. Berdasarkan kategori N-gain pada siklus perama semua siswa 100 memperoleh kategori sedang sebanyak 100 siswa. Sedangkan pada siklus kedua kategori sedang sebanyak 83,33 siswa, dan siswa yang mengalami peningkatan pemahaman dengan kategori tinggi sebanyak 16,67 siswa. Selain meningkatkan hasil belajar pada penguasaan konsep, CTL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu konsep yang mereka pelajari. Hal ini dikarenakan dengan CTL sangat erat kaitannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari penelitian yang dilakukan dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan pemahaman konsep oleh siswa, terlihat dari peningkatan hasil belajar setelah diberikan tindakan. Hal ini sejalan dengan Muh. Yusuf dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan CTL, menunjukan data bahwa keaktifan mahasiswa mencatat kompetensi dasar yang menjadi keharusan untuk dimiliki pada setiap pertemuan, keaktifan mahasiswa mencatat indikator, keaktifan mahasiswa mencatat materi pokok yang diterangkan dosen, keaktifan mahasiswa membaca buku agar memahami pelajaran yang akan dibahas construktivisme, keaktifankeberanian dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan,keaktifan mahasiswa mahasiswa menyatakan pendapat tentang permasalahan yang sedang dipelajari, keaktifan setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusinya, keaktifan dan ketepatan dalam mengerjakan tugas baik kelompok maupun individual, didalam ruang kelas atau di luar kelas menunjukan grafik yang meningkat dari setiap siklus. 55 Pada siklus I nilai rata-rata hanya mencapai 42,56 tidak satupun siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran. Setelah diberikan tindakan yaitu pembelajaran dengan CTL dimana pada penelitian ini dibatasi pada konsep pencemaran lingkungan, diperoleh peningkatan nilai rata-rata siswa pada posttest sebesar 74,66. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Setelah diberikan tindakan yaitu sebesar 48,33 pada saat pretest dan sebesar 78,28 pada saat posttest. Nilai rata-rata posttest siklus II juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest siklus I. Seluruh siswa telah memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini sesuai dengan apa yang disimpulkan oleh Anak Agung Oka dalam penelitianya yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual ” menyimpulkan pertama, dengan pembelajaran Contexual Teaching and Learning CTL dalam pembelajaran Sains kelas VII di SMP Negeri 4 Metro dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kedua. dengan pembelajaran Contexual Teaching and Learning CTL dalam pembelajaran Sains di SMP Negeri 4 Metro dapat memperkuat daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Hal tersebut dari semakin tingginya kemampuan siswa mengingat materi yang dipelajarinya yang semula hanya 1-3 hari menjadi 5 hari sampai dengan 15 hari. 56 Pada siklus II ini, siswa yang dinyatakan mengalami pemahaman tuntas pada konsep ini sebanyak 30 orang 83,33. Dengan demikian kelas 7 55 Muh. Yusuf, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan CTL, Volume I, Nomor 19,2006,h. 149 56 Anak Agung Oka, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual,Bioedukasi Volume 2,Nomor 2,2011,h.90 dinyatakan mengalami pemahaman dan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran Konsep Pencemaran Lingkungan. Pada siklus II, penelitian dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan pemahaman siswa dan ketuntasan belajar kelas serta tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas VII MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar IPA yang diperoleh pada saat posttest dibandingkan dengan hasil pretes, yaitu Nilai rata-rata posttest pada siklus I yaitu 71,39, dengan persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 63,89 dan peningkatan jumlah siswa yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 23 orang. Sedangkan nilai rata-rata posttest pada siklus II yaitu 78,28, dengan persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 97,22 , dan peningkatan jumlah siswa yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 35 orang. Dengan demikian, nilai rata-rata N-Gain pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari 0,55 menjadi 0,59, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata N Gain siklus I dan siklus II.

B. Saran

1. Dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and learning CTL hendaknya disediakan alokasi waktu yang cukup agar diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. 2. Guru hendaknya dapat memperkenalkan berbagai metode atau model pembelajaran kepada siswa agar tidak merasa jenuh pada penggunaan satu metode atau satu model saja, dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran yang aktif sehingga kemampuan siswa dapat lebih digali dan dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Sekolah. Bandung: Rizqi Press.2009. Ahmadi, Iif Khoiru, Amri Sofan, dan Elisah Titik. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2011. Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:Rosda. 2009. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009. BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:2006. Hakim, Lukman. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:CV Wacana Prima. 2011. Hamalik , Oemar. Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara.2010. Idris, Environmental Kuznets Curve: Bukti Empiris Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitas Lingkungan di Indonesia, Padang:Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2012. Isnaeni, Herliyana. Penerapan Pembelajaran Kontekstual CTL Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Mengembangkan Keterampilan Menjelaskan Sisw.skripsi. 2010. Johnson , Elaine B. Contextual Teaching Learning: Menjadikan kegiatan belajar-mengajar ….., Bandung: Mizan Learning Center MLC.2007. Kartikasari, Redno. Penerapan Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching And Learning dengan metode Eksperimen untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 20102011, Jurnal Skripsi,2011 Ketter, Catherine Teare and Jonathan Arnold. CTL: Case Study of Nancy a High School Science Novice Teacher. Universitas of Georgia: 2003. [online] http:www.coe.uga.eductlcasestudyBSmith.pdf. Kurniastuti, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Melalui Pendekatan Pembelajaran CTL Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas Vii Semester Genap SMP Negeri I Doro Kabupaten Pekalongan TP. 20042005,Skripsi,2006 Laila, Noor Alfu.Pengaruh Pendekatan Ctl Contextual Teaching And Learning Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD. Cakrawala Pendidikan: November 2009. Th. XXVIII, No. 3. 2009 Meltzer,David E. Addendum To: The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores. Diakses 21 Juni 2010 dari http:www.physics.ia.state.eduperdocsaddendum_on_normalized_ gain. pdf Nuraniyah,Titik. Peningkatan Prestasi Belajar Sains melalui Model Pembelajaran Contextual dalam Pembelajaran Struktur Daun dan Fungsinya Siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun Pelajaran 20072008. Volume 5. No 4. 2008. Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL Contextual Teaching And Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar,Vol IX, No 1,2009. Oka, Anak Agung. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual. Bioedukasi Volume 2,Nomor 2. 2011. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:Prenada Media Group. 2008. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana.2010. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta. 2003. Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: 2006. Sudarman, Pola Peningkatan Kualitas Pembelajaran Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 9 Semarang Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Berwawasan Sets 1. Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 36, No. 1, Juni 2007. Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip Operasionalnya. Yogyakarta:Bumi Aksara.2008. Sukarjo, M dan Komarudin Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasiny.Jakarta: Rajawali Pers. 2009.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Smp/Mts Kelas Vii Pada Konsep Pencemaran Lingkungan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Al Khairiyah Tajur Citeureup)

1 14 154

Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips Di Sma An-Najah Rumpin-Bogor

0 5 422

Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon Dan Senyawa Hidrokarbon (Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 1 Jasinga)

1 7 311

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Melalui Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii Di Smp Giri Taruna

0 6 14

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Simulasi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas Vii Di Mts Hidayatul Umam

2 21 129