Selama pelaksanaan pembalajaran siklus II ini siswa memberikan respon yang semakin baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan
aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. Dengan pertanyaan guru yang lebih variatif maka siswa
yang menjawab pertanyan menjadi lebih banyak dan seluruh siswa dapat mengikuti games dengan penuh semangat.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 76,47. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa harus mencapai 70. Berdasarkan tes hasil belajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai
rata-rata dengan nilai terendah 70. Hal ini juga menunjukkan bahwa
tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa
mencapai nilai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 65.
Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran
tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan sangat baik
sehingga dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes digunakan tes formatif
yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS
Lembar Kerja Siswa. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa pada tiap pertemuan dan tiap siklus sebagai
implikasi dari PTK. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara
yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar observasi diisi pada setiap pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada setiap akhir siklus. Untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi
memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya atau
tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan kebenaran data. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data
yang absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa
apakah menunjukkan
peningkatan dengan
diterapkannya model pembelajarn tematik. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang
berbeda. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan
menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran matematika,
bagaimana aktivitas belajar siswa dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa didapat informasi dari keadaan yang sebenarnya, wawancara dilakukan secara
berulang, yaitu pada jam istirahat setiap pertemuan. Adapun siswa yang dipilih saat wawancara, diambil berdasarkan prestasi belajarnya yang rendah,
sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa dalam kelas secara keseluruhan. Wawancara juga dilakukan
terhadap guru kolaborator untuk memperoleh informasi dari sumber yang
berbeda.
G. Analisis Data