KGD yang ditargetkan, maka akan diberikan pengobatan menggunakan insulin. Sebelum pasien melakukan pengobatan dengan insulin, dokter akan menjelaskan
kepada pasien mengenai cara menggunakan insulin secara mandiri. Nama dagang insulin yang digunakan di Klinik Alifa adalah Levemir, Lantus, Novorapid dan
Novomix.
Hal ini sesuai dengan penelitian Udur R.F. Simamora 2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010, penatalaksanaan medis paling banyak
menggunakan OHO 84,2 dan paling sedikit menggunakan insulin 13,9.
5.9 Kadar Gula Darah Akhir
Proporsi penderita DM yang di rawat jalan berdasarkan KGD akhir di Klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar
dibawah
Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Penderita DM yang di Rawat Jalan
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di Klinik Alifa Diabetic
Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.13 diatas dapat diketahui bahwa dari 60 pasien DM yang tercatat KGD akhir pasien DM paling banyak pada KGD buruk 86,7 dan
86,7 10
3,3 KGD Akhir
Buruk Sedang
Baik
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit pada KGD baik 3,3. Pemantauan pengendalian di Klinik Alifa menggunakan tes KGD puasa. Dari 207 data penderita DM, data KGD akhir yang
tidak tercatat sebanyak 147 data. Menurut PB PAPDI 2006, kriteria pengendalian DM dengan KGD puasa yaitu baik 80-
100
, sedang
100- 125
dan buruk
126
.
Klinik Alifa tidak melakukan pengendalian dengan tes HbA1C karena biaya laboratorium yang mahal, sehingga dokter tidak
bisa memaksakan kepada pasien untuk melakukan pengendalian KGD dengan tes HbA1C.
Setiap pasien yang datang berkunjung ke Klinik Alifa dilakukan pengecekan KGD, dari 207 data terdapat 60 pasien yang memiliki pencatatan KGD akhir, hal
ini disebabkan oleh pasien lebih banyak yang berkunjung dalam setahun yaitu 6
kali dalam setahun yaitu 77,8. Kunjungan paling sedikit adalah 1 kali kunjungan dalam setahun, sehingga tidak terdapat pencatatan KGD akhir.
5.10 Analisa Statistik 5.10.1 Umur Berdasarkan Tipe DM
Proporsi umur penderita DM berdasarkan tipe DM yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar
dibawah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.14 Diagram Batang Proporsi Umur Penderita DM Berdasarkan Tipe DM yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.14 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 1 paling besar pada umur
40 tahun 80 sedangkan proporsi penderita DM tipe 2 paling banyak pada umur 40 tahun 94,1.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,000 secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi
tipe DM dengan umur. DM tipe 1 lebih banyak diderita pada umur
40 tahun, bahkan separuh dari pengidap penyakit DM tipe 1 didiagnosa saat mereka berumur kurang dari 20
tahun. Dan DM tipe 2 lebih banyak di derita oleh pasien yang berumur 40 tahun hampir seluruh orang yang didiagnosa sebagai pengidap DM tipe 2 diketahui
setelah berumur diatas 30 tahun. Risiko DM tipe 2 meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Separuh dari kasus baru DM tipe 2 terjadi pada kelompok
umur 55 tahun Soewondo, 2007. Beberapa pasien DM yang datang sudah lama mengalami gejala DM, namun
apabila gejalanya dirasakan semakin parah lalu datang ke fasilitas kesehatan 80
5,9 20
94,1
20 40
60 80
100
DM Tipe 1 DM Tipe 2
P ro
p o
rs i
Tipe DM Umur Berdasarkan Tipe DM
≤40 Tahun 40 Tahun
Universitas Sumatera Utara
untuk memeriksakan keadaannya. Sehingga semakin lama seseorang tidak mengetahui atas gejala DM yang dialaminya, maka akan semakin tua umurnya
baru ia mengetahui bahwa ia menderita penyakit DM dan hal ini juga akan
menyebabkan ia semakin berisiko untuk terjadi komplikasi.
5.10.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe DM
Proporsi jenis kelamin penderita DM berdasarkan tipe DM yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 5.15 Diagram Batang Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Berdasarkan Tipe DM yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
40 49,5
60 50,5
10 20
30 40
50 60
70
DM Tipe 1 DM Tipe 2
P ro
p o
rs i
Tipe DM Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe DM
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.15 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 1 paling banyak pada perempuan 60 sama halnya dengan proporsi
penderita DM tipe 2 paling banyak pada perempuan 50,5. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
nilai p=1,000 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin dengan tipe DM. Jenis kelamin tidak berbeda secara
bermakna pada tipe DM baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2. Pada DM tipe 2 hal ini disebabkan oleh sebagian besar pasien sudah lama
menderita penyakit DM paling banyak sudah lebih dari 5 tahun, maka komplikasi kronik adalah komplikasi yang paling banyak diderita oleh pasien DM.
5.10.3 Jenis Komplikasi Berdasarkan Tipe DM
Proporsi jenis komplikasi penderita DM berdasarkan tipe DM yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 5.16 Diagram Batang Proporsi Jenis Komplikasi Penderita DM Berdasarkan Tipe DM yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
50
7,4 50
92,6
20 40
60 80
100
DM Tipe 1 DM Tipe 2
P ro
p o
rs i
Tipe DM
Jenis Komplikasi Berdasarkan Tipe DM
Komplikasi Akut
Komplikasi Kronik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.16 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 1 memiliki proporsi yang sama yaitu komplikasi akut 50 dan
komplikasi kronik 50. Sedangkan proporsi penderita DM tipe 2 paling banyak pada pasien dengan komplikasi kronik 92,6.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,155 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
proporsi jenis komplikasi dengan tipe DM. Jenis komplikasi tidak berbeda secara bermakna pada tipe DM baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2.
Pada DM tipe 2 hal ini disebabkan oleh sebagian besar pasien DM sudah lama menderita penyakit DM paling banyak sudah lebih dari 5 tahun, maka
komplikasi kronik adalah komplikasi yang paling banyak di derita oleh pasien DM. Menurut Soegondo 2004, komplikasi DM tipe 1 baik akut maupun kronik
jarang ditemui disebabkan karena penderita DM tipe 1 jumlah penderitanya sedikit di Indonesia.
5.10.4 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi
Proporsi umur penderita DM berdasarkan jenis komplikasi yang di rawat jalan
di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17 Diagram Batang Proporsi Umur Penderita DM Berdasarkan Jenis Komplikasi yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.17 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita komplikasi akut paling banyak pada kelompok umur 40 tahun 80 sama
halnya dengan proporsi penderita komplikasi kronik paling banyak pada kelompok umur 40 tahun 95,6.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,099 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
proporsi umur dengan jenis komplikasi. Umur tidak berbeda secara bermakna pada jenis komplikasi, baik komplikasi akut maupun komplikasi kronik.
Menurut Tandra 2008, penderita DM yang berumur 40 tahun cenderung mengalami komplikasi karena semakin panjang usia harapan hidup penderita DM,
maka glukosa darah semakin tidak terkontrol dan semakin mudah untuk terjadi komplikasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Udur R.F. Simamora 2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010, proporsi penderita komplikasi akut
paling banyak pada umur 40 tahun 95 dan komplikasi kronik paling banyak
20 4,4
80 95,6
20 40
60 80
100 120
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik
P ro
p o
rs i
Jenis Komplikasi Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi
≤40 Tahun 40 Tahun
Universitas Sumatera Utara
pada umur 40 tahun 95,6. Hasil uji statistik menggunakan Exact Fisher
diperoleh nilai p=1,000 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi umur dan kategori komplikasi.
5.10.5 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi
Proporsi jenis kelamin penderita DM berdasarkan Jenis Komplikasi yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.18 Diagram Batang Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Berdasarkan Jenis Komplikasi yang di Rawat Jalan di Klinik
Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.18 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita komplikasi akut paling banyak pada laki-laki 60 sedangkan proporsi penderita
komplikasi kronik paling banyak pada perempuan 52,6.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,521 artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
proporsi jenis kelamin dengan jenis komplikasi. Jenis kelamin tidak berbeda
secara bermakna pada jenis komplikasi, baik komplikasi akut maupun kronik.
60 47,4
40 52,6
10 20
30 40
50 60
70
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik
P ro
p o
rs i
Jenis Komplikasi Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan penelitian Udur R.F. Simamora 2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010, proporsi penderita komplikasi akut
lebih banyak pada laki-laki 55 dan kronik lebih banyak pada perempuan 62,3. Hasil uji statistik menggunakan Exact Fisher diperoleh nilai p=0,146
tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi umur dan komplikasi.
5.10.6 Pekerjaan Berdasarkan Jenis Komplikasi
Proporsi pekerjaan penderita DM berdasarkan jenis komplikasi yang di rawat
jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada
Gambar 5.19 Diagram Batang
Proporsi Pekerjaan
Penderita DM
Berdasarkan Jenis Komplikasi yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.19 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita komplikasi akut paling banyak pada pasien yang bekerja 70 sama halnya
dengan proporsi penderita komplikasi kronik paling banyak pada pasien yang bekerja 51,8. Pada pasien DM tipe 1 dan tipe 2 komplikasi akut yang paling
banyak pada pasien yang bekerja. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai
p0,05 p=0,334 artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna 70
51,8 30
48,2
20 40
60 80
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik
P ro
p o
rs i
Jenis Komplikasi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Komplikasi
Bekerja Tidak Bekerja
Universitas Sumatera Utara
antara proporsi jenis komplikasi dengan pekerjaan. Pekerjaan tidak berbeda secara bermakna pada jenis komplikasi, baik komplikasi akut maupun kronik.
5.10.7 Lama Riwayat DM Berdasarkan KGD Akhir
Proporsi lama riwayat DM berdasarkan KGD akhir penderita DM yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.20 Diagram Batang Proporsi Lama Riwayat DM Berdasarkan KGD Akhir Penderita DM yang di Rawat Jalan di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.20 diatas dapat diketahui bahwa dari 29 lama riwayat DM, proporsi penderita DM dengan KGD akhir baik paling banyak pada pasien
dengan lama riwayat DM 5 tahun 100, KGD akhir sedang memiliki
proporsi yang sama yaitu pasien dengan lama riwayat DM 5 tahun 50 dan
lama riwayat DM 5 tahun 50 dan KGD akhir buruk paling banyak pada
pasien dengan lama riwayat DM 5 tahun 52. Analisis statistik
100
50 48
50 52
20 40
60 80
100 120
Baik Sedang
Buruk
P ro
p o
rs i
KGD Akhir Lama Riwayat DM Berdasarkan KGD Akhir
≤5 tahun 5 tahun
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel 66,7 dengan expected count kurang dari 5.
Menurut Soegondo 2004, tujuan pengelolaan DM adalah menciptakan dan mempertahankan rasa sehat, memperbaiki kualitas hidup, mencegah komplikasi
akut dan kronik, mengurangi laju perkembangan komplikasi yang telah ada dan mengurangi jumlah kematian. Penderita DM tipe 1 dan tipe 2 yang menjaga kadar
glukosa plasma rata-rata tetap rendah menunjukkan insidensi komplikasi mikrovaskuler yang tetap rendah. Maka dari itu, penyandang DM
direkomendasikan untuk mencapai dan menjaga KGD mencapai normal dan baik. Pemantauan Kadar Glukosa Sendiri PKGS yang dilakukan pasien DM
dirumah dapat mencegah dan mendeteksi hipoglikemia, mencegah hiperglikemia, memberikan informasi kepada dokter atau perawat mengenai kendali glikemik
setiap hari dan memberikan informasi kepada penderita DM mengenai penyesuaian diet dan pengobatan terutama berkaitan dengan latihan jasmani
Soegondo, 2004.
5.10.8 Lama Riwayat DM Berdasarkan Jenis Komplikasi
Proporsi lama riwayat DM berdasarkan jenis komplikasi penderita DM yang di rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.21 Diagram Batang Proporsi Lama Riwayat DM Berdasarkan Jenis Komplikasi Penderita DM yang di Rawat Jalan di Klinik
Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.21 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan lama riwayat DM
5 tahun paling banyak dengan komplikasi kronik 100 proporsi penderita DM dengan lama riwayat DM 5 tahun paling banyak
dengan komplikasi kronik 54,5. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
nilai p=0,051 secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi lama riwayat DM dengan jenis komplikasi. Jenis komplikasi tidak
berbeda secara bermakna pada lama riwayat DM. Komplikasi akut merupakan keadaan gawat darurat yang dapat terjadi
pada perjalanan penyakit DM, komplikasi akut masih menjadi masalah utama karena angka kematiannya yang masih tinggi. Komplikasi kronik pada dasarnya
terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh tubuh angiopati diabetik. Jika KGD tetap tinggi akan timbul penyulit pada berbagai organ tubuh seperti
pembuluh darah otak menyebabkan stroke, pembuluh darah mata menyebabkan 100
45,5 54,5
20 40
60 80
100 120
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik
P ro
p o
rs i
Jenis Komplikasi Lama Riwayat DM Berdasarkan Jenis Komplikasi
≤5 tahun 5 tahun
Universitas Sumatera Utara
kebutaan, pembuluh darah jantung menyebabkan penyakit jantung koroner, pembuluh darah ginjal menyebabkan penyakit ginjal kronik dan pembuluh darah
kaki menyebabkan luka sukar sembuh. Kalau sudah terjadi penyulit, usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut menjadi normal sangatlah sulit, kerusakan yang
sudah terjadi umumnya akan menetap Soegondo, 2004.
5.10.9 Jumlah Kunjungan Berdasarkan KGD Akhir
Proporsi jumlah kunjungan berdasarkan KGD akhir penderita DM yang di
rawat jalan di klinik Alifa Diabetic Centre Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat
Gambar 5.22 Diagram Batang Proporsi Jumlah Kunjungan dalam Setahun Berdasarkan KGD Akhir Penderita DM yang di Rawat Jalan
di Klinik Alifa
Diabetic Centre Medan Tahun 2013-2014
Berdasarkan gambar 5.22 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan KGD akhir baik paling banyak pada pasien dengan jumlah kunjungan
6 kunjungan 100, KGD akhir sedang memiliki proporsi yang sama yaitu pasien dengan jumlah kunjungan
6 kunjungan 50 dan 6 kunjungan 50 dan KGD akhir buruk paling banyak pada pasien dengan jumlah kunjungan
6 100
50 55,8
50 44,2
20 40
60 80
100 120
Baik Sedang
Buruk
P ro
p o
rs i
KGD Akhir Jumlah Kunjungan Berdasarkan KGD Akhir
≤6 kunjungan
6 kunjungan
Universitas Sumatera Utara
kunjungan 55,8. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel 66,7 dengan expected count kurang dari 5.
Saat ini pilar utama pengelolaan DM meliputi penyuluhan, pengaturan makan, kegiatan jasmani dan pemakaian OHO maupun insulin. Penatalaksanaan
DM terdiri dari terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi non farmakologis diberikan jika terapi farmakologis yang telah dilakukan tidak dapat
mengendalikan KGD yang diharapkan. Terapi non farmakologis berupa terapi gizi medis berupa pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi
penderita DM dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual, jenis bahan makanan, penghitungan jumlah kalori dan latihan jasmani
Sudoyo,2006. Pemantauan kendali glikemik DM merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan DM. Kendali glikemik yang baik telah terbukti
menurunkan risiko komplikasi makrovaskular jangka panjang Soegondo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Proporsi karakteristik penderita DM berdasarkan umur dan jenis kelamin paling besar pada kelompok umur 55-63 tahun yaitu laki-laki 10,6 dan
perempuan 19,8. 6.1.2 Proporsi karakteristik penderita DM berdasarkan sosiodemografi paling
besar yaitu : agama Islam 74,4, tidak bekerja 37,7, luar Kecamatan Medan Maimun 67,1 dan status kawin 86,5.
6.1.3 Proporsi penderita DM berdasarkan riwayat anggota keluarga paling besar yaitu ada riwayat anggota keluarga 64,7.
6.1.4 Proporsi penderita DM berdasarkan tipe DM paling besar yaitu DM tipe 2 97,6.
6.1.5 Proporsi penderita DM berdasarkan jumlah kunjungan dalam setahun paling besar yaitu
6 kali kunjungan 78,7. 6.1.6 Proporsi penderita DM berdasarkan komplikasi paling besar yaitu ada
komplikasi 59,4. 6.1.7 Proporsi penderita DM berdasarkan jenis komplikasi paling besar yaitu
neuropati diabetik 41,9. 6.1.8 Proporsi penderita DM berdasarkan lama riwayat DM paling besar yaitu
5 tahun 55,2.
Universitas Sumatera Utara
6.1.9 Proporsi penderita DM berdasarkan penatalaksanaan medis paling besar yaitu OHO 75,4.
6.1.10 Proporsi penderita DM berdasarkan kadar gula darah akhir paling besar yaitu buruk
126 86,7.
6.1.11 Terdapat perbedaan bermakna antara umur dan tipe DM p=0,000. 6.1.12 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis kelamin dengan tipe DM
p=1,000. 6.1.13 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis komplikasi dengan tipe
DM p=0,155. 6.1.14 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara umur dengan jenis komplikasi
p=0,099. 6.1.15 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis kelamin dengan jenis
komplikasi p=0,521. 6.1.16 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pekerjaan dengan jenis
komplikasi p=0,334. 6.1.17 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara lama riwayat DM dengan jenis
komplikasi p=0,051. 6.1.18 Analisa perbedaan proporsi lama riwayat DM berdasarkan KGD akhir
tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel 66,7 dengan expected count 5.
6.1.19 Analisa perbedaan proporsi jumlah kunjungan dalam setahun berdasarkan KGD akhir tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel 66,7 dengan
expected count 5.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran