makan selingan. Tujuan perencanaan makan pada penderita DM adalah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas
normal, mengendalikan dan mencapai berat badan normal, mencegah timbulnya komplikasi dan menjadikan keadaan sehat dan nyaman
Soegondo, 2004. Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik kronik yang
pengelolaannya perlu dilaksanakan secara holistik dan pemeliharaan seumur hidup. Perencanaan pola makan merupakan slah satu pilar
pengelolaan DM, meski sampai pada saat ini tidak ada satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar
yang dianjurkan, yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik
sebagai berikut : Karbohidrat = 60-70, protein = 10-15 dan lemak = 20-25 Soegondo, 2004.
2.8.3 Pencegahan Sekunder
Individu yang sudah diketahui mengidap penyakit DM harus diberi kemudahan untuk memperoleh penyuluhan kesehatan tentang penyakit DM,
dukungan diet, sistem pendukung sosial, asuhan medis dan asuhan keperawatan. Dengan demikian, deteksi awal terhadap komplikasi dapat
diketahui dan dapat diberi tindakan yang tepat agar perkembangan komplikasi dapat dicegah. Program untuk mendeteksi dan mengendalikan hipertensi,
perawatan mata, perawatan kaki dan berhenti merokok merupakan program pencegahan sekunder DM
Baradero, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Jika DM sudah menyerang, maka komplikasi segera mengancam. Oleh karena itu, segera dilakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan
komplikasi pada berbagai organ target. Terhadap kemungkinan komplikasi pada mata, dilakukan pemeriksaan mata secara teratur, dan jika dapat
dilakukan pengobatan dengan cepat dan tepat dapat mencegah 90 kemungkinan komplikasi kebutaan. Perawatan yang tepat terhadap kaki,
dengan pemeriksaan dan pendidikan pasien dapat mencegah 85 kemungkinan diamputasi. Pengendalian dan pengobatan hipertensi dapat
mengurangi komplikasi penyakit jantung dan stroke sekitar 33-50 dan 33 kegagalan ginjal Bustan, 2007.
a. Diagnosis Dini Diabetes Mellitus
Diagnosa awal dapat dilakukan dengan melakukan penyaringan atau screening, yaitu pemeriksaan kadar gula darah para kelompok beresiko. Pada
dasarnya DM mudah didiagnosis, dengan bantuan pemeriksaan sederhana, terlebih dengan teknologi yang canggih. Hanya saja keinginan masyarakat
untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan masih kurang Bustan, 2007.
Penyaringan atau screening dikerjakan pada semua individu dewasa dengan IMT
25 kgm
2
dengan faktor resiko lain sebagai berikut : aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga mengidap DM, wanita dengan riwayat
melahirkan bayi yang beratnya 400 gr, Hipertensi, Kolesterol, Wanita
dengan riwayat menderita PCOS, riwayat toleransi glukosa terganggu atau
Universitas Sumatera Utara
glukosa darah puasa terganggu dan keadaan lain yang berhubungan dengan resistensi insulin. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaa
penyaringnya negatif, penyaringan ulangan dilakukan tiap tahun. Bagi kelompok usia 45 tahun tanpa faktor resiko, penyaringan dapat dilakukan
setiap 3 tahun atau lebih cepat tergantung dari klinis masing-masing orang Sudoyo dkk, 2006.
a. Penatalaksanaan Medis
Intervensi famakologik ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum tercapai dengan pengaturan makanan. Dalam pengobatan ada 2 macam obat
yang diberikan, yaitu pemberian obat secara oral atau disebut juga Obat Hipoglikemik Oral OHO dan pemberian secara injeksi yaitu insulin. Selain
dua macam pengobatan tersebut, dapat juga dilakukan dengan terapi kombinasi yaitu dengan memberikan kombinasi dua atau tiga kelompok OHO
jika dengan OHO tunggal sasaran kadar glukosa darah masih belum tercapai. Dapat juga menggunakan kombinasi OHO dengan insulin apabila kegagalan
pemakaian OHO baik tunggal maupun kombinasi PB PAPDI, 2006. Pengobatan OHO memiliki beberapa golongan obat, yaitu golongan
sulfoniluria untuk merangsang sel beta pankreas mengeluarkan insulin, golongan biguanid untuk menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan
tidak menyebabkan hipoglikemia, golongan glukosidase inhibitor untuk menghambat kerja insulin dalam saluran cerna agar menurunkan penyerapan
glukosa dan insulin sensitizing agent untuk meningkatkan sensitifitas berbagai
Universitas Sumatera Utara
masalah akibat resitensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia. Pengobatan Insulin memiliki tiga jenis berdasarkan cara kerjanya, yaitu insulin dengan
cara kerja cepat, sedang dan lambat Riyadi, 2008.
2.8.4 Pencegahan Tersier