Karya Tulis Kiprah KH. Muhammad Djunaidi di Masyarakat

satu buah Masjid, satu rumah kyai dan tanah yang cukup luas, sehingga proses belajar santri dapat belajar sebagaimana mestinya. Meskipun bangunan sampai saatini belum terselesaikan. Bahkan menurut rencana pembangunan Pondok Pesantren ini akan ditambah dengan mendirikan fasilitas yang belum tersedia di komplek Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien. Semula berdirinya Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien merupakan bentuk perhatian KH. Muhammad Djunaidi dengan nasib dan kondisi anak-anak muda yang kurang mendapat perhatian dari keluarganya terutama pemuda-pemuda yang mengalami masalah, seperti pecandu narkoba dan para pemuda yang prustasi. Para pemuda ini kebanyakan tidak mendapat perhatian dari keluarganya, khususnya dari kedua orang tuanya. Pesantren ini mencoba untuk menampung mereka, mendekati mereka, dan memberikan bimbingan kepada mereka melalui metode dzikir dengan bebas biaya. Alasan ini yang memotifasi proses awal pendirian Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien. Namun setelah berjalan beberapa waktu, ternyata masyarakat di lingkungan sekitarnya menuntut dibukanya suatu lembaga pendidikan, Majlis ta’lim, kajian kitab kuning seperti Tauhud, Fiqih dan lain-lain. Berangkat dari tuntunan masyarakat itulah, akhirnya Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien dibuka untuk umum. Pondok Pesantren Hidayatul mubtadi’in berdiri di atas tanah pribadi milik KH. Muhammad Djunaidi. Yang luasnya Kurang lebih sekitar 1000 M2. Diatas tanah ini berdiri bangunan-bangunan yang merupakan komponen dari sebuah Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien, di antaranya adalah dua kamar santri, satu buah masjid sebagai sarana ibadah dan satu buah rumah KH. Muhammad Djunaidi. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di tengah-tengah masyarakat luas, di samping aktifitas Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien dihadiri oleh para santri, pondok pesantren ini membuka pengajian mingguan yang diikuti oleh ibu-ibu dan bapak-bapak yang berada di lingkungan pondok pesantren maupun di luar lingkungan Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien. Berawal dari pembangunan Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien pada tahun 2001 maka pimpinan KH. Muhammad Djunaidi sering mendapatkan titipan remaja dari orang tua yang menghendaki menjadi anak yang shaleh, tetapi sebagian titipan remaja itu termasuk remaja yang tingkat kenakalannya melebihi tingkat kenakalan para remaja pada umumnya, bahkan mereka sudah terlibat dengan penyalahgunaan narkoba dan zat-zat adiktif lainnya yang dapat merusak moral sehingga akan berperilaku menyimpang. Pada tahun 2001 KH. Muhammad Djunaidi mulai memeberikan bimbingan religius bagi yang memerlukan di komplek Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien yaitu orang yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba dan masyarakat sekitar meyebut KH. Muhammad Djunaidi dengan sebutan “ahlu hikmah” dengan bertujuan kepada Allah dan beribadah kepada sesama manusia dalam arti tolong menolong terhadap orang yang moralnya menyimpang dari aturan agama.