media tentang bahaya narkoba, pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.
2. Pencegahan Skunder secondary Prevention
Pencegahan ini dilakukan “kepada orang-orang yang sedang coba- coba menyalahgunakan narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi
dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba”
14
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini adalah deteksidini anak
yang menyalahgunakan narkoba, konseling bimbingan sosial melalui kunjungan rumah penrangan dab pendidikan pengembangan individu life
skills antara lain tentang keterampilan berkomunikasi, keterampilan menolak tekanan orang lain dan keterampilan mengambil keputusan dengan baik.
3. Pencegahan Tertier Tertiary Prevention
Pencegahan ini dilakukan “kepada orang yang sedang menggunakan narkoba danyang pernah atau mantan pengguna narkoba, serta komponen
masyarakat yang berpotensidapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan membantu mantan pemakai narkoba untuk dapat menghindari”9
15
. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain
konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok linggkungannya.
14
Ibid., h. 77-80.
15
Ibid h. 81-83
Sehubungan dengan interaksi faktor narkoba, individu, dan lingkungan sebagai penyebab penyalahgunaan narkoba seperti yang telah diuraikan, ada
empat model penanggulangan yang terdapat di dunia dan upaya pencegahannya
16
. Setiap model mempunyai strategi atau cara pendekatan sesuai disiplin ilmu dari setiap model.
a. Model Moral Legal
Model ini menganut model tradisional atau konvensional yaitu “para penegak hukum, tokoh agama, dan kaum moralis”. Disini narkoba dianggap
sebagai penyebab masalah. Obat atau zat digolongkan pada berbahaya dan tidak berbahaya. Obat berbahaya adalah obat yang membahayakan
kehidupan manusia, berbahaya atau tidak aman, dan penggunaanya bertentangan secara sosial dan legal. Oleh karena itu, pengedar atau penjual
dan penggunanya secara moral sosial dan legal adalah pelaku kejahatan yang harus dihukum dan dijauhan dari lingkungan sosialnya.
Ahli farmakologi memandang penggunaan narkoba dari sudut ilmiah objektif, bebas dari pengaruh nilai dan subjektivitas, Artinya pengaruh
pengguna narkoba terhadap tubuh ditentukan oleh faktor-faktor seperti dosis, cara pakai, frekwensi pemakaian, dan kondisi tubuh pemakai, terlepas dari
hal-hal yang bersifat subjektif dan dari nilai baik buruknya. Di lain pihak, masyarakat lebih cenderung melihat penyalahgunaan narkoba dari perasaan
16
Ibid h. 57