Aksesibilitas dan Mobilitas Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

3.2.1. Aksesibilitas dan Mobilitas

Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tataguna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transortasi yang menghubungakannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tataguna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah susahnya lokasi tersebut dicapai melalui jaringan transportasi 7 Moda dan jumlah transportasi dalam sutu jaringan lebih menjelaskan tentang aksesibiitas ini. Misalkan terdapat pelayanan bus yang baik antara dua . Ada yang mengatakan aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antar kedua tempat itu tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat berjauhan aksesibilitas antara keduanya rendah. Jadi, tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karen aktivitas tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karen aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata heterogen. Akan tetapi peruntukan lahan tertentu seperti bandara, lokasinya tidak bisa sembarangan dan biasanya terletak jauh dari luar kota karena ada batasan dari segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain lain. Dikatakan bahwa aksesibilitas ke badara tersebut pasti selalu rendah karena letaknya yang jauh dari luar kota. Namum meskipun letaknya jauh, aksesibilitas ke bandara dapat ditingkatkan dengan menyediakan jaringan transportasi. 7 Tamin. Ofyar Z. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Tekonologi Bandung, 1997 hal. 52. Universitas Sumatera Utara tempat dalam suatu daeah perkotaan. Akan tetapi bagi orang miskin yang tidak mampu membeli karcis aksebilitas antar kedua lokasi itu akan rendah.

3.2.2. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas, bangkitan lalu lintas mencakup lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi dan lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi 8 i j a b . Bangkitan dan tarikan pergerakan terlihat secara diagram pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Bangkitan a dan Tarikan Pergerakan b Perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau barang angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraanjam. Hal ini akan mempengaruhi volume kendaraan yang ada pada lalu lintas. 8 Tamin. Ofyar Z. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Tekonologi Bandung, 1997 hal. 59. Universitas Sumatera Utara Bangkitan dan tarikan lalulintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan yaitu jenis tataguna lahan dan jumlah aktivitas dan insensitas pada tata guna lahan tersebut. Jenis tata guna lahan yang berbeda pemukiman, pendidikan, dan komersil mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda pada jumlah lalu lintas, jenis lalu lintas pejalan kaki, truk, mobil dan lalu lintas pada waktu tertentu kantor menghasilkan arus lalu lintas pada pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari. Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial, ekonomi. Bangkitan dan tarikan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya.

3.2.3. Sebaran Pergerakan