Masalah model normatif biasanya berbentuk penemuan nilai-nilai dari varibel-variabel yang dapat dikendalikan variabel keputusan yang akan
menghasilkan manfaat yang paling besar seperti yang diukur oleh variabel hasil atau pencapai tujuan.
3.5.2. Model Simulasi Diskrit dan Model Simulasi Kontinu
Peristiwa terdiri dari 2 jenis yaitu diskrit dan kontinu. Jika objek yang diamati berupa air yang mengalir dan yang diukur adalah kecepatan aliran dari
waktu ke waktu, maka nilai hasil pengamatan terdiri dari kecepatan aliran dalam bentuk nilai kontinu. Tetapi jika kecepatan alir air yang dipetik secara berselang,
misalnya sekali dalam 2 hari, maka nilai-nilai yang diperoleh termasuk nilai disktrit.
17
time Continuous-change state varible
Discrete-change state variable
Va lu
e
. Secara grafik model simulasi diskrit dan kontinu disajikan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Grafik Perubahan Status Data Diskrit dan Kontinu
Model Simulasi Sistem Diskrit Discrete Event System Simulationadalah model simulasi dimana perubahan statusnya terjadi pada titik-titik dalam waktu
17
Humala L. Napitupulu, Simulasi Sistem Permodelan dan Analisis, USU Press., Medan, 2009, Hal 37 - 38.
Universitas Sumatera Utara
yang dipicu oleh kejadian state
18
Discrete event kejadian diskrit dapat didefenisikan sebagai sejumlah keadaan yang menyebabkan perubahan sesaat instantaneous change dalam satu
atau lebih deskriptor keadaaan sistem . Konsep simulasi diskrit didasarkan pada
perubahan status varibel model yang berubah hanya pada waktu diskrit. Misalnya pada kasus model machine shop yang didalamnya terdapat proses mesin sedan
bekerja maupun menganggur.
19
3.5.3. Tahapan Dalam Studi Simulasi
. Nilai diskrit dapat dicatat dari antara nilai kontinu yang teramati. Kecepatan mobil dapat dicacat sekali dalam setiap
perjalanan. Kecepatan mobil ini termasuk nilai kontinu namun hasil pengukurannya dan pencatatannya dalam bentuk diskrit kerena dicatat pada setiap
kali perjalanan yang terpisah.
Sistem kontinu adalah sistem yang aktivitas utamanya menyebabkan perubahan halus pada atribut dari entitas sistem. Bila sistem semacam ini
dimodelkan secara matematis, varibel-variabel model yang menggambarkan atribut dikontrol oleh fungsi-fungsi malar.
20
18
Banks, J., J.S. Carson, and B.L. Nelson, Discrete-Event System Simulation, Prentice Hall, New Jersey, 1996, Hal 13
19
Setiawan Sandi, SIMULASI Teknik dan Pemograman dan Metode Analisis, Andi Offset, Yogyakarta,1991, Hal 143.
20
Banks, J., J.S. Carson, and B.L. Nelson, Discrete-Event System Simulation, Prentice Hall, New Jersey, 1996, Hal 14.
Dalam simulasi terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan, Jerry Banks memberikan suatu tahapan dalam melakukan studi simulasi dimana dapat dilihat
pada Gambar 3.8.
Universitas Sumatera Utara
Formulasi Masalah
Penentuan Tujuan dan Perencanaan
Pengumpula n Data
Membangu n Model
Penulisan Program
Desain Eksperimen
Menjalankan Simulasi dan Analisis
Dokumentasi
Selesai Verifikasi?
Validasi? No
Yes No
Yes No
Gambar 3.8. Tahapan Simulasi
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan: 1.
Formulasi Masalah. Setiap studi seharusnya dimulai dengan statemen terhadap masalah.
2. Penetepan Tujuan dan Perencanaan Keseluruhan. Tujuan menandai adanya
pertanyaan yang harus dijawab dengan simulasi. Dalam hal ini, definisi harus dibuat berhubungan dengan apakah simulasi merupakan metodologi yang
layak dalam memformulasikan masalah dan tujuan. 3.
Pembangunan Konsep Model. Membangun sebuah model dari suatu sistem merupakan seni dalam ilmu pengetahuan. Walaupun tidak mungkin
menyediakan kumpulan petunjuk yang akan menuntun dalam membangun sebuah model yang sesuai dengan berbagai kejadian.
4. Pengumpulan Data. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara
model yang dibuat dengan kumpulan data input yang diperlukan. 5.
Penerjermahan Model. Karena kebanyakan sistem dunia nyata yang dimodelkan memerlukan informasi penyimpanan dan perhitungan, maka
model harus dimasukkan ke dalam format komputer. 6.
Verifikasi. Verifikasi berhubungan dengan program komputer yang dipersiapkan terhadap model simulasi.
7. Validasi, adalah penentuan keakuratan model dalam merepresentasikan sistem
nyata. Validasi biasanya dilakukan dengan kalibrasi suatu model, proses iterasi membandingkan model dengan perilaku sistem aktual dan
menggunakan diskrepansi antara keduanya.
Universitas Sumatera Utara
8. Perancangan Eksperimen. Menentukan alternatif yang akan disimulasikan.
Seringkali, keputusan yang berhubungan dengan alternatif yang akan disimulasikan harus dijalankan hingga selesai dan dianalisa.
9. Pengoperasian dan Analisis Simulasi . Run hasil, dan analisis berikutnya
digunakan untuk mengestimasi ukuran performansi terhadap rancangan sistem yang disimulasikan.
10. Penambahan Simulasi. Didasarkan pada analisis run yang telah diselesaikan,
analis menentukan seandainya tambahan run diperlukan dan rancangan experiment tambahan apa yang seharusnya dilakukan.
11. Dokumentasi dan Penyajian. Terdapat dua jenis dokumentasi yaitu: program
dan progress. Hasil dari semua analisis seharusnya dilaporkan dengan tepat dan jelas dalam laporan akhir.
12. Implementasi. Keberhasilan tahap implementasi tergantung pada seberapa
baik 11 tahap sebelumnya dilaksanakan. Dalam memodelkan sebuah sistem, sangat penting untuk memahami
konsep dari sebuah sistem dan sistem pembatas. Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek manusia, mesin, dan informasi yang dihubungkan
dan saling berinteraksi bersama-sama dalam aturan-aturan atau adanya saling ketergantungan untuk menyelesaikan beberapa tujuan.
Lingkungan sistem adalah perubahan yang terjadi di luar sistem, perubahan tersebut seringkali mempengaruhi sebuah sistem. Dalam pemodelan
sistem, sangat penting untuk memutuskan pembatas antara sistem dan
lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
3.5.4. Verifikasi dan Validasi Model