memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir formal.
2.2 Ciri-ciri model pembelajaran PBL
Bridges 1992 dan Charlin 1998 telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama yang perlu ada di dalam proses pembelajaran PBL seperti berikut.
1. “Pembelajaran berpusat atau bermula dengan masalah; 2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang
mungkin akan dihadapi oleh mahasiswasiswa dalam kerja profesional mereka di masa depan;
3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh mahasiswasiswa semasa proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah;
4. Para mahasiswasiswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri;
5. Mahasiswasiswa akan bersifat aktif dengan pemrosesan maklumat; 6. Pengetahuan sedia ada akan diaktifkan serta menyokong pembangunan
pengetahuan yang baru; 7. Pengetahuan akan diperoleh dalam konteks yang bermakna;
8. Mahasiswasiswa berpeluang
untuk meningkatkan
serta mengorganisasikan pengetahuan; dan
9. Kebanyakan pembelajaran berlaku dalam kumpulan kecil dibanding menerusi kaidah perkuliahan.”
Pembelajaran PBL memusatkan pembelajaran dengan menggunakan masalah bukan hanya sekedar konsep seperti pembelajaran lainnya. Masalah yang
digunakan dalam pembelajaran ini adalah masalah yang berkaitan langsung dengan masalah kehidupan sehari-hari yang sering dialami oleh manusia. Hal ini
bertujuan apabila siswa mengalami masalah tersebut dalam kehidupannya siswa tersebut dapat mengatasinya. Pembelajaran dengan menggunakan masalah
membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas dibandingkan dengan pembelajaran lainnya karena, dalam pembelajaran PBL siswa dituntut untuk
memecahkan masalah untuk mendapatkan pengetahuan sendiri.
Menurut Barrows dalam Yasa 2005: 7 pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan pembelajaran lainnya yaitu:
1. “pembelajaran bersifat student centered; 2. pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil;
3. guru berperan sebagai fasilitator dan moderator; 4. masalah menjadi fokus dan stimulus pembelajaran, masalah merupakan
sarana mengembangkan secara klinis keterampilan problem solving; 5. informasi-informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri self directed
learning.” Berdasarkan pendapat Barrows pembelajaran PBL memiliki sifat student centered
yaitu lebih menekankan keaktifan siswa dibandingkan guru. Dalam pembelajaran PBL guru hanya sebagai fasilitator bukan penyampai materi secara utuh.
Pembelajaran PBL dalam prakteknya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok tersebut nantinya diberi suatu masalah yang berkaitan
dengan kehidupan nyata dan harus dipecahkan bersama. Dari permasalahan itulah siswa dituntut belajar mandiri untuk mendapatkan pengetahuan baru.
2.3 Tujuan Model Pembelajaran PBL