Menurut Barrows dalam Yasa 2005: 7 pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan pembelajaran lainnya yaitu:
1. “pembelajaran bersifat student centered; 2. pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil;
3. guru berperan sebagai fasilitator dan moderator; 4. masalah menjadi fokus dan stimulus pembelajaran, masalah merupakan
sarana mengembangkan secara klinis keterampilan problem solving; 5. informasi-informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri self directed
learning.” Berdasarkan pendapat Barrows pembelajaran PBL memiliki sifat student centered
yaitu lebih menekankan keaktifan siswa dibandingkan guru. Dalam pembelajaran PBL guru hanya sebagai fasilitator bukan penyampai materi secara utuh.
Pembelajaran PBL dalam prakteknya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok tersebut nantinya diberi suatu masalah yang berkaitan
dengan kehidupan nyata dan harus dipecahkan bersama. Dari permasalahan itulah siswa dituntut belajar mandiri untuk mendapatkan pengetahuan baru.
2.3 Tujuan Model Pembelajaran PBL
Menurut Trianto 2010: 94 pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan yaitu: 1. “Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan memecahkan masalah; 2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik;
3. Menjadi pelajar yang mandiri.” Berdasarkan pendapat Trianto PBL memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk tidak hanya berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Model pembelajaran
berdasarkan masalah juga memiliki tujuan dalam menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah. PBL juga membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dalam menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya kelak.
2.4 Langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan Pannen, 2001, yaitu:
1. “mengidentifikasi masalah; 2. mengumpulkan data;
3. menganalisis data; 4. memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya;
5. memilih cara untuk memecahkan masalah; 6. merencanakan penerapan pemecahan masalah;
7. melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan; dan 8. melakukan tindakan action untuk memecahkan masalah.”
Empat tahap yang pertama mutlak diperlukan untuk berbagai kategori tingkat berpikir, sedangkan empat tahap berikutnya harus dicapai bila pembelajaran
dimaksudkan untuk mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi higher order thinking skills. Langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang
sangat penting dalam PBL. Pemilihan masalah yang tepat agar dapat memberikan pengalaman belajar yang mencirikan kerja ilmiah seringkali menjadi masalah bagi
guru dan siswa. Artinya, pemilihan masalah yang kurang luas, kurang relevan dengan konteks materi pembelajaran, atau suatu masalah yang sangat
menyimpang dengan tingkat berpikir siswa dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran Pannen, 2001.
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL