melainkan bagian dari proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis, menumbuhkan perubahan sikap, dan perilaku
masyarakat. Oleh sebab itu, sosialisasi harus terintegrasi dalam aktivitas pemberdayaan dan dilakukan secara terus menerus untuk memampukan
masyarakat menanggulangi masalah-masalah kemiskinan secara mandiri dan berkesinambungan.
Pada sisi aktifitas fisiknya, sosialisasi diharapkan menerapkan beberapa pendekatan yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Pendekatan yang
dilakukan, diharapkan bisa membangun keterlibatan masyarakat sebagai subjek pelaksana program melalui pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan
pemahaman untuk menemukan kesepakatan-kesepakatan bersama yang berpijak pada kesetaraan, kesadaran kritis dan akal sehat.
2. Aspek Perencanaan
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Purnamasari 2008 yang menyatakan bahwa fungsi perencanaan adalah sebagai alat untuk memilih,
merencanakan untuk masa yang akan datang, cara untuk mengalokasikan sumber daya serta alat untuk mencapai sasaran, dan apabila dikaitkan dengan
pembangunan yang hasilnya diharapkan dapat menjawab semua permasalahan, memenuhi kebutuhan masyarakat, berdaya guna dan berhasil guna, serta mencapai
tujuan yang diinginkan, maka perencanaan itu sangat diperlukan agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah. Dengan adanya perencanaan yang
baik akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Alasan-alasan penggunaan pendekatan partisipatif bagi perencanaan dan pengelolaan pembangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu 1 masyarakat berhak untuk ikut dan terlibat dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, berhak terlibat dalam keputusan-keputusan dan
keberadaan mereka sehari-hari dan masa depan mereka, 2 jika masyarakat benar-benar diberi kesempatan dan haknya, untuk terlibat secara aktif dalam
pembangunan, maka pembangunan diperkirakan berlangsung lebih efektif dan efisien Adi, 2003
Pada program pemerintah dalam bidang penyaluran Raskin, Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang terbatas pada saat tahap perencanaan
menyebabkan progra m pelaksanaan Raskin terkesan “dipaksakan”. Keterbatasan
waktu tersebut turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan masing-masing tahapan dan keseluruhan program. Dalam pentargetan ditemui adanya kesalahan
sasaran dalam tingkat yang relatif tinggi. Hal ini terindikasi dari adanya rumah tangga tidak miskin yang menjadi penerima Raskin dan adanya pemerataan dalam
satu RT yang hampir satu RT menjadi penerima SMERU, 2008.
3. Aspek Pelaksanaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Taufiqullah 2007, partisipasi masyarakat dalam hal sumbangan tenaga dapat juga diartikan bahwa bentuk
partisipasi masyarakat berkaitan dengan kemampuannya untuk berkontribusi. Hal ini dapat dipahami dengan jelas oleh karena pola hidup masyarakat desa masih
kental dengan sistem kegotong royongan, dimana apabila ada sesuatu kegiatan yang melibatkan sekelompok warga tertentu, maka dengan spontan warga
Universitas Sumatera Utara
masyarakat lainnya akan ikut membantu, apalagi bila kegiatan tersebut adalah kegiatan pembangunan infrastruktur yang manfaatnya langsung dirasakan oleh
masyarakat. Menurut penelitian SMERU 2008 Masyarakat merasa bahwa dalam
setiap tahapan pelaksanaan kegiatan pelibatan masyarakat sangat besar serta ada pembagian tugas dan kewenangan yang jelas di dalamnya antara masyarakat dan
pemerintah serta tidak ada intervensi terlalu jauh dari pemerintah serta tidak dimungkinkan adanya keputusan sepihak. Dengan demikian aspek pelaksanaan
akan berpengaruh terhadap keberhasilan program pembangunan masyarakat desa.
4. Aspek Pemanfaatan