Pembuktian Hipotesis Ketiga, Keempat, Kelima, dan Keenam

4.8.3. Pembuktian Hipotesis Ketiga, Keempat, Kelima, dan Keenam

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas Aspek Sosialisasi, Aspek Perencanaan, Aspek Pelaksanaan, dan Aspek Pemanfaatan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembuktian hipotesis ketiga

a. H 03 : b 3 = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel aspek sosialisasi secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. b. H A3 : b 3 ≠ 0, berarti ada pengaruh variabel aspek sosialisasi secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. Nilai T hitung variabel aspek sosialisasi X 1 adalah T hitung 3,809 T tabel 1,660 dengan tingkat signifikan 0,004 Þ 0,05. Dari hasil tersebut maka H 03 ditolak dan H A3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara aspek sosialisasi yang dilakukan pelaksana kegiatan sosialisasi secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam terbukti. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapatan Norland 1992 menemukan bahwa petani berpartisipasi dalam penyuluhan karena mereka mempunyai waktu untuk berpartisipasi, memiliki motivasi internal yang kuat, informasi yang disediakan berkualitas dan secara sosial mereka menikmatinya. Dari aspek Universitas Sumatera Utara perubahan perilaku, seseorang akan berpartisipasi jika mereka mendapatkan pengetahuan tentang program yang dikembangkan dengan efektif dan benar Dolisca, dkk., 2006; Blackstock, dkk., 2010. Pengetahuan tentang program desa mandisi pangan bisa diperoleh masyarakat dengan mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi.

2. Pembuktian hipotesis keempat

a. H 04 : b 4 = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel aspek perencanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. b. H A4 : b 4 ≠ 0, berarti ada pengaruh variabel aspek perencanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. Nilai T hitung variabel aspek perencanaan X 3 adalah T hitung 2,145 T tabel 1,660 dengan tingkat signifikan 0,004 Þ 0,05. Dari hasil tersebut maka H 04 ditolak dan H A4 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh aspek perencanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam terbukti. Menurut Skilbeck 2006, metode pembelajaran yang tepat mampu meningkatkan partisipasi orang dewasa dalam sebuah kegiatan pendidikan. Jika metode yang digunakan memberi kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengekspresikan diri, maka partisipasinya akan meningkat. Demikian pula yang diungkapkan oleh Ife 2008 bahwa metode yang menghargai keberadaan petani sebagai orang yang ahli dalam mengerjakan usaha Universitas Sumatera Utara taninya berdasarkan pengalaman mereka mampu meningkatkan partisipasi peternak dalam penyuluhan. Namun demikian, jika metode yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, maka partisipasi akan menurun. Berkaitan dalam pengembangan desa mandiri pangan, pihak penyuluh atau pendamping masayarakat menghargai setiap aspirasi masyarakat dengan melibatkan unsur masyarakat sekitar dalam tahapan perencanaan kegiatan program desa mandiri pangan demi terciptanya partisipasi masyarakat yang baik.

3. Pembuktian hipotesis kelima

a. H 05 : b 5 = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel aspek pelaksanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. b. H A5 : b 5 ≠ 0, berarti ada pengaruh variabel aspek pelaksanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. Nilai T hitung variabel aspek pelaksanaan X 4 adalah T hitung 2,892 T tabel 1,660 dengan tingkat signifikan 0,004 Þ 0,05. Dari hasil tersebut maka H 05 ditolak dan H A5 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh aspek pelaksanaan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam terbukti. Secara teoritis, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi Slamet, 1994:137-143. Dengan adanya keterlibatan ini, secara tidak langsung masyarakat sudah terlibat dalam kegiatan pelaksanaan program desa mandiri pangan. Universitas Sumatera Utara

4. Pembuktian hipotesis keenam

a. H 06 : b 6 = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel aspek pemanfaatan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. b. H A6 : b 6 ≠ 0, berarti ada pengaruh variabel aspek pemanfaatan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam. Nilai T hitung variabel aspek pemanfaatan X 5 adalah T hitung 2,978 T tabel 1,660 dengan tingkat signifikan 0,004 Þ 0,05. Dari hasil tersebut maka H 06 ditolak dan H A6 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh aspek pemanfaatan secara parsial terhadap keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam terbukti. Partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan program pembangunan. Partisipasi berarti keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. Ndraha 2000 mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama dalam mencapai hasil dari program pembangunan tidak mencapai sasaran karena kurangnya partisipasi masyarakat. Keadaan ini dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain: Kartasasmita, 2007 a. Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil masyarakat dan tidak menguntungkan rakyat banyak. b. Pembangunan meskipun dimaksudkan menguntungkan rakyat banyak, tetapi rakyat kurang memahami maksud itu. Universitas Sumatera Utara c. Pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat dan rakyat memahaminya, tetapi cara pelaksanaannya tidak sesuai dengan pemahaman mereka. d. Pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tetapi sejak semula rakyat tidak diikutsertakan. Keikutsertaan masyarakat adalah sangat penting di dalam keseluruhan proses pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan selayaknya mencakup keseluruhan proses mulai dari awal sampai tahap akhir. Oleh karena itu, menurut Ndraha 2000 partisipasi publik dapat terjadi pada 4 empat jenjang, yaitu: a. Partisipasi dalam proses pembentukan keputusan b. Partisipasi dalam pelaksanaan c. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil d. Partisipasi dalam evaluasi. Konsep ini memberikan makna bahwa masyarakat akan berpartisipasi secara sukarela apabila mereka dilibatkan sejak awal dalam proses pembangunan melalui program pemberdayaan. Ketika mereka mendapatkan manfaat dan merasa memiliki terhadap program pemberdayaan, maka dapat dicapai suatu keberlanjutan dari program pemberdayaan. Keberhasilan gerakan pembaharuan desa akan sangat ditentukan oleh sejauh mana usaha-usaha yang dilakukan mampu mentransformasikan kelemahan menjadi kekuatan, dan bagaimana mentransformasikan segala potensi menjadi kekuatan pendorong perubahan serta memanfaatkan hasil pembangunan tersebut Universitas Sumatera Utara dengan baik Juliantoro, 2003:3. Lebih luas dari itu, cakupan pembaharuan desa pada dasarnya ingin menciptakan kemakmuran rakyat dengan melakukan perubahan atas penataan beberapa aspek kehidupan, yakni sosiopolitik, sosioekologi, sosioekonomi, sosiobudaya dan aspek spasial Poernomo, 2004:7. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek pemanfaatan sangat mendukung keberhasilan program desa mandiri pangan. Sehingga dapat disimpulkan aspek sosialisasi, aspek perencanaan, aspek pelaksanaan dan aspek pemanfaatan berpengaruh terhadap keberhasilan program desa mandiri pangan. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, dimana kekuatan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan lebih dominan dan dalam pelaksanaan peran masyarakat lebih diutamakan. Hal ini dapat dicapai dengan menguatkan kapasitas mereka melalui pemberian kesempatan, keahlian dan pengetahuan sehingga mereka mampu untuk menggali dan memaanfaatkan potensi mereka sendiri. 1. Aspek Sosialisasi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mardiantono 2003 dan Sasono 2010 yang menyatakan terdapat pengaruh positif faktor eksternal berupa bantuan teknis dari pemerintah dalam aspek perencanaan terhadap keberhasilan program pemberdayaan masyarakat desa. Kegiatan sosialisasi program yang dilaksanakan dirasakan sangat penting, karena dengan adanya sosialisasi yang berlangsung dengan baik, akan memberikan kemudahan dan pemahaman kepada seluruh warga desa mengenai rencana dan tujuan dari Universitas Sumatera Utara program tersebut, sehingga langkah-langkah pelaksanaan program dapat dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang telah disampaikan. Berkaitan dengan pentingnya aspek Sosialisasi dalam mendukung keberhasilan program pemerintah, SMERU 2008 mengatakan bahwa Sosialisasi program merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat kepuasan penerima terhadap pelaksanaan Raskin adalah paling tinggi dibanding tingkat kepuasan aparattokoh desakelurahan atau kabupatenkota. Meskipun demikian, penerima maupun aparattokoh di tingkat desakelurahan dan kabupatenkota menilai sosialisasi merupakan aspek yang paling tidak memuaskan. Temuan lapangan bahwa sosialisasi kepada aparat dilakukan secara berjenjang dan seringkali digabungkan dengan monitoring dan evaluasi sehingga sosialisasi kegiatan menjadi tidak efektif, keterbatasan sosialisasi juga berpengaruh terhadap transparansi program kepada masyarakat, berpotensi menimbulkan korupsi, ketidaktepatan sasaran, dan kesalahan persepsi aparat pemda bahwa Raskin adalah program Pemerintah Pusat sehingga mempengaruhi keseriusan mereka dalam mendukung pelaksanaan program kemudian temuan lainnya juga mengatakan bahwa di semua wilayah studi tidak ditemukan adanya informasi tentang Program Raskin yang ditempel di tempat umum atau dapat diakses oleh masyarakat luas. Selanjutnya P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan mengatakan bahwa dalam konteks proyek P2KP, sosialisasi bukan hanya diartikan bagaimana program P2KP dapat dipahami oleh masyarakat baik subtansi maupun prosedurnya. Sosialisasi bukan sekedar diseminasi atau media publikasi, Universitas Sumatera Utara melainkan bagian dari proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis, menumbuhkan perubahan sikap, dan perilaku masyarakat. Oleh sebab itu, sosialisasi harus terintegrasi dalam aktivitas pemberdayaan dan dilakukan secara terus menerus untuk memampukan masyarakat menanggulangi masalah-masalah kemiskinan secara mandiri dan berkesinambungan. Pada sisi aktifitas fisiknya, sosialisasi diharapkan menerapkan beberapa pendekatan yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Pendekatan yang dilakukan, diharapkan bisa membangun keterlibatan masyarakat sebagai subjek pelaksana program melalui pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman untuk menemukan kesepakatan-kesepakatan bersama yang berpijak pada kesetaraan, kesadaran kritis dan akal sehat.

2. Aspek Perencanaan

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Purnamasari 2008 yang menyatakan bahwa fungsi perencanaan adalah sebagai alat untuk memilih, merencanakan untuk masa yang akan datang, cara untuk mengalokasikan sumber daya serta alat untuk mencapai sasaran, dan apabila dikaitkan dengan pembangunan yang hasilnya diharapkan dapat menjawab semua permasalahan, memenuhi kebutuhan masyarakat, berdaya guna dan berhasil guna, serta mencapai tujuan yang diinginkan, maka perencanaan itu sangat diperlukan agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah. Dengan adanya perencanaan yang baik akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program pembangunan. Universitas Sumatera Utara Alasan-alasan penggunaan pendekatan partisipatif bagi perencanaan dan pengelolaan pembangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 masyarakat berhak untuk ikut dan terlibat dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, berhak terlibat dalam keputusan-keputusan dan keberadaan mereka sehari-hari dan masa depan mereka, 2 jika masyarakat benar-benar diberi kesempatan dan haknya, untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan, maka pembangunan diperkirakan berlangsung lebih efektif dan efisien Adi, 2003 Pada program pemerintah dalam bidang penyaluran Raskin, Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang terbatas pada saat tahap perencanaan menyebabkan progra m pelaksanaan Raskin terkesan “dipaksakan”. Keterbatasan waktu tersebut turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan masing-masing tahapan dan keseluruhan program. Dalam pentargetan ditemui adanya kesalahan sasaran dalam tingkat yang relatif tinggi. Hal ini terindikasi dari adanya rumah tangga tidak miskin yang menjadi penerima Raskin dan adanya pemerataan dalam satu RT yang hampir satu RT menjadi penerima SMERU, 2008.

3. Aspek Pelaksanaan

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Taufiqullah 2007, partisipasi masyarakat dalam hal sumbangan tenaga dapat juga diartikan bahwa bentuk partisipasi masyarakat berkaitan dengan kemampuannya untuk berkontribusi. Hal ini dapat dipahami dengan jelas oleh karena pola hidup masyarakat desa masih kental dengan sistem kegotong royongan, dimana apabila ada sesuatu kegiatan yang melibatkan sekelompok warga tertentu, maka dengan spontan warga Universitas Sumatera Utara masyarakat lainnya akan ikut membantu, apalagi bila kegiatan tersebut adalah kegiatan pembangunan infrastruktur yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Menurut penelitian SMERU 2008 Masyarakat merasa bahwa dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan pelibatan masyarakat sangat besar serta ada pembagian tugas dan kewenangan yang jelas di dalamnya antara masyarakat dan pemerintah serta tidak ada intervensi terlalu jauh dari pemerintah serta tidak dimungkinkan adanya keputusan sepihak. Dengan demikian aspek pelaksanaan akan berpengaruh terhadap keberhasilan program pembangunan masyarakat desa.

4. Aspek Pemanfaatan

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sasono 2010 yang menyatakan terdapat pengaruh positif aspek pemanfaatan program pembangunan terhadap keberhasilan program pembangunan masyarakat desa. Suatu program pembangunan masyarakat desa jika tidak dimanfaatkan dengan baik oleh stakeholder pembangunan khususnya masyarakat penerima manfaat pembangunan maka semua daya upaya yang dilakukan untuk menyukseskan program tersebut akan sia-sia. Dengan demikian terlihat jelas adanya pengaruh yang signifikan antara aspek pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat penerima manfaat terhadap keberhasilan program desa mandiri pangan. Pentingnya aspek pemanfaatan ini berlaku dalam semua program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, diantaranya adalah PNPM. Sistem perencanaan pembangunan yang partisipatif mulai dari Program Pengembangan Universitas Sumatera Utara Kecamatan PPK hingga PNPM-MPd telah membuktikan bahwa masyarakat diberi kesempatan sepenuhnya dalam menyampaikan aspirasi, merencanakan, melaksanakan dan memanfaatkan serta melestarikan kegiatan, mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan. Majalah Sinergis, 2012.

4.10. Hambatan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Program Pengendalian DBD yang Dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012

4 64 200

Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Prasarana Transportasi Darat (Studi Deskriptif: Pada Desa Hutatinggi, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara)

2 58 96

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

DAMPAK PROGRAM AKSI DESA MANDIRI PANGAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT (Survey Pada Anggota Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut).

0 1 1

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN PURWAKARTA (Studi Kasus di Desa Margaluyu dan Desa Batutumpang.

0 0 4

STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN DI DESA MUNTUK, KABUPATEN BANTUL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 0 147

6. Pendapatan Sebulan - Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebrhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam

0 0 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemberdayaan - Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebrhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebrhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kota Subulussalam

0 0 10

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN DI KOTA SUBULUSSALAM TESIS

0 0 17