25 direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa dapat berinteraksi
dan bekerjasama secara kooperatif. Banyak penelitian yang dilakukan mengenai penggunaan matode
pembelajaran kooperatif. Pada umumnya, hasil-hasil penelitian tersebut mendukung penggunaan metode pembelajaran kooperatif. Data-data tersebut
menunjukkan bahwa suasana belajar kooperatif menghasikan prestasi belajar yang lebih tinggi, membuat hubungan yang positif antar siswa dan menciptakan
suasana belajar yang lebih efektif.
2.1.9.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Suprijono 2009 :54 pembelajaran kooperatif adalah suatu konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas
berupa pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah tersebut.
Slavin dalam Isjoni 2010: 15 pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
dengan setting kelompok-kelompok kecil yang memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu
masalah melalui interaksi sosial bersama teman sebayanya, memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu
26 bersamaan serta menjadi narasumber bagi teman yang lain. Emmer dan Garwels
2007: 75 berpendapat: Cooperative learning CL provides an alternative to competitive or
individualistic classroom activities by encouraging collaboration among students in small groups. The use of CL alters the structure of classroom
activities and roles: the class organization changes to a multigroup structure, the teachers role as an information transmitter is reduced, and
the students role shifts toward that of group participant and decision maker.
Maksud dari pernyataan tersebut yaitu Cooperative Learning memberikan sebuah alternatif aktifitas kelas baik yang berisfat kompetitif ataupun
perseorangan dengan mendorong kolaborasi diantara para siswa dalam kelompok- kelompok kecil. Kegunaan dari CL adalah mengubah bentuk aktifitas dan peranan
ruang kelas. Organisasi kelas berubah menjadi sebuah susunan multigroup, peranan guru sebagai pengantar atau pentransfer informasi dikurangi, dan peran
pelajar bergeser menjadi peserta dalam kelompok dan pengambil keputusan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang per kelompok dengan struktur kelompok yang heterogen. Melalui pembelajaran
kooperatif akan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang lain dalam mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran
kelompok yang mempersilahkan salah satu anggota kelompok untuk menyelesaikan semua tugas bukan disebut sebagai pembelajaran kooperatif. Hal
ini karena tidak terjadi kerjasama antar anggota kelompok. Roger dan Johnson Suprijono 2009 :58 mengemukakan bahwa tidak semua
belajar kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai
27 hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Lima unsur tersebut yaitu: 2.1.9.1.1
Positive interdependence saling ketergantungan positif Unsur
ini menunjukan
bahwa dalam
pembelajaran ada
dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan
kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2.1.9.1.2 Personal responsibyliti tanggung jawab perseorangan
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk
menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama. 2.1.9.1.3
Face to face promotive interaction interaksi promotif Unsur ini dapat menghasilkan ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi
promotif yaitu: 1 saling membantu secara efektif dan efisien; 2 saling memberi informasi dan saran yang diperlukan; 3 memproses informasi bersama secara
lebih efektif dan efisien; 4 saling mengingatkan; 5 saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan
wawasan terhadap mesalah yang dihadapi; 6 saling percaya; 7 saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
28 2.1.9.1.4
Interpersonal skill komunikasi antar anggota Untuk mengoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa
harus: 1 saling mengenal dalam mempercayai; 2 mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; 3 saling menerima dan saling mendukung; 4
mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. 2.1.9.1.5
Group processing pemrosesan kelompok Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Guru dapat mengetahui siapa yang membantu dan tidak
membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk
mencapai tujuan kelompok.
2.1.9.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif