dalam model regresi yang dihasilkan. Apabila model regresi, korelasi antar variable independen yanh dihasilkan nilai VIF
≤ 10 dan angka tolerance diatas 0,10 maka korelasi antar variable independen dalam model regresi bebas dari
multikorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi yang selanjutmya mengenai factor-faktor gangguan adalah
distribusi probailitas gangguan yang dianggap tetap sama untuk seluruh pengamatan-pengamatan. Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas
adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai. Heteroskeditisitas berarti bahwa varians variable dalam model tidak sama.
Hal ini bias diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antar residual dengan seluruh variabel independen atau yang dalam
model regresi adalah penakmenjelaskan. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksiran yang diperoleh
tidak efesien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar Algifari 2000:85.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.5.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda untuk melihat hubungan antara variable bebas dan
variable tidak bebas. Y= bo +
Y :
Kepuasan pelanggan :
Variabel reliability :
Variabel responsiveness :
Variabel assurance :
Variabel empaty
Bo :
Konstanta :
Koefisien regresi untuk variable ,
, dan :
Kesalahan baku
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.5.2.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara simultan uji F dan parsial uji t. Langkah-langkah yang dilakukan untuk masing-
masing uji hipotesis antara lain sebagai berikut:
Uji Simultan uji F
1. Digunakan untuk menguji ccocok atau tidaknya model regresi yang
dihasilkan
:
= 0 model regresi yang dilakukan tidak cocok
:
≠ 0 model regresi yang dihasilkan cocok
2. Tingkat signifikan 0,05
3. Gambar Kurva Distribusi F
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ho diterima Ho ditolak
Gujarati 1995:80
Uji Parsial Uji t
1. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesis alternative:
:
= 0 tidak ada pengaruh secara parsial antara Kulaitas Jasa Reliability, Responsivennes, Assurance, dan Empathy
dengan kepuasan pelanggan
: ≠ 0 terdapat pengaruh secara parsial antara Kualitas Jasa
Reliability, Responsivennes, Assurance, dan Empathy dengan
kepuasan pelanggan
2. Tingkat signifikan 0,05
3. Daerah kritis
melalui kurva distribusi t dua sisi:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Gujarati 199579
Keterangan :
a. Jika
≤ ≤
, maka diterima
ditolak artinya variable independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh
terhadap variable dependen.
b. Jika
atau , maka
ditolak diterima artinya variable independen secara parsial mempengaruhi
variable dependen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Air merupkan kebutuhan yang sangat vital bagi semua kehidupan di dunia, namun sembarang air yang tidak dapat memenuhi syarat kesehatan
dapat menjadikan petaka bagi kehidupan itu sendiri.Oleh karena itu air yang bersih dapat memenuhi standar kesehatan itulah yang sangat dibutuhkan oleh
kehidupan masyarakat baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan.
Kota Blitar pada jaman penjajahan cukup dikenal, bahkan jaman Belanda domisili asisten sarana air bersih baru dikelola dengan baik.Namun
demikian, fasilitas air minum perkotaan belum dilayanai secara khusus.Dengan berkembangnya Kota Blitar yang lebih maju maka kebutuhan
fasilitas umum berupa sarana air bersih baru dikelola dengan baik.Sebagai awalnya pengelolaan air bersih dikelola oleh suatu badan yang disebut
dengan Badan Pengelolaan Air Minum BPAM Kotamadya Blitar, yang secara yuridis berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
141KPTSCKX1982 tanggal 2 Oktober 1982.Badan inilah yang merupakan embrio keberadaan PDAM Kota Blitar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.