66
Tabel 3.13 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus II
No. B
N I
Indeks Kesukaran
1. 25
33 0,75
Mudah 2.
28 33
0,84 Mudah
3. 27
33 0,81
Mudah 4.
27 33
0,81 Mudah
5. 27
33 0,81
Mudah 6.
27 33
0,81 Mudah
7. 28
33 0,84
Mudah 8.
28 33
0,84 Mudah
9. 23
33 0,69
Sedang 10.
28 33
0,84 Mudah
11. 29
33 0,87
Mudah 12.
26 33
0,78 Mudah
13. 29
33 0,87
Mudah 14.
24 33
0,72 Mudah
15. 28
33 0,84
Mudah 16.
28 33
0,84 Mudah
17. 30
33 0,9
Mudah 18.
29 33
0,87 Mudah
19. 28
33 0,84
Mudah 20.
24 33
0,72 Mudah
21. 30
33 0,9
Mudah 22.
22 33
0,66 Sedang
23. 28
33 0,84
Mudah 24.
27 33
0,81 Mudah
25. 30
33 0,9
Mudah
Berdasarkan hasil indeks kesukaran item pada siklus II di atas, diperoleh hasil bahwa 23 soal termasuk ke dalam kategori soal mudah
dan 2 soal termasuk ke dalam kategori soal sedang.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti dengan cara memperhatikan jenis data yang akan dianalisis. Data yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67 Nilai = x 100
kualitatif. Berikut inimerupakan rumus-rumus yang akan digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data yang telah diperoleh untuk menilai data
kuantitatif dan data kualitatif.
7.1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
Nilai akhir hasil belajar masing-masing siswa perlu dihitung untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Berikut rumus
yang akan digunakan peneliti untuk menghitung nilai akhir hasil
belajar siswa :
Keterangan: B = jumlah skor yang diperoleh
N = skor maksimal Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM didapatkan
dengan cara jumlah siswa yang mencapai KKM dibagi dengan jumah seluruh siswa dikali 100. Perhitungan presentase siswa yang
mencapai KKM menggunakan rumus berikut:
7.2. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa
Pemberian skor untuk menghitung nilai keaktifan belajar siswa peneliti lakukan dengan pengisian kuesioner yang berisi 20 pernyataan
dengan 8 indikator keaktifan. Kriteria pensekoran kuesioner keaktifan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68 dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan skala likert untuk
penilaian setiap item pernyataan pada kuesioner. Pengukuran dengan skala likert menurut Sugiono 2010: 93 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.14 Pengukuran dengan Skala Likert
Keterangan Skor
Item Positif Item Negatif
Sangat setuju 4
1 Setuju
3 2
Tidak setuju 2
3 Sangat tidak setuju
1 4
Berdasarkan perolehan skor dengan menggunakan skala likert, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut untuk menghitung hasil
pengisian kuesioner keaktifan belajar siswa :
Presentase keaktifan belajar siswa yaitu rata-rata seluruh siswa dibagi dengan jumlah skor maksimal seluruh pernyataan dikali 100 .
Perhitungan presentase siswa yang minimal cukup aktif dapat menggunakan rumus berikut:
Peneliti menggunakan Pedoman Acuan Patokan PAP 1 untuk menganalisis hasil kuesioner keaktifan belajar siswa. Peneliti
69 menggunakan PAP 1 karena persentilnya lebih besar dari pada PAP 2.
PAP 1 digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dengan cara membandingkan dari kondisi awal dan sesudah
mendapatkan perlakuaan atau tindakan. Peneliti menghitung data yang diperoleh dari kuesioner dengan
menghitung rentangan skor kriteria keaktifan belajar siswa. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rentangan skor kriteria keaktifan
belajar siswa:
Setelah mendapatkan rerata maka perolehan hasilnya dimasukan ke dalam klasifikasi Pedoman Acuan Patokan PAP tipe 1. Hasil
tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam kriteria keaktifan siswa. Berikut adalah rentang skor dalam kriteria keaktifan dengan PAP tipe
1 Masidjo,1995: 153:
Tabel 3.15 Rentang Skor Dalam Kriteria Keaktifan
dengan PAP Tipe 1
Persentase Rentang
Skor Nilai Huruf
Klarifikasi
90 – 100
72 – 80
A Sangat Aktif
80 – 89
64 – 71
B Aktif
65 – 79
52 – 63
C Cukup Aktif
55 – 64
44 – 51
D Kurang Aktif
55 44
E Sangat Kurang Aktif
Rentang Skor = Persentase x Skor Maksimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
8. Indikator Keberhasilan