Prestasi Belajar Keaktifan Belajar

14 1.1.2.5.Belajar Kognitif Beberapa ahli psikologi dan pendidikan menyebutkan proses kognitif tidak terlalu dipersoalkan selama belajar. Proses semacam itu menyangkut berfikir menggunakan logika dedukatif dan induktif.

1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syah 2008: 144 menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, di antaranya: 1 Faktor internal faktor dari dalam siswa, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani dari siswa yang bersangkutan. 2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam mempelajari materi-materi pelajaran.

1.2. Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia manjadi prestasi yang berarti hasil belajar learning outcome yang pada umumnya berkenaan dengan aspek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 pengetahuan Arifin, 2009: 12. Hamalik 2004: 159 berpendapat prestasi adalah indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sudjana 2005: 3 juga mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. Definisi dari prestasi belajar di atas dapat disimpulkan sebagai hasil dari proses belajar dan perubahan perilaku siswa yang dapat diukur dengan evaluasi. Yamin dalam Adayu, 2014: 22 mengklasifikasikan ada empat komponen yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1 lingkungan fisik dapat mempengaruhi prestasi belajar karena interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya dapat menjadi sumber pengetahuan baru yang nantinya berdampak pada proses belajar siswa; 2 kematangan sistem syaraf menjadikan anak memperoleh manfaat secara maksimal dari pengalaman fisik yang dia peroleh; 3 peran lingkungan sosial tersebut juga dapat memacu atau menghambat strategi kognitif siswa. Strategi kognitif tersebut sebagai kemampuan internal sesorang berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan; 4 berawal dari ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. 16

1.3. Keaktifan Belajar

Yamin 2007: 77 memaparkan bahwa keaktifan siswa merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang aktif merupakan pengajaran yang melibatkan pemikiran siswa dan memungkinkan siswa untuk mengubah segala sesuatu yang sudah dipelajari yang awalnya pasif menjadi aktif Mahyuni, 2009: 9. Aspek-aspek yang mendukung terjadinya keaktifan siswa menurut Mc Keachie dalam Yamin, 2007: 77 terdapat tujuh poin, yaitu: 1 partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran; 2 tekanan pada aspek afektif dalam belajar; 3 partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; 4 kelompokan kelas sebagai kelompok belajar; 5 kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa; 6 kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran; 7 pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran Yamin, 2007: 77. Peneliti menjabarkan bahwa terdapat tujuh indikator keaktifan belajar yang digunakan dalam penelitian ini. Ketujuh indikator tersebut adalah 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 17 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 melakukan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, 6 melatih diri dalam memecahkan masalah yang sejenis, 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya Sudjana, 2009: 61.

1.4. Pendekatan Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2.

0 0 301

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 16 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 4 Purwodadi. 1. COVER TESIS

0 0 1

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

5 36 148

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234