1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas yang harus dilakukan siswa setiap saat karena dengan belajar siswa akan mendapatkan pengetahuan apa saja secara
menyeluruh. Belajar tidak hanya dilakukan ketika siswa akan menghadapi ulangan saja, tetapi belajar juga harus dilakukan siswa kapan saja dan di mana
saja, baik belajar di luar maupun di dalam kelas. Belajar perlu dilakukan terus-menerus agar hasil belajar siswa lebih optimal.
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku siswa baik dari sikap kognitif, afektif maupun psikomotorik. Proses pembelajaran
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dari dalam diri siswa yang meliputi keinginan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan faktor
eksternal dari luar siswa yang meliputi guru yang mengajarkan dengan
menggunakan metode-metode yang tepat. Guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
guru dituntut untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran untuk menemukan manfaat dari media, pengelolaan kelas dan dalam hal lainnya
yang mendukung guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. Keterampilan guru dalam pemilihan dan penggunaan metode merupakan
salah satu kompetensi yang disyaratkan dimiliki guru yaitu kompetensi pendagogik PP. No 74 TH 2008 dalam Wijaya Kusumah dan Dedi
Dwitagama, 414: 2010. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, maka guru dapat memberikan pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru mampu mengajarkan target yang ingin dicapai berhasil dengan baik. Pembelajaran biasanya tidak
tercapai, apabila guru cenderung menggunakan metode yang sama sehingga siswa cenderung bosan dan melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas
seperti: menggambar di dalam buku, bermain handphone, bercakap-cakap dengan teman satu bangku dan melakukan berbagai aktivitas lainnya yang
mengabaikan guru ketika guru sedang mengajar. Akibatnya siswa tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar siswa
mengalami penurunan. Pembelajaran yang terjadi di kelas XI 1PS 1 SMA Negeri 11
Yogyakarta biasanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, hal itu dirasakan monoton oleh siswa. Tidak semua siswa memperhatikan penjelasan
guru, siswa sering mengabaikan penjelasan guru, bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, dan sibuk melakukan berbagai aktivitasnya di dalam
kelas. Sehingga membuat siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran akuntansi. Dengan adanya masalah yang timbul di atas, peneliti
menerapkan metode teams games tournament TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai
hasil sesuai yang telah ditentukan. Ada banyak metode pembelajaran yang bersifat kooperatif antara lain:
metode jigsaw, mind mapping, examples non examples, numbered head
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
together , teams games tournament TGT, dan masih banyak metode
pembelajaran kooperatif lainnya yang bisa digunakan dalam pembelajaran siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif proses belajar
mengajar memungkinkan interaksi antara dua atau lebih siswa yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat
terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,
tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang cukup
menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran teams games tournament
TGT. Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di
dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan Slavin, 1995: 84. Dengan penerapan metode TGT ini, siswa diharapkan termotivasi
dan dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar. Metode ini membantu siswa untuk saling bekerja sama dengan kemampuan yang
berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal ini, penulis tertarik untuk menggunakan metode teams games tournament
TGT dengan alasan sebagai berikut: 1.
Dengan adanya TGT siswa dilatih untuk bekerja sama dan bertanggung jawab di dalam team.
2. Siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang
dimilikinya. 3.
Siswa dapat menaati prosedur-prosedur permainan yang diterapkan dan memanfaatkan permainan yang sedang dilaksanakan untuk membantu
dalam memahami materi yang diajarkan. 4.
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, penulis percaya metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi
yang diajarkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament TGT untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi. Penelitian dilaksanakan di
kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta”.
B. Batasan Masalah