Macam-macam Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

manajer sesuai dengan situasi dan kepentingan. Jadi, setiap manajer satu dengan yang lainnya mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Masing- masing pemimpin mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam memimpin anak buahnya, yaitu karyawan. Macam- macam gaya kepemimpinan diungkapkan beberapa ahli sebagai berikut : a. Menurut Schein Tika, 2006:66 Terdapat lima macam gaya kepemimpinan, yaitu : 1. Gaya Paranoid Gaya seorang pemimpin yang selalu merasa curiga dan tidak percaya terhadap orang lain. Pemimpin semacam ini asyik dengan iltelegensia dan aktivitas kontrol, kekuatan tersentralisasi, reaktif dengan pengembangan strategi, mempunyai kewaspadaan tinggi baik ke dalam maupun keluar, menekankan diversifikasi, sinis, konservatif dan perhatian. 2. Gaya Kompulsif mendorong Gaya seorang pemimpin yang takut terhadap kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dan tidak mengawasi hsl- hal yang bisa berakibat terhadap organisasi, mengarah kepada kompulsif yang detail, perfeksionisme, mengutamakan masalah ritual, hierarkis yang ketat, hati-hati dalam berpikir, kaku dalam mengimplementasikan strategi. 3. Gaya Dramatik Gaya seorang pemimpin yang banyak memerlukan perhatian orang, asyik dengan kepentingan diri sendiri, pernyataan emosi yang berlebihan, senang dengan aktivitas-aktivitas kegembiraan, mengeksploitasi orang lain, dangkal dan sering berani mengambil keputusan dan resiko tinggi, tidak jelas struktur organisasi, ambisius. 4. Gaya Depresif Gaya seorang pemimpin yang kurang berpengharapan dan kurang percaya diri, mengarah pada pasif total, konservatisme ekstem, mempunyai tendensi birokratis terhadap lingkungan. 5. Gaya Schizoid Gaya seorang pemimpin berdasarkan perasaan bahwa dunia tidak menyediakan banyak jalan kepuasan dan kebanyakan interaksi tidak jalan, mengarah pada kevakuman pemimpin. Pemimpin tidak mengarahkan dan tidak pula mendelegasikan wewenang tetapi menangani sendiri. Tidak menaruh pada pemasaran produk yang bisa dikembangkan. b. Menurut Studi Iowa Usman, 2006:255 Penelitian ini dilakukan oleh Lippit dan White pada tahun 1930 dibawah pembimbing Lewin dari Universitas Iowa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otoriter, laize faire dan demokratis. 1. Gaya kepemimpinan otoriter Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan menunjukkan berbagai sikap yang menonjolkan “kekakuannya” antara lain dalam bentuk: a kecenderungan memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka; b pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itru dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan; c pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara memberitahukan kepada para bawahan tersebut bvahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja; d melakukan tindakan yang punitif apabila bawahan melakukan pelanggaran atau kesalahan. Selain itu, pemimpin yang demikian tidak mau menerima saran dan kritik dari para bawaha n karena dianggap hanya merongrong kekuasaannya. Dalam pelaksanaan tugas, ia menuntut ketaatan penuh dari para bawahan, dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan, bernada keras dalam memberi perintah. Keberhasilan pencapaian tujuan bukan kerana keyakinan dari para bawahan tetapi karena takutnya bawahan terhadap pemimpinnya dan hukuman yang akan diberikan apabila mereka tidak patuh pada pimpinan. 2. Gaya kepemimpinan laize faire Pemimpin dengan tipe ini mempunyai pandangan bahwa organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena terdiri dari orang-orang yang dewasa dan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. Pemimpin ini cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan. Pemimpin seperti ini cenderung memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja dan sehingga kesejahteraan karyawan terjamin. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin laize faire mempunyai karakteristik sebagai berikut : a pendelegasian wewnang terjadi secara ekstensif; b pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal- hal tertentu yang menuntut keterlibatannya; c status quo organisasional tidak terganggu; d penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri; e sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum. 3. Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan ini dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang ideal. Gaya kepemimpinan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : a pemimpin berperan sebagai koordinator dan integrator sehingga terdapat pembagian tugas yang jelas; b para bawahan dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan; c menghargai adanya perbedaan sehingga dalam perbedaan harus terjamin kebersamaan; d apabuila terjadi pelanggaran atau kesalahan tidak langsung menghukum tetapi melakukan tidakan korektif dan edukatif ; e dalam pemberian tugas juga memperhatikan kemampuan para karyawannya; f mau mendengarkan dan menerima kritik dan saran dari para bawahan; g mau memberikan penghargaan keada karyawan yang berprestasi tinggi; h memberikan bimbingan dan pengarahan apabila karyawan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tugas; i memperhatikan kesejahteraan karyawan, misalnya memberikan fasilitas kerja yang sesuai kebutuhan, memberikan rasa aman selama bekerja.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan Atasan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Di PT "X" Pada Bagian Produksi).

0 0 27

Perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja : studi kasus karyawan bagian produki pertenunan ATBM `Santa Maria` Boro, Banjarsari, Kalibawang, Kulon Progo.

0 1 125

Evaluasi efisiensi biaya produksi berdasarkan anggaran biaya produksi : studi kasus pada Pertenunan `Santa Maria` Boro.

0 0 135

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

0 1 120

Studi kasus pada karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria, Boro, Kulon Progo SKRIPSI

0 0 90

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Sy

0 0 123

Pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan berdasarkan persepsi karyawan bagian tenun : studi kasus pertenunan Santa Maria Boro, Banjarsari, Kalibawang, Kulon Progo - USD Repository

0 0 129

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

0 0 123

Pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan manajer terhadap kepuasan kerja karyawan : Studi kasus pada karyawan tetap bagian SDM dan umum PT. Madubaru Yogyakarta - USD Repository

0 0 97

Pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan : Studi kasus pada karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 132