25
5. Evaluasi Organoleptik Waysima dan Adawiyah, 2008
Evaluasi  organoleptik  yang  dilakukan  adalah  uji  afektif,  yaitu  uji  rating  hedonik menggunakan skala kategori 7 poin. Digunakan sebanyak 70 orang panelis tidak terlatih yang
merupakan  representasi  dari  populasi  target  konsumen.  Panelis  diminta  memberikan penilaian terhadap kesukaan pada atribut warna, aroma, tekstur, rasa, dan keseluruhan produk
over all, serta penilaian subjektif terhadap kelayakan produk disebut sebagai kalio. Berikut skala kategori yang digunakan.
1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka
3 = agak tidak suka 4 = netral
5 = agak suka 6 = suka
7 = sangat suka
Data  yang  diperoleh  dianalisis  dengan  analisis  ragam.  Jika  ditemukan  perbedaan signifikan  terhadap  nilai  kesukaan  panelis,  dilakukan  uji  lanjut  dengan
Duncan’s  Multiple Comparison  Test
DMRT.  Pengolahan  data  dilakukan  menggunakan  software  SAS  9.1.3. Portable
. Selain  penilaian  tingkat  kesukaan  terhadap  masing-masing  atribut,  panelis  juga
diminta menentukan atribut sensori apa yang paling menentukan kesukaan mereka terhadap produk  secara  keseluruhan.  Dengan  diketahuinya  atribut  sensori  penentu  kesukaan  panelis
ini, diharapkan penentuan proses optimum dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
6. Analisis Proksimat dan Pengukuran pH
a. Kadar Air AOAC, 1995
Cawan  aluminium  dikeringkan  dalam  oven  selama  15  menit  dan  didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang A. Sampel ditimbang sebanyak ± 2 g
dalam  cawan  B.  Cawan  beserta  isi  dikeringkan  dalam  oven  100
o
C  selama  6  jam. Cawan dipindahkan ke dalam desikator lalu didinginkan dan ditimbang. Cawan beserta
isinya  dikeringkan  kembali  sampai  diperoleh  berat  konstan  C.  Perhitungan  kadar  air disajikan pada persamaan 20.
Kadar Air bb  =
B −C−A
B
x100 21
b. Kadar Protein AOAC, 1995
Sampel  sebanyak  ±  100-250 mg dimasukkan kedalam  labu  Kjeldahl,  ditambah dengan  1  ±  0.1  g  K
2
SO
4
,  40  ±  10  mg  HgO  dan  2  ±  0.1  ml  H
2
SO
4
pekat.    Sampel didestruksi  selama  30  menit  sampai  cairan  jernih.    Pindahkan  isi  labu  ke  dalam  alat
destilasi dan bilas 5-6 kali dengan air destilata sebanyak 1-2 ml dan tambahkan 8-10 ml
26
campuran  larutan  60    NaOH-    5  Na
2
S
2
O
3
.  Sambungkan  labu  tadi  dengan  alat destilasi  dan  kondensor  yang  telah  dilengkapi  dengan  penampung  yang  berisi  larutan
H
3
BO
3
.    Destilasi  sampai  volume  destilat  15  ml  kemudian  titrasi  dengan  NaOH  0.1N sampai  larutan  kuning  titk  akhir.  Total  nitrogen  dan  kadar  protein  kasar  dihitung
dengan persamaan 22 dan 23.
Total Nitrogen bb  =
ml  HCl −ml  blanko   .N HCl  .14,007 gr  sampel
.100   22 Kadar protein  =  Total Nitrogen  x faktor konversi
23 Keterangan :
Faktor konversi = 6.25
c. Kadar Lemak AOAC,  1995
Labu  lemak  disediakan  sesuai  dengan  ukuran  alat  ekstraksi  soxhlet  yang digunakan.  Labu  dikeringkan  dalam  oven  dengan  suhu  105-110
o
C  selama  15  menit, kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang A. Ditimbang sebanyak ± 5 g
sampel  B  dalam  kertas  saring,  kemudian  ditutup  dengan kapas  bebas  lemak.  Kertas saring  beserta  isinya  dimasukkan  ke  dalam  ekstraksi  soxhlet  dan  dipasang  pada  alat
kondensor.  Pelarut heksana  dituangkan  ke  dalam  labu  soxhlet  secukupnya.  Dilakukan refluks selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali menjadi bening. Pelarut yang
tersisa  dalam  labu  lemak  didestilasi  dan  kemudian  labu  dipanaskan  dalam  oven  pada suhu  105
o
C.  Setelah  dikeringkan  sampai  berat  tetap  dan  didinginkan  dalam  desikator kemudian  labu  beserta  lemak  ditimbang  C  dan  dilakukan  perhitungan  kadar  lemak.
Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan persamaan 23.
Kadar Lemak bb  =
C −A
B
x100 24
d. Kadar Abu AOAC, 1995