44
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK yang merupakan bentuk kajian yang sistematis, reflektif, dilakukan oleh pelaku tindakan guru, dan dilakukan
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian bersiklus yang dilakukan oleh guru berdasar permasalahan riil yang
ditemui di kelasnya. Langkah-langkahnya yaitu: merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif, partisipatif, dan reflektif mandiri.
Tujuannya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang meliputi sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi, sehingga hasil belajar siswa dan kinerja
guru dapat meningkat. Penelitian tindakan kelas Wardhani, 2008 : 1.4, merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya melalui langkah merancang, melaksanakan,
pengamatan dan refleksi. Tujuannya memperbaiki kualitas pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Manfaat penelitian tindakan kelas dapat
membantu guru memperbaiki pembelajaran, membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri guru serta memungkinkan guru secara
aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan Wardhani, 2008 : 1.19.
45 Tindakan dalam penelitian direncanakan pelaksanaannya dalam 2 siklus dan
setiap siklusnya menggunakan waktu 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan planing, pelaksanaan acting, observasi
observing, refleksi reflekting. Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan dengan
bagan berikut :
Bagan 3.1: Alur penelitian Bagan 3.1 diterangkan bahwa pemberian tindakan dalam penelitian tindakan
kelas direncanakan dengan memperhatikan kondisi sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada setiap
siklus. Siklus I direncanakan dengan memperhatikan kondisi awal, siklus II direncanakan dengan memperhatikan kondisi dan hasil pelaksanaan siklus I, dan bila
mungkin terjadi dapat dilanjutkan pada siklus III meskipun penelitian tindakan kelas hanya direncanakan dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tes awal untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak materi pokok mengidentifikasi unsur cerita. Hasil tes awal atau nilai prasiklus dan KKM sekolah
digunakan sebagai pertimbangan penentuan batas ketuntasan penelitian. Nilai prasiklus dibandingkan dengan nilai siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada keterampilan menyimak cerita melalui media audio visual berdasarkan standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
KONDISI AWAL
TINDAKAN PENINGKATAN
HASIL BELAJAR
46
Permasalahan
P E
R E
N C
A N
A A
Indikator Belum
REFLEKSI
Indikator Tercapai
P E
R E
N C
A N
A A
N
Indikator Belum Tercapai
Refleksi
Pelaksanaan dan Observasi
Alternatif Pemecahan Rencana Tindakan I
Indikator Tercapai
Selesai
SIKLUS I
Dilanjutkan ke
SIKLUS II
P E
R E
N C
A N
A A
Indikator Belum
REFLEKSI PELAKSANA
AN DAN OBSERVASI
Indikator Tercapai
SIKLUS I
P E
R E
N C
A N
A A
N
Indikator belum Tercapai
Refleksi
Pelaksanaan dan Observasi
Indikator Tercapai
Selesai
SIKLUS II
Dilanjutkan ke SIKLUS III
Demikian jelas hubungan antar siklus sangat erat dan saling terkait, karena antar siklus sebenarnya merupakan upaya tindakan lanjutan dari tindakan sebelumnya.
Sistem pelaksanaan antar siklus dijelaskan dengan bagan berikut :
Bagan 3.2 : Hubungan antar-Siklus Keterangan bagan 3.2, berangkat dari permasalahan yang ditemukan, peneliti
menentukan alternatif pemecahannya dengan menyusun rencana tindakan yang diperlukan. Siklus I meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
47 Refleksi meliputi analisis dan penilaian pada proses tindakan siklus I, merupakan
upaya peneliti untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Setelah diadakan refleksi diperlukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan
ulang, dan refleksi ulang untuk siklus II. Jika ada indikator yang belum tercapai pada siklus I maka dilanjutkan pada siklus II.
Siklus I bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita bagi siswa, kemudian dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus II bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita materi pokok mengidentifikasi unsur
cerita dengan media audio visual setelah dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I. Jika ada indikator yang belum
tercapai pada siklus II dilanjutkan pada siklus III. Namun jika semua indikator sudah tercapai maka penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan menyimak
cerita materi pokok mengidentifikasi unsur cerita melaui media audio visual dinyatakan selesai.
3.2 Subjek Penelitian