Saran-saran KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

mengenai teknik teknik penyajian, pengelolaan kelas, maupun dapat mendorong siswa untuk berani berdiskusi. 4 Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan mandiri. Bentuk keberhasilan atau kegagalan seseorang, menuntut kemampuannya untuk berfikir dan menemukan sesuatu yang baru melalui kondisi lingkungan dan mempertimbangkan aspek-aspek kepribadiannya. Kemampuan danusaha yang optimal dalam belajar yang dilakukan melalui penemuan konsep, prinsip dan gagasan baru memerlukan kondisi pembelajaran yang kondusif dengan kesempatan yang cukup luas. Kondisi yang kondusif dapat mendorong minat dan kreativitas seseorang agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada umumnya orang yang memiliki minat belajar tinggi cenderung ingin tahu, memiliki kreativitas yang tinggi, berfikiran devergen, memiliki rasa percaya diri, memiliki semangat dalam melakukan aktivitas dan menyukai aktivitas yang memerlukan kemampuan yang kreatif.

C. Saran-saran

Dalam rangka turut mengembangkan pemikiran dengan peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan berdasarkan kesimpulan serta implikasi di atas, maka disarankan: 1. Kepada Guru a. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya lebih banyak melibatkan siswa secara aktif, dimana siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna. Antara lain dengan cara memilih strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada keterlibatansiswa secara optimal, seperti strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Dalam menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru hendaknya melakukan persiapan yang l3ebih baik dan matang, terutama dalam penyusunan materi hand-out yang jelas dan terstuktur, sehingga mudah dipahami siswa dalam diskusi kelompok. c. Hendaknya guru Pendidikan Kewarganegaraan mau mencoba strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai alternatif dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena STAD merupakan suatu sistem pembelajaran yang berorientasi pada proses sehingga pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran. Selain itu pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, efektif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi sehingga pembelajaran kooperatif STAD merupakan suatu alternatif pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi siswa. d. Pada kelompok belajar kooperatif, guru hendaknya tetap berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam mengoptimalkan beljar para siswanya. 2. Kepada Kepala Sekolah a. Untuk memperluas wawasan pemikiran dalam dunia pendidikan, hendaknya para kepala sekolah secara aktif mau mengirimkan bapak ibu guru khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam setiap kegiatan diskusi, seminar maupun kegiatan ilmiah lainnya. Hal ini dapat memberikan inovasi- inovasi dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan antara lain penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. b. Hendaknya para kepala sekolah selalu aktif mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi pendidikan lain, LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan maupun masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, antara lain dengan mengembangkan strategi pembelajaran kooperatif yang kreatif seperti STAD. c. Agar proses pembelajaran kooperatif khususnya pembelajaran tipe STAD dapat terlaksana lebih efektif dan optimal, para kepala sekolah sebaiknya berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan. 3. Kepada Pejabat Pendidikan Nasional a. Dalam rangka pencapaian kurikulum, bagi mereka yang berwenang dan memegang proses perencanaan pendidikan secara global agar kurikulum yang diberlakukan hendaknya merupakan kurikulum yang berkelanjutan, integrasi, karena pembangunan sektor pendidikan untuk investasi masa depan bangsa, hendaknya siswa tidak hanya dibekali kemampuan kognitif saja melainkan juga kemampuan mental yang diperlukan. b. Hendaknya pejabat terkait menghimbau kepada para pendidik agar dapat menghilangkan penggunaan strategi pembelajaran konvensionsl dengan mengganti strategi pembelajaran kooperatif. DAFTAR PUSTAKA Atwi Suparman.1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-Dirjen Dikti, Depdikbud. Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Dirjen Dikti. Depdiknas. Akbar Hawadi,R. Sihadi DW.,Mardi W.2001. Kreativitas. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Anita Lei. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. ________. 1999. Strategi Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Citra Media. Arends, Richard I. 1997. Classroom instruction and Management. New York: McGraw-Hill company Inc. Arends, Ricard I. 2001. Learning to Teach. Fifth Edition. New York: Mcgraw-Hill Companies Inc. Aiken. Lewis R. 1997.Psychologycal Testing and Assessment. 9 th Ed. Singapore : Allyn and Bacon. Asmawi Zainul. 2001. Alternatif Assesmen. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Anderson SB. 1986. Encyclopedia of Educational Evaluation. San Fransisco: Jossey Bass Publishers. Akbar Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo. Boediono. 1984. Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. ________ . 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Budiyono.2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Perss. Depdikbud. 1985. Pedoman Metode Pengajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Penerapannya. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Dick, Walter and Lou Carey. 1990. The Systemic Design of Intruction. New York: Herper Collins Publisher Inc. Driscoll MP. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston: Allyn Bacon. Dimyati Mahmud. 1999. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Raka Press. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi Aryani. 2001. 2002. Pengaruh Pemanfaatan Alat Peraga terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Edgar Dale.1963. Audio Visual Methods in Teaching. New York-Chicago-San Fransico-Toronto- london Holt. Richard and Winston. Fraenkel RJ. dan Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Reseacrch in Education. Second Edition. New York: Mac Graw Hill Inc. Gagne, R.M. 1976. The Condition of Learning. Thrid Edition. New york: Holt Rinehart and Winston Inc. Gagne, Edgar Dale. 1985. The Cognitive Psycology of School Learning. Boston: Little Brown. Gagne.RM. and Drisscoll,Mp.1989. Essentials if Learning for Intruction. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Garrison.KC. 1982. Psycology of Adolecence. Emgliwood Clifts. N.J. :Prentice Hall. Inc. Gerungan. W.A.1993. Psikologo Sosial. Bandung: Eresco. Gronlund.N.F.1985. Constructing Achievement test. diterjemahkan oleh Sirait Bistok. Menyusun Tes Hasil Belajar . Semarang : IKIP Semarang. Ibrahim, Nana Syaodih. S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. John. Mc Manama dalam Soenarwan. 2008. Pendekatan Sistem dalam Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Johnson, DW. Johnson, RT. Hambee EJ. 1991. Cooperative in the Classroom Interaction. Minnnessota: Book Company. Karnadi. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya. Loudgren. 1994. Cooperative Learning: in The Science Classrom. New York: McGraw-Hill Company. Muhamad Syafik. 2003.Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Mochtar Buchori. 1982. Tranformasi Pendidikan di Era Globalisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nasution. S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Reily dan Lewis. 1993. Education Psycology: Aplications for classroom Learning and Instruction. New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Sri Anitah, Norhadi. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Slavin R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Syaifudin Anwar. 1990. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____________. 2000. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____________. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Singgih D.Gunarso. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Suharsimi Arikunto. 1990. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Suparno, Paul.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Searrs, Susan. 2002. Contextual teaching and Learning: A Primer for Effective Instruction. Bloomington: Phi Delta Kappa Educational Foundation. Toeti Sukamto dan Udin Saripudin W. 1996. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, PAU-Dirjen Dikti, Depdikbid, Jakarta. Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Lampiran 1. RPP Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Satuan Pendidikan : SMP. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan PKn KelasSemester : VIII 2 Standar Kompetensi : 4. Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar : 4.1 Menjelaskan hakekat demokrasi. Indikator : Menguraikan macam-macam demokrasi. Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A.Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat: Menjelaskan macam-macam demokrasi. B.Materi Pembelajan Macam-macam demokrasi.

C.Metode

 Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok.  Strategi : Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Kompetensi yang dilatihkan : 1.Mencermati apa yang disampaikan guru. 2.Berbagi kelompok. 3.Bekerja sama dalam kelompok. 4.Menghargai pendapat orang lain. 5.Mengerjakan soal kuis. 6.Menyelesaikan tugas tepat waktu.

D. Alat Sumber Belajar

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 5

penelitian adi wijaya

0 0 7

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13