Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen

Nasution 2001:180 daya beda yang dianggap masih memadai untuk sebutir soal ialah apabila sama atau lebih besar dari +0,25. Bila sebuah butir soal memiliki daya beda lebih kecil dari +0,25 maka butir soal tersebut dianggap kurang mampu membedakan peserta tes yang mempersiapkan diri dengan yang tidak dalam menghadapi tes. Soal yang demikian memiliki daya pembeda yang kurang baik. Dalam penelitian ini soal yang dianggap layak adalah soal dengan indeks diskriminasi berkisar lebih besar dari +0,25. semakin tinggi daya beda suatu butir soal makin baik soal tersebut , begitu juga sebaliknya semakin rendah daya beda suatu butir soal dianggap makin tidak baik butir soal tersebut. Atas dasar kriteria tersebut maka keputusan tentang layak atau tidaknya dapat dianalisa. Tes obyektif diuji dengan menganalisis butir soal untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda. Apalagi langkah-langkah tersebut telah dilakukan berarti persyaratan tes sebagai alat pengumpul data telah terpenuhi.

b. Validitas Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir soal tes prestasi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan validitas uji yang digunakan adalah validitas butir soal. Validitas ini digunakan untuk menguji setiap butir soal dari soal yang telah dibuat. Untuk menguji validitas butir maka setiap skor-skor yang ada pada setiap butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Suharsimi Arikunto 1999: 74 menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dinyatakan sahih valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Untuk menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan Korelasi Product Moment dari Person yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 1999:72 dengan rumus sebagai berikut : N Σ XY – Σ X Σ Y r xy = ______________________________________ ______________________________________ √ { N Σ X² – Σ X ² } { N Σ Y² – Σ Y ²} Keterangan : r xy : Korelasi product moment. X : Skor masing-masing butir soal. Y : Skor total. N : Jumlah siswa. Σ XY : Skor butir dikalikan skor total. atau jumlah X x Y Angka hasil perhitungan r xy kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf signifikansi 5 . Butir soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel.

c. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjuk pada keajegan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur Suharsimi Arikunto,1999: 83. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak harus dapat diketahui koefisien reliabilitasnya. Reliabilitas tes diuji dengan teknik belah dua dari Spearman Brown : 2 r ½ ½ r 11 = ______________ 1+ r ½ ½ Keterangan : R ½ ½ : Korelasi antara skor-skor setiap belahan. r 11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan. Menurut Suharsimi Arikunto 1999: 75 bahwa interprestasi mengenai besarnya koefisien adalah sebagai berikut : Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan dengan komputer program Microsoft Excel diperoleh dari sejumlah 45 butir soal tes prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan terdapat 5 butir soal yang tidak valid, dan 40 butir soal yang dinyatakan valid karena memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,964. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir soal memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

2. Uji Coba Angket Minat Belajar Pendidikan Kewarganegaraan a. Validitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 5

penelitian adi wijaya

0 0 7

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13