Y =
α
+
ß
X
α =
Konstanta, yakni besaran yang tidak berubah
ß =
Slope parameter, misalnya kenaikan X sebesar satu satuan akan meningkatkan Y sebesar
ß.
X = Iklan Y = Keputusan Pembelian
3.9.3 Uji Hipotesis
3.9.3.1 Uji Secara Signifikansi Uji t
Uji t atau uji secara signifikansi yaitu membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh iklan sebagai variabel bebas terhadap keputusan pembelian sebagai
variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H
a
: b
1
≠ 0, artinya ada pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian. H
: b
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian.
Dasar pengambilan keputusan dapat dengan tiga cara: 1.
Dengan membandingkan t hitung dan t tabel. a.
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka ada pengaruh antara variabel X masingmasing dengan variabel Y H
ditolak dan H
a
diterima b.
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka tidak ada pengaruh antara variabel X masing-masing dengan variabel Y H
diterima dan H
a
ditolak 2.
Dengan menggunakan angka signifikasi. a.
Apabila angka signifikasi 0,05 maka H ditolak dan H
a
diterima.
b. Apabila angka signifikasi 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. 3.
Membuat kesimpulan a.
Bila P value 0,05 maka H ditolak dan H
a
diterima. Artinya variable independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
b. Bila P value 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.
3.9.3.2 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Dimana 0 R
2
1. sebaliknya, jika Koefisien Determinasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan
tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
KFC Kentucky Fried Chicken adalah suatu merek dagang waralaba dari Yum Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.
Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket.
Col. Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia
menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu
dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia restoran
pertamanya tidak menggunakan nama tersebut. Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual
kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants yang
sekarang dikenal sebagai Yum Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo.
PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama