38
juga akan berpengaruh terhadap pengetahuan, wawasan, dan pandangan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola perilaku kehidupan sehari-hari, termasuk
pola makan, cara pandang terhadap hidup sehat, dan akses mereka terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini ditunjukkan pada penelitian Riskesdas 2007 bahwa
dengan semakin tingginya prevalensi disabilitas, semakin rendah pula tingkat pendidikannya. Hasil penelitian lain dilakukan Rinajumita 2011 bahwa lansia
memiliki pendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 71,1.
4. Tipe Daerah
Lokasi tempat tinggal atau tipe daerah penduduk lansia mencerminkan perbedaan lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya dari kehidupan masyarakatnya.
Perbedaan ini tentunya menyebabkan pola perilaku masyarakat yang berbeda termasuk cara pandang terhadap kehadiran penduduk lansia. Penduduk lansia di
pedesaan mempunyai ruang gerak yang relatif lebih bebas untuk beraktivitas dibanding rekannya di perkotaan Sugiharti, 2010: 36.
Pada analisis Astuti dan Budijanto 2009:391 mengenai data Riskesdas 2007, disabilitas fisik lebih banyak terjadi di pedesaan daripada di perkotaan.
Menurut kajian tersebut, mengungkapkan bahwa penyakit jantung lebih banyak terjadi di pedesaaan 2,8 daripada di perkotaan 2,4 dan penyakit diabetes
melitus dan tumor lebih banyak terjadi di perkotaan daripada di pedesaan. 5.
Status Kawin
Status perkawinan adalah faktor sosial penting untuk kematian lansia. Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup menjanda atau duda akan mempengaruhi
keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologisnya Bustan, MN, 2007.
39
Berdasarkan penelitian Trihandini 2007, lansia yang menikah dapat mempertahankan aktifitas fisik dasar sebesar 1,25 kali dibanding dengan lansia
yang tidak menikah. Dan menurut penelitian Sugiharti 2010 lansia yang tidak menikah mempunyai risiko disabilitas 2 kali lebih besar dibandingkan dengan
lansia yang menikah.
6. Kondisi Sosial Ekonomi
Tiga aspek pada determinan ekonomi ini sangat mempengaruhi lansia aktif, yaitu pendapatan, pekerjaan, dan perlindungan sosial. Lansia yang miskin
meningkatkan risiko untuk menjadi sakit dan disabilitas. Menurut Trihandini 2007, lansia yang memiliki penghasilan rata-rata di atas median dapat
mempertahankan aktifitas fisik dasar 1,2 kali dibanding dengan lansia yang memiliki penghasilan rata-rata di bawah atau sama dengan median.
Banyak lansia wanita yang tinggal sendiri dan tidak punya cukup uang untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan pelayanan kesehatan.
Lansia yang sangat rentan adalah yang tidak mempunyai aset, sedikit, atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiun, dan tidak dapat membayar keamanan atau
merupakan bagian dari keluarga yang sedikit atau pendapatan yang rendah Haryono L, 2008:14.
2.1.2.4.4. Perilaku 1. Aktifitas Fisik