Perilaku Tidak Sehat Unhealhty Behaviours

40 meningkatkan kebugaran tubuh William R. Hazzard dalam Fatmah 2010:74. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik sangat penting peranannya terutama bagi lansia. Dengan melakukan aktifitas fisik, maka lansia tersebut dapat mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatannya. Namun karena keterbatasan fisik yang dimilikinya akibat pertambahan usia serta perubahan dan penurunan fungsi fisiologis, maka lansia memerlukan beberapa penyesuaian dalam melakukan aktifitas fisik sehari-hari. Berdasarkan penelitian oleh Trihandini 2007, dimana pada tahun 1993 terdapat 94 5,8 responden tidak dapat melakukan aktifitas fisik dasar, dan meningkat menjadi 126 7,7 responden pada tahun 2000. Laju insidensi responden dari tahun 1993-2000 adalah 3,2 tahun. Nilai ini dapat diartikan bahwa dari 100 responden lansia, 3-4 lansia tidak dapat melakukan aktivitas fisik dasar setiap tahunnya. Pada penelitian Handajani 2006 responden yang tidak melakukan olahraga maupun melakukan olah raga tidak teratur akan mengalami disabilitas 2,5 kali dibanding responden yang melakukan olahraga teratur.

2. Perilaku Tidak Sehat Unhealhty Behaviours

Pada penelitian Artaud, et al, 2013 di Perancis yang dilakukan dari tahun 2001-2012 mengenai kebiasaan hidup tidak sehat kaitannya terhadap kejadian disabilitas meliputi frekuensi makan sayur dan buah, merokok, dan konsumsi alkohol. Didapatkan bahwa konsumsi sayur dan buah, dan merokok berkaitan 41 dengan peningkatan kejadian disabilitas dan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi alkohol dengan peningkatan kejadian disabilitas. WHO menyatakan, rokok membunuh lebih dari lima juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh sepuluh juta sampai tahun 2020. Jumlah tersebut, 70 korban berasal dari negara berkembang. Lembaga demografi Universitas Indonesia mencatat, angka kematian akibat penyakit disebabkan rokok tahun 2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1.172 jiwa per hari atau sekitar 2,25 dari total kematian di Indonesia Bustan, 2007. Perokok dikategorikan menjadi tiga, perokok ringan yaitu orang yang menghisap kurang dari 10 batang rokok per hari, perokok sedang yaitu orang yang menghisap 10-20 batang rokok per hari, sedangkan perokok berat yaitu orang yang menghisap lebih dari 20 batang rokok per hari. Menghisap sebatang rokok berpengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah karena pada dasarnya perokok menghisap CO karbon monoksida yang berakibat berkurangnya pasokan O 2 oksigen ke dalam jaringan tubuh. Gas CO mengikat hemoglobin Hb yang terdapat dalam sel darah merah lebih kuat dibandingkan dengan oksigen. Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah dan terjadinya proses aterosklerosis penyempitan Bustan, 2007. Berdasarkan penelitian Handajani 2006, responden yang tidak merokok maupun merokok 10 batanghari akan mengalami disabilitas 0,5 kali dibanding dengan responden yang merokok 10 batanghari atau responden yang merokok 42 ≥10 batanghari akan mengalami disabilitas 2 kali lebih besar dibanding responden yang tidak merokok atau merokok 10 batanghari.

2.1.2.4.5. Kejadian Jatuh