103
agar penyakit-penyakit yang lebih berat tidak terjadi dan berakibat pada kejadian disabilitas fisik.
5.1.3. Hubungan Status Diabetes Melitus dengan Kejadian Disabilitas Fisik
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status diabetes melitus dengan kejadian disabilitas fisik pada
lansia di 13 desa di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Hal ini didasarkan pada analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p value = 0,034. Hasil ini lebih kecil
dari 0,05 0,0340,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara status diabetes melitus dengan kejadian disabilitas fisik.
Didapatkan hasil OR=5,702, yang dapat disimpulkan bahwa orang dengan status penyakit diabetes melitus memiliki risiko 5,702 kali lebih besar terhadap kejadian
disabilitas fisik. Hal tersebut bisa dipahami karena komplikasi pada diabetes menyebabkan gangguan kesehatan antara lain gangguan mata retinopati,
gangguan ginjal nefropati, gangguan pembuluh darah vaskulopati, dan kelainan pada kaki yang berdampak pada kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan penelitian Gregg et al, 2002 menunjukkan adanya hubungan diabetes melitus dengan kejadian disabilitas yaitu pada insidensi tahunan kejadian
disabilitas, didapatkan hasil 9,8 wanita lansia dengan riwayat diabetes melitus mengalami disabilitas, dan 4,8 wanita lansia tanpa riwayat diabetes melitus
mengalami disabilitas. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Handajani 2006, bahwa lansia yang menderita diabetes melitus mempunyai risiko untuk
mengalami disabilitas 2,9 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia yang tidak mengalami disabilitas, dan pada penelitian Sugiharti dan Heny 2011 didapatkan
104
hasil bahwa orang yang menderita penyakit diabetes melitus mempunyai risiko 1,337 kali lebih besar untuk mengalami disabilitas.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 12 responden penderita diabetes melitus, 14,9 diantaranya mengalami pandangan kabur dan neuropati atau
gangguan saraf yang dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, pembengkakan, dan kelemahan otot pada bagian tubuh tertentu yang berakibat pada responden kesulitan
dalam melakukan aktifitas fisik, sehingga penderita menggunakan alat bantu seperti tongkat, kruk, dan kursi roda. Selain itu didapatkan 3,0 diantaranya tidak
mengalami disabilitas fisik. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari individu ataupun keluarga yang bersangkutan, dimana apabila responden telah mengetahui
bahwa menderita penyakit diabetes melitus, responden ini lebih berhati-hati dalam menjaga diri, dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan
penyakit yang dideritanya bertambah parah, sehingga mereka tidak sampai mengalami kejadian disabilitas fisik.
5.1.4. Hubungan Status Gangguan Sendi dan Tulang dengan Kejadian